♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

1.2K 125 209
                                    

"Sesingkat apapun kisahnya, perihal melupakan bukanlah hal yang mudah."
°Kaysal Danendra Algivaro°

Elasya menatap nanar pemakaman yang ada di hadapannya, banyak pemakaman yang dibuat disini, sebagai tempat peristirahatan terakhir mereka.

Mata gadis itu terus saja mencari cari dimana letak makam Papanya, suasana sore yang cukup mendung ini, membuat suasana hatinya semakin kacau.

"Gapapa kali yah, El ke makam ini," beonya takut takut.

Pandangan mata gadis itu terhenti saat melihat sebuah pemakaman yang terletak di bawah pohon rindang, dengan langkah gontai, Elasya mendekatinya.

#RIP

Ailen Reylando Adelio
Lahir: Jakarta, 07 Maret 2015
Wafat: Jakarta, 15 Juli 2033
"Akulah kebangkitan dan hidup, barang siapa percaya kepadaKu ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama lamanya."
--Yoh, 11:25-26

Kaki Elasya melemas membacanya, bagaimana bisa ia memiliki orang tua namun memeluk agama yang berbeda.

Ini semua salah Papa, papa yang terlalu menentang, Papa yang terlalu memaksakan, sampai papa lupa, bahwa papa sudah meninggalkan pencipta, hanya demi ciptaannya.

Gadis itu terduduk lemas di tanah, air mata yang tidak bisa ia bendung akhirnya mengalir dengan deras. Ia tertawa sumbang kala melihat salib yang berada tepat di makam Ayahnya.

"Apa Tuhan Yesus ga bakal marah, saat tau ada hamba Allah, yang ternyata, adalah darah daging dari ciptaannya?" tanya Elasya pelan.

"Papa makasih yah, untuk hadiah sweet seventeen-nya, El bener bener kecewa." Tidak ada yang bisa Elasya lakukan selain mengelus elus batu nisan Papanya.

"Pa maafin El yah, El bener bener ga tau gimana caranya ziarah di pemakaman Papa. Karena caranya ga sama kayak di Agama El," cerita Elasya yang hanya bisa terduduk lemas disana.

"Pa, El mau cerita boleh ngga? Walaupun El ga pernah ketemu Papa, tapi El yakin pasti Papa sayang banget sama El." Alam seolah mendukung, perlahan, hujan mulai turun yang mengakibatkan baju Elasya basah.

"El baru putus sama Kay, El sebenernya ga mau putus, El sayang banget sama Kay Pa. Tapi El kecewa sama dia, El benci anak geng motor Pa."

Elasya tertunduk, ia berusaha untuk tidak menangis, namun nyatanya ia tidak bisa. "Pa, El minta maaf Yah, selama 17 tahun ini, El baru kali ini ngunjungin Papa. El ga tau Pa, semua orang nyembunyiin ini dari El, bahkan Ayah juga."

"Biasanya kalo lagi ada masalah El cerita ke Ayah, tapi enggak kali ini, El terlanjur kecewa sama Ayah Pa. Tapi El ga bisa benci Ayah, dari kecil El sama Ayah, bahkan enggak ada orang yang bisa ngertiin El lebih dari Ayah Pa. Semua orang jahat Pa, El ga suka."

Dari kejauhan, ada seseorang yang ikut menangis kala melihat Elasya menangis, tak berani mendekat, ia hanya berdiri di tempatnya. Sekarang ia hanya bisa menjaga Elasya dari kejauhan.

"Pa, El pulang Yah. Besok El kesini lagi, nanti El coba tanya ke Rhea, gimana caranya ziarah ke makan Papa. Tapi El juga takut takut sih, yaudah deh El pulang aja. Kasian Bunda, pasti nyariin." Elasya tersenyum, dan mengecup singkat batu nisan itu.

KAY.EL STORY||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang