♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

1.2K 122 54
                                    

Ppppp kangen ga broo?🖕

"Kay cinta El banyakin😻😻😻."
-Kaysal ngga bucin-

"Rhea." Rhea menoleh kala seseorang memanggil namanya.

"Ada apa gerangan sih kawan?" jawabnya yang tengah asik memakan nasi goreng kantin.

"Itu, lo sama Elasya di panggil ke ruang guru sama Pak Sugeng." Rhea yang semula asik makan menjadi kesal, gadis itu mendumel beberapa kali sambil mengaduk aduk nasi gorengnya.

"Itu aki aki tua bangka mau apasih!" sungutnya kesal.

"Gatau, katanya lu berdua temuin dia sekarang," jelas Vino, orang yang tadi memanggil Rhea.

"Bilang gue gaada." Rhea kembali memakan dengan lahap nasi gorengnya.

"Rhea ga boleh gitu, ayo di temuin dulu," nasehat Elasya yang sedari tadi hanya diam tidak ikut bicara.

Dengan sangat terpaksa gadis itu mengikuti langkah kaki Elasya, beberapa kali berdecak Rhea akhirnya pergi juga.

Rhea kembali menyembulkan kepalanya dari balik pintu sebelum benar benar pergi.

"Rehan!" teriaknya yang membuat Rehan menoleh.

"Apa Rhea?" jawab Rehan pelan, kalo balas ngegas, Rhea ngamuk.

"Jagain nasi gue." Rehan hanya bisa mengangguk saja, jika tidak dituruti bakal panjang urusannya.

"Kalo sampe sebiji pun nasi gue hilang, lo yang gue tendang!" jelas Rhea agak ngegas dan langsung berlari menyusul Elasya.

Anak kelas hanya bisa menghela nafas panjang, sudah tidak asing lagi dengan sosok Rhea yang bar bar dan sering sesuka hati.

"My Elasya lope lope! Tungguin Rhea!"

****

"Pak saya ga bisa." Rhea mengembalikan selembar surat yang tadi pak Sugeng berikan padanya.

"Rhea," kata Elasya pelan berusaha memberikan pengertian pada gadis itu.

"Gue udah muak sama rumus El, gue bosen," elaknya yang membuat Elasya diam.

"Rhea, bapak mohon, harapan sekolah kita hanya kamu dan Elasya. Kamu tahu sendiri kan? Anak kelas lain enggan untuk ikut olimpiade ini, di kelas dua belas, mereka sudah sibuk berpacaran," jelas pak Sugeng yang tidak ditanggapi Rhea, gadis itu sibuk memainkan kukunya.

"Sama pak, saya juga sibuk."

"Tapi bapak yakin kamu masih punya waktu, kamu dan Elasya harapan kami satu satunya sekarang." Elasya memilih diam, ia tidak tau harus berbicara apa.

"Bapak kok maksa sih? Mending bapak aja deh, saya bosen pak jadi orang pinter," katanya sedikit songong di akhir kalimat.

Elasya memukul lengan Rhea sebagai tanda peringatan, gadis itu hanya terkekeh pelan dan cengengesan tidak jelas.

"Bercanda saya pak, mau kok saya ikut, kapan tu pak?"

Pak Sugeng tampak menghela nafas legah, pria paru baya itu pun mengeluarkan sebuah kertas yang terdapat hal hal penting di dalamnya.

KAY.EL STORY||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang