Athira 18

1K 194 48
                                    

'Sadewa Arta Iskandar, seorang pengusaha di bidang pariwisata dan pangan, berusia tiga puluh empat tahun, duda satu anak. Istrinya meninggal setelah melahirkan putri kecil mereka yang bernama Shasi Aprila Iskandar.

Jangan tanyakan kemampuan bisnisnya, Alumni University of Cambridge itu memang berbakat di dunia bisnis, selain turunan dari sang ayah Ahmad Iskandar dia juga termasuk siswa yang selalu berprestasi sejak duduk di Taman Kanak-kanak. Dewa begitu ia di panggil, menempuh pendidikannya dari SD-SMA di Sekolah Labschool Cibubur. Kemudian melanjutkan kuliahnya di salah satu Universitas terbaik di dunia di United Kingdom.

Kehidupan pribadi.
Ayah satu anak itu terkesan menutup kehidupan pribadinya, setelah kepergian istrinya dia masih betah men-duda hingga saat ini. Meski banyak wanita yang menginginkan di peristri oleh seorang Dewa, tapi pria berlesung pipi itu mengatakan belum menemukan wanita yang sesuai dengan tipenya.'

Athira mematikan laptop nya setelah mencari tahu tentang Dewa di internet, tentu saja mudah mencari informasi seorang Dewa. Siapa yang tidak kenal dia di dunia bisnis.

"Bunda Nana ngantuk " Nana menghampiri ibunya yang sudah sejak tadi, duduk di atas ranjang. Athira meletakkan laptop nya di atas nakas dekat tempat tidurnya saat Nana berbaring di sampingnya.
Mereka memang tidur berdua dalam satu tempat tidur.

"Besok kita jalan-jalan kan bunda?"

"Mungkin, kalau onty Rumi datang jemput kita," Seperti biasa setiap hari minggu mereka selalu pergi jalan-jalan bersama.

"Bukan bund, tadi om Dewa ngajak kita jalan-jalan bareng, mau ya bund. Nana kan ingin jalan-jalan bersama April,"

"Kapan om Dewa bilang"

"Tadi sebelum Nana turun dari mobil. Ikut ya, please"

"Nanti bunda ngomong dulu sama om Dewa benar tidak dia ngajak jalan-jalan." Athira segera menghubungi nomor Dewa, pasalnya Dewa tidak mengatakan sesuatu padanya.

"Hallo selamat malam," ujar Dewa di ujung sana begitu panggilan tersambung.

"Maaf menggangu,"

"Iya kenapa Thir,"

"Emm, emang anda mengajak Nana jalan-jalan besok," ujar Athira to the point.

"Oh itu, Iya. April yang ngajak jalan-jalan, bagaimana kalian mau kan?" Sebenarnya baru saja Dewa ingin menghubungi Athira untuk mengajaknya keluar besok bersama anak-anak mereka.

"Apa tidak merepotkan?" Tanya Athira. Dia merasa tidak enak hati pada Dewa.

"Enggak, malah saya senang, April jadi ada temannya, selama ini kami sudah sering berjalan berdua. Itung-itung cari suasana baru"

"Baiklah, kami ikut kalian. Jam berapa perginya?"

"Setelah sarapan saya jemput kalian "

"Oke. Maaf kalau ganggu malam-malam "

"Santai aja kali Thir, aku malah senang kamu ngehubungi saya " ujar Dewa. Entah mengapa Athira merasa jika mengobrol dengan Dewa dia merasa bahagia, serasa menemukan temannya yang hilang, padahal dia baru ketemu Dewa kemarin.

"Gimana bunda, benar kan, kita ikut jalan-jalan sama April?"

"Iya. Sekarang Nana tidur ya, biar besok pagi enggak ngantuk. Kata om Dewa mereka akan jemput pagi-pagi, "

"Ayo kita tidur bunda," girang Nana karena gadis berusia sepuluh tahun itu sudah tidak sabar menunggu besok.

"Baca doa dulu." Setelah mematikan lampu kamar, Athira lalu berbaring di samping putrinya. Hanya Nana yang menjadi tujuan hidupnya sekarang. Jujur sampai sekarang dia masih belum bisa melupakan mantan suaminya itu. Bagas adalah orang pertama yang mencintainya, jadi mungkin butuh waktu lama melupakan laki-laki yang berprofesi dokter itu.

*****

Di lain tempat.

"Mas udah malam, ayo masuk " ujar Anggi pada Bagas yang masih betah duduk di balkon kamar mereka sambil menghisap rokoknya. Entah sudah berapa kali Anggi menyuruh suaminya masuk.

"Kamu tidur duluan saja," ujar Bagas, mood-nya benar-benar kacau.
Anggi menghampiri suaminya lalu mengambil rokok dari tangan Bagas.

"Apa-apaan kamu, kembalikan rokoknya," Bagas tidak terima Anggi mengambil barang yang sekarang menjadi candunya.

"Cukup Mas, dari tadi mas sudah banyak menghisap rokok" Sejak bercerai dari Athira Bagas mulai aktif merokok, kadang minum alkohol juga membuat Anggi tidak mengerti dengan jalan pikiran laki-laki yang menikahinya satu tahun lalu.

"Mas kenapa sih, harus merokok. Mas kan tahu kalau ini ga baik buat kesehatan kamu"

"Diam kamu, cepat pergi tidur sana, jangan ganggu saya" bentak Bagas. Ini bukan pertama kalinya Bagas membentak Anggi setelah laki-laki resmi bercerai dari istrinya yang lain. Bagas sudah berubah setelah perceraian itu. Dia tidak segan-segan membentak Anggi, jika Anggi menasihati nya.

"Kamu berubah Mas, kenapa? Apa karena mbak Athira? Mas masih mencintai nya kan?"

"Saya katakan masuk sekarang, sebelum saya berbuat kasar padamu " Karena takut Bagas semakin marah, akhirnya Anggi masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan dongkol. Dia pikir setelah Bagas bercerai dengan Athira, dia bisa memiliki Bagas sepenuhnya. Ternyata dia salah, suaminya masih mencintai wanita yang telah memberinya seorang putri itu. Bagas juga tidak seromantis dulu, tidak ada pelukan hangat atau semacamnya. Dia akan datang pada Anggi jika memang membutuhkannya saja, setelah itu Bagas kembali bersikap bodo amat pada wanita hamil itu.

'Akan aku beri perhitungan kamu wanita penyakitan ' batin Anggi, dia tidak rela jika Bagas masih memikirkan ibunya Namareeq.

Sementara itu Bagas kembali menyalakan rokoknya setelah Anggi masuk kedalam kamar.
Sudah jadi kebiasaannya duduk seorang diri akhir-akhir ini, dia juga tidak mengerti kenapa dengan dirinya sendiri.
Apa semua ini karena keegoisannya, dia benar-benar kehilangan Athira.

Dulu saat tahu Athira mengandung darah dagingnya, dia sangat takut kehilangan Athira sehingga dia menyuruh Athira menggugurkan kandungannya, untungnya waktu itu Athira tetap mempertahankan janinnya. Sebenarnya waktu itu dia sangat marah pada Athira karena tetap mempertahankan janinnya, dia belum siap kehilangan Athira. Karena terlalu memikirkan nasib dirinya kalau Athira pergi, jadi dia mengabaikan istrinya yang waktu itu membutuhkan perhatian darinya. Seharusnya dia ada di samping Athira yang sedang berjuang, memberinya dukungan bukan malah mengabaikannya.

Lalu setelah kelahiran putri mereka, dia merasa orang yang paling menderita karena Athira koma, lagi-lagi dia hanya memikirkan dirinya sendiri, sehingga dia lupa jika putrinya lebih menderita darinya. Bagas akui dia tidak memerankan peran yang baik sebagai seorang ayah untuk Nana. Seharusnya dia menjadi cinta pertama untuk putrinya, memberi kenangan yang indah agar selalu di kenang sepanjang hidup Nana. Tapi dia tidak memberikan itu semua, hari-hari dia habiskan untuk bekerja.

Bagas tidak pernah tahu apa yang di sukai Nana atau yang tidak di sukainya. Setiap kali Nana ingin bermanja dengannya, Bagas selalu bilang kalau dia lelah dan menyuruh Nana bermain sendiri. Dia memang membelikan apa yang Nana mau, tapi