Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[ cr. Giphy , tumblr ]
Janji adalah hal sakral yang harus ditepati sebagai bentuk tanggung jawab.
Hari ini, Yedam sudah berada di ruang tamu rumah pacarnya, Leejung. Yedam ada disana karena sedang menjemput Leejung dalam rangka menepati janjinya.
Ujian akhir memang sudah berakhir. Kini Yedam mengajak Leejung untuk jalan-jalan setelah kemarin malam mendengar curhatan sang gadis yang merasa mengerjakan soal ujian kurang maksimal. Gitu-gitu Leejung tuh ambis loh soal pelajaran, soalnya keluarga nya pinter-pinter.
"Jangan lewat dari jam 10 malem ya... Ini udah om kasih waktu tambahan supaya kalian seneng-seneng abis ujian nih..." ucap Ayahnya Leejung.
"Jam 9.45 teng sudah sampai rumah, om!" ucap Yedam sambil menyalin tangan kedua orangtua Leejung.
Leejung pun melakukan hal yang sama sambil tersenyum lebar kepada orangtuanya.
"See ya at 9.45!" ucap Leejung lalu melambaikan tangannya, meninggalkan keluarganya.
Keduanya pun naik keatas motor nya Yedam. Kali ini Yedam bawa motor hasil request nya Leejung, katanya sih biar lebih romantis.
"Dingin gak?" ucap Yedam sambil setengah berteriak, karena takut kekasihnya tidak dapat mendengar ucapannya.
"Enggak kok! Gue kan pake jaket!" balasnya tak kalah keras.
Yedam pun mengusap kedua tangan kakak kelasnya itu yang sudah bertaut erat dipinggangnya.
Iya, kalau kalian mau tau, keduanya sedari tadi hanya keliling kota dengan motor. Sekali-sekali berhenti untuk makan, ke toilet, atau beristirahat sejenak. Ini semua Yedam lakukan karena kemarin saat sesi curhat, pacarnya itu bilang kalau ia akan berkuliah di luar negeri.
Makanya Yedam bawa gadis itu berkeliling kota supaya si gadis ingat bagaimana kota yang mereka tinggali itu tak kalah cantik dari negri asing yang nanti akan ia tempati.
Leejung sendiri juga suka dengan ide Yedam. Pikirnya, sudah bertahun-tahun ia tinggal di kota ini, tapi ia masih belum begitu tau seluk beluk kota. Dan dari kencan hari ini, Leejung sadar bahwa kota yang ia tempati ini sederhana tapi luas.
"Kak..." panggil Yedam.
"Apa?" tanya Leejung.
"Makan dulu yuk, baru balik! Di deket perempatan depan ada rumah makan tuh! Perjalanan pulang bakal lama, nanti lo keburu masuk angin!" ajak Yedam yang dibalas anggukan oleh Leejung.
Memang hari sudah gelap. Tak terasa keduanya sudah menghabiskan banyak waktu di motor. Entah mengapa keduanya merasa waktu jalan begitu cepat. Waktu sudah menunjukkan kalau mereka sudah harus tidur. Padahal kedua sejoli ini sedang enggan untuk berpisah.