Athira 17

1K 183 58
                                    

"Kamu Athira kan?" tanya ayah April.

"Iya," jawab Athira, wanita satu anak itu mencoba mengingat siapa laki-laki ini. "Maaf apa kita saling kenal, sebelumnya?"

"Pasti kamu lupa 'kan" pria itu terkekeh. "Saya Dewa, teman SMA kakak kamu, Anas," ujar ayah April yang ternyata bernama Dewa.

"Oh ya, saya tidak tahu siapa teman-temannya kak Anas dulu." Memang Athira tidak pernah peduli dengan kakaknya yang satu itu, tapi itu dulu ya, sekarang dia dekat dengan saudara-saudaranya.

"Kamu pasti tidak akan ingat dengan saya, karena kita memang tidak pernah berkenalan, saya hanya tahu kamu dari Anas. Dulu kamu tuh pendiam dan agak terlihat judes," ujar Dewa hati-hati takut menyinggung Athira.

"Benarkah? Perasaan saya tidak pernah bertemu anda." Athira kecil memang jarang sekali berkomunikasi dengan orang asing, kalau pun  ada teman-teman dari Anas dan Asala serta Arumi dan Agam datang ke rumah mereka, Athira selalu memasang wajah dingin dan seperti yang di katakan Dewa tadi agak judes.

Dewa langsung mengenali Athira karena wajah Athira tidak berubah hanya saja sekarang terlihat lebih dewasa.

"Tidak apa-apa kalau kamu lupa, yang penting sekarang kita sudah kenal," ujar Dewa sambil tersenyum manis. Wajah asli pribumi itu tercetak begitu sempurna dengan sepasang lesung pipi di wajahnya membuat kadar ketampanannya kian bertambah.

"Papa aku laper," ujar April mengalihkan perhatian Athira dan Dewa.

"Nana juga laper bunda," timpal Nana.

"Bagaimana kalau kita makan dulu, itu juga kalau kamu tidak sibuk" ajak Dewa, Athira terlihat berpikir kemudian mengiyakan tawaran Dewa.

"Kamu ke sini dengan supir kan. Suruh dia pulang saja, nanti saya yang akan mengantarkan kalian pulang"

"Enggak usah repot-repot, biar supir saya mengikuti kita dari belakang, " Athira merasa tidak enak, mereka baru saja kenal, masa udah jalan bersama. Lagi pula Athira belum tahu siapa Dewa, dia takut Dewa punya istri dan dia tidam mau di cap sebagai orang ketiga.

"Enggak ngerepotin sama sekali, setelah ini saya free tidak ada kerjaan"

"Baiklah, terserah anda saja" Sebenarnya Athira tidak mau pergi dengan Dewa tapi Nana yang memaksanya ikut karena ingin makan siang dengan temannya.

Dewa akan mengajak mereka makan di salah satu restoran cukup terkenal di ibukota dan tak jauh dari sekolah Nana. Sebelum pergi Athira menyuruh sopir pribadinya pulang duluan karena dia akan pulang dengan ayah teman Nana.

Ternyata restoran cukup ramai karena memang jam makan siang, setelah mendapatkan tempat duduk mereka mulai memesan menu makanan yang di sediakan di restoran ini.
Selang beberapa saat, pesanan mereka datang.

"Udang nya enak," seru Nana sambil mengunyah udang goreng tepung.

"Kamu suka?" Tanya Dewa, Nana mengangguk,
"April bilang kamu suka makan udang, makanya om ngajak kamu ke sini, hari spesial buat kamu"

"Terimakasih om, Nana suka banget" Ujar Nana. Dia dan April memang sering bercerita banyak hal, termasuk soal makanan kesukaan masing-masing. Walau mereka baru kenal, tapi mereka sudah sangat akrab.

"Terimakasih banyak, jadi merepotkan" ujar Athira, Dewa menatap wanita itu ternyata Athira lebih cantik jika di lihat lebih dekat. Dulu dia hanya bisa memperhatikan dari jauh  karena tidak berani mendekatinya.

