♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

1.7K 169 14
                                    

"Gue belum bisa ngelupain Caca, tapi gue juga ga mau ngelepasin Elasya."
-Kaysal Danendra Algivaro-

E

lasya menunduk saat melihat Alkio yang sudah berkacak pinggang di depan pintu, laki laki itu tampak uring uringan, tatapan matanya berubah menjadi tajam bak singa yang sudah siap menerkam lawan.

"Abang tadi-" ucapan Elasya terhenti saat suara berat Alkio yang membuat nyalinya menciut.

"Masuk!" ujarnya emosi.

"Abang El minta maaf tapi-" Alkio kembali memotong ucapannya. "Masuk kamu!"

"Abang dengerin Teteh dulu!" ujar Elasya yang ikutan kesal karena Alkio membentaknya.

"Elasya! ABANG BILANG MASUK, YAH MASUK!" teriak Alkio dengan tatapan tajamnya.

"Abang?" tanya Elasya tidak percaya kala Alkio membentaknya begitu saja.

"Elasya kamu tuli? Masuk dek! Masuk! Nanti kamu sakit! Emang ada yang peduliin kamu selain kita?!" Elasya menunduk takut, Kaysal hanya diam tidak menjawab ia tau ia salah sekarang.

"Dan lo!" Alkio menunjuk Kaysal dengan tatapan penuh amarah. "Ikut gue!"

Kaysal tidak menjawab dan mengikuti langkah Alkio menuju ruang tamu.

Elasya masih sempat sempatkan memegang tangan Alkio meminta tolong agar laki laki itu tidak memarahi Kaysal.

"Bang, jangan marahin Kay. Teteh mohon, ini semua salah Teteh bang, Teteh yang terlalu bergantung sama Kay. Plies bang." Alkio tidak menjawab dan menyentak dengan kasar tangan Elasya.

"Bang, jangan sakitin Kay bang, Teteh mohon..." Elasya memelas, itu sukses membuat batin Alkio semakin hancur, adiknya terlalu mengemis pada orang yang tentu tidak mengharapkan kehadirannya.

"ELASYA! CINTA BOLEH! BODOH JANGAN! LO TU UDAH DIBODOHIN SAMA YANG NAMANYA CINTA! DAN LO LIAT KAN! APA PERDULI KAYSAL SAMA LO?! HA?! GUE UDAH SERING BILANG JANGAN JADI PEREMPUAN MURAHAN KAYAK GINI! LO SENDIRI YANG TERSAKITI EL!" teriak Alkio yang sudah tidak bisa mengontrol emosinya sendiri, ia benci melihat adiknya seperti ini.

"Abang jangan marahin Teteh!" ujar Altar kesal dan memeluk Elasya yang sudah menangis sesegukan.

"Sayang, ganti baju yah nak, nanti sakit." Lia hanya bisa membantu Elasya untuk menjauh dari sini, jika tidak ada Ailan Alkio lah yang menjadi figur seorang Ayah, yang mengatur semuanya menggantikan sosok laki laki satu itu.

****

Keduanya tengah duduk di ruang tamu. Alkio hanya diam menunggu Kaysal untuk menjelaskan semuanya. Kaysal yang masih basah basahan, dan Alkio yang masih berusaha menahan amarahnya.

"Gue minta maaf," ujar Kaysal final.

"Minta maaf ke adek gue, jangan ke gue," ujar Alkio datar tapi menusuk.

"Gue beneran ga nyangka kalo dia bakal tetep nungguin gue, gue nemenin Caca yang lagi sakit. Lo tau sendirilah Al, Caca udah yatim piatu, siapa lagi yang bakal peduliin dia selain gue." Tanpa diminta, Kaysal pun menjelaskan.

"Gue minta dia jemput lo, dan gue bener bener ga tau kalo lo ga bisa jemput, dan gue merasa bersalah banget sekarang. Maaf." Alkio hanya tertawa miris dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Lo jangan egois jadi cowok Sal, gue tau lo masih suka Caca. Tapi gue mohon banget sama lo Sal, kalo lo belum bisa lupain Caca, tolong lepasin Elasya. Dia berhak buat bahagia Sal, gue benci ngeliat adek gue terlalu berharap sama orang, tapi ujung ujungnya apa? Adek gue juga yang nangis."

KAY.EL STORY||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang