Hari ini aku dan Bagas akan pulang ke Indonesia, dua bulan berlalu setelah kejadian di alun-alun waktu itu. Ya aku menerima Bagas. Awalnya aku ragu untuk membina kembali rumah tangga. Tapi Bagas terus meyakinkan ku bahwa dia mencintai ku, dan ingin hidup bersama denganku. Saat itu Bagas memberiku waktu untuk memikirkan nya.
Bukan hanya karena cinta yang membuatku tidak ingin menerima Bagas, tapi karena penyakitku juga, aku tahu hidupku tak akan lama jadi aku pikir ingin menghabiskan sisa waktuku dengan kesendirian. Lagi-lagi Bagas meyakinkan,
katanya aku harus yakin kalau aku masih bisa hidup lebih lama jika menuruti nasihat dokter, dengan cara hidup sehat dan minum obat secara teratur.Tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta kami berpisah, Bagas pulang ke rumahnya dan aku pulang kerumah orang tuaku, aku di jemput sama Papa dan adik bungsuku.
Bagas akan datang saat acara lamaran nanti bersama keluarga besarnya. Memang tidak ada kendala dari keluarga besar kami berdua, mereka setuju dengan keputusan kami. Mereka hanya mendoakan yang terbaik untuk kehidupan kami selanjutnya.
"Assalamualaikum" kami sudah tiba di rumah. Ku lihat mamah langsung memelukku.
"Waalaikum salam "
"Thira " ujar Mamah sambil memelukku erat.
"Apa kabar sayang"
"Aku baik-baik saha mah" selama di Jerman beberapa kali mamah dan Papa mengunjungiku.
Lalu perhatianku tertuju pada sosok yang sering aku sakiti, tapi dia selalu memaafkan ku.
"Kak Asha" Aku langsung mendekapnya, kakak yang begitu pengertian yang sayang pada adik-adiknya.
"Ehhh. Pengantin ga boleh nangis" ujar Kak Asha mengusap airmata ku.
"Maafin aku Kak "
"Kakak sudah memaafkan mu dari dulu, bahkan sebelum kamu memintanya " kak Asha benar-benar baik, menyesal aku, dulu sering banget membuatnya menangis.
Aku sangat bahagia ketika mendengar ternyata kak Asha belum meninggal dunia, itu artinya aku masih bisa memohon maaf darinya. Lalu ku lihat suami kak Asha tersenyum padaku, dulu mana ada dia tersenyum, menatap ku aja enggan.
"Apa kabar Ra?" Tanyanya. Sekarang aku benar-benar tidak punya rasa padanya. Dan aku ikut bahagia dia bersama kakakku.
"Aku baik kak. Kakak apa kabar?" Tanya ku balik.
"Alhamdulillah " ujarnya, saat ini semua keluarga besarku sudah kumpul, ya untuk menyambut kepulangan ku, malam ini Papa mengundang keluarga besar kami untuk makan malam bersama.
*****
Acara lamaran berlangsung dengan lancar, keluarga Bagas datang secara resmi melamarku, tanggal dan hari pernikahan kami sudah di tentukan. Aku yang bilang tidak ingin resepsi yang mewah, cukup kedua keluarga besar kami saja.
"Besok aku akan jemput kamu untuk fitting baju pengantin kita" ujar Bagas, dia pamit untuk pulang setelah acara selesai.
"Jam berapa?" Tanya ku.
"Mungkin jam 10 pagi, kamu siap-siap ya" Aku mengangguk mengerti, kemudian Bagas pulang bersama keluarga besarnya.
Saat ini aku membantu merapikan rumah bersama para asisten ku, jika dulu mungkin aku tidak peduli, mereka juga kaget melihat perubahan ku. Selama di sini sekarang aku juga sering membantu mamah memasak karena sebentar lagi aku harus masak untuk suamiku jadi aku banyak nanya tentang resep masakan padanya.
Malam ini kak Asha akan menginap di rumah mamah mungkin untuk beberapa hari kedepan karena suaminya sedang keluar kota jadi papah menyuruhnya menginap. Hubunganku dengannya sekarang menjadi lebih dekat, begitupun dengan adik kembarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHIRA (Aldama Family Seri 10)
Conto#1 Athira (Agustus-Sep 2021) Sambungan cerita Kakak Iparku Ibu Anakku Kisah kehidupan Athira setelah bercerai dari Rakan. Akan kah dia menemukan laki-laki yang mencintainya dengan tulus? Akankah hidup Athira akan bahagia?