Waktu itu dia dan Anas berteman cukup dekat, sebenarnya dia sering main ke rumah Anas itu hanya ingin melihat Athira.

"Bagaimana keadaan Anas sekarang, beberapa tahun ini kami hilang kontak, sebenarnya aku sering liat tante Maitha kalo ngantar atau jemput Nana, tapi aku canggung untuk nanya"

"Kak Anas baik, sekarang dia tinggal dengan keluarganya."

"Boleh minta nomornya?" Dewa mengambil ponselnya dari dalam saku." Ini nomor aku, kamu kirim aja ke sini" sebenarnya Dewa hanya ingin tahu nomor ponsel Athira tapi dia sungkan untuk memintanya langsung. Sangat mudah baginya mendapatkan nomor Anas kalau dia mau.

"Sudah aku kirim " ujar Athira setelah mengotak-atik handphone-nya.

"Jadi ini nomor kamu?" tanya Dewa tersenyum senang.

"Apa?"

"Ohhh. Terimakasih. Silahkan lanjut makan nya" ujar Dewa salah tingkah.

"Maaf, apa tidak ada yang marah kita makan bersama seperti ini," sungguh Athira merasa gelisah dari tadi.

"Tidak"

"Lalu ibunya April?"

"Dia sudah meninggal saat April umur 1 tahun"

"Maaf,"

"It's OK. Kamu jangan khawatir saya single kok." Dewa tahu apa yang ada di pikiran Athira.

Selama makan siang berlangsung mereka berdua hanya menjadi pendengar setia bagi kedua bocah yang sibuk ngoceh menceritakan banyak hal, Dewa dan Athira sesekali menjawab apa yang mereka tanyakan.

Sementara itu, tak jauh dari tempat duduk mereka, seorang laki-laki mengepalkan tangannya, rahang kokohnya terlihat mengeras menahan emosi melihat keempat orang itu tertawa bahagia layaknya sebuah keluarga. Dia benar-benar emosi melihatnya, putri dan mantan istrinya terlihat bahagia bersama laki-laki lain. Apalagi melihat senyum Nana yang tak pernah pudar sejak anak itu masuk ke dalam restoran. Entah kapan terakhir kalinya dia melihat sang putri tertawa saat masih tinggal dengannya.

"Nana apa kamu tidak kangen sama ayah" lirih Bagas.
Ya laki-laki itu Bagas, dia juga sedang makan siang di restoran ini bersama temannya yang baru datang dari luar kota. Hanya saja mereka sudah selesai dari tadi. Saat hendak keluar, Bagas melihat Athira dan Nana datang bersama laki-laki yang tidak dia kenal, jadi Bagas memilih kembali duduk untuk melihat mereka. Sudah lama Bagas tidak bertemu dengan putrinya karena akhir-akhir ini dia sangat sibuk dengan kerjaannya.

Bagas tidak terima jika Nana terlihat lebih manja pada laki-laki itu di bandingkan dirinya yang merupakan ayah kandungnya, dan yang paling dia tidak suka adalah melihat Athira tersenyum pada laki-laki itu, walau mereka bukan suami istri lagi, tapi Bagas akui dia masih mencintai Athira.

Bersambung

Ada yang udah punya ebook semua cerita- cerita di atas?Aku ucapkan terimakasih pada kalian yang udah beli ebook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang udah punya ebook semua cerita- cerita di atas?
Aku ucapkan terimakasih pada kalian yang udah beli ebook.
Jangan beli yang bajakan ya, beli yang asli di Playstore.
Kalau ada kendala kalian bisa langsung menghubungi penerbit EternityPublishing
(+62 888-0900-8000)

Atau mau pdf nya saja, bisa kok.
Hubungi aja nomor WA ini 08881979769

Salam Sayang THB

11 September 2021

ATHIRA  (Aldama Family Seri 10)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang