Athira 11

913 149 53
                                    

****

Setelah makan malam Nana langsung pergi ke kamarnya, selama makan  malam berlangsung dia sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata pun. Sebenarnya dia ingin tidur di rumah kakek neneknya, tapi dia tidak mau jauh dari bundanya.


Ceklek

Anggi masuk ke kamar anak tirinya itu tanpa mengetuk pintu. Nana sangat menunjukkan ketidak sukaannya pada Anggi dia menatap dalam wanita yang sudah resmi menikah dengan ayahnya itu.

"Tante mau apa?" Tanya Nana ketus.

"Sampai kapan kamu mau manggil saya tante? Saya ini istri SAH ayah kamu, jadi sudah seharusnya kamu memanggil saya mamah seperti yang ayahmu suruh" Anggi mendekati Nana yang sedang membaca majalah anak di tempat tidurnya.

"Aku ga mau panggil tante mamah, karena aku ga mau punya ibu tiri" ujar Nana. "Aku hanya bunda Athira,"

"Dengar ya anak kecil, ibu kamu itu udah mati, dia tidak akan pernah hidup lagi, jadi mulai sekarang kamu harus nurut apa kata saya " Anggi melipat kedua tangannya di depan dada menatap Nana sengit.

"Bunda masih hidup dan dia akan segera bangun, dan tante akan segera keluar dari rumahku," Sejak kecil Maitha selalu menasihati agar Nana jangan jadi anak yang lemah, dia harus berani, tapi tetap harus menjaga sopan santun.

"Tutup mulut kamu bocah sialan, berani-beraninya kamu pada saya" Anggi mencengkeram pergelangan tangan Nana dengan kuat.

"Lepasin tante sakit " Nana mencoba melepaskan tangan Anggi dari pergelangan tangannya.

"Makanya kamu harus nurut sama saya"

"Enggak mau" Nana lalu menggigit tangan Anggi, dengan refleks wanita itu melepaskan cengkaraman nya.

"Dasar monyet rabies," teriak Anggi, Nana menggigit nya lumayan kuat. Gadis kecil itu berlari dengan cepat keluar dari kamarnya.

"Awas aja kamu, akan ku adukan sama ayah kamu"  Nana yang mendengar itu kembali ke depan pintu kamarnya.

"Enggak takut, wleee " ujar Nana menjulurkan lidahnya, kemudian berlari ke kamar Athira.

Tadi sebelum selesai makan malam, ada telepon dari rumah sakit yang mengharuskan dia ke rumah sakit secepatnya. Setelah kepergian Bagas, Anggi mencoba mendekati Nana, dia pikir anak itu akan takut dengan ancamannya, tapi ternyata tidak. Tidak gampang menaklukkan gadis kecil itu.

"Nana kenapa kok lari-lari" Tanya perawat yang merawat Athira.

"Aku mau tidur di sini mbak," ujar Nana. Memang Nana sering tidur bersama ibunya. Kamar yang di tempati Athira cukup besar, dan di samping kamar itu ada kamar khusus perawat Athira yang langsung terhubung ke kamar Athira.

"Ya sudah mbak juga sebentar lagi tidur"

"Aku mau tidur di samping bunda, mbak Vika" Nana lalu naik ke tempat tidur ibunya, dia merebahkan diri di samping Athira. Tak lama kemudian Nana  mulai terlelap karena mungkin hari ini dia begitu kelelahan.

"Selamat tidur princess," ujar wanita yang bernama Vika itu. Vika itu seorang perawat yang di sewa Adam untuk mengurus putrinyya. Adam membayar Vika cukup fantastis. Dia juga bekerja dengan baik, dan sangat baik pada Nana. Sama seperti Nana dia tidak begitu suka dengan Anggi. Vika juga merasa kurang sreg dengan istri baru Bagas.

Saat pulang ke rumah, Bagus langsung tidur di kamarnya dengan  Anggi. Jujur Bagas sudah merasa nyaman berada di samping istri keduanya. Anggi sudah mempunyai tempat di hatinya sama seperti Athira, jika di suruh memilih dia tidak akan bisa memilih, Bagas mencintai keduanya.

ATHIRA  (Aldama Family Seri 10)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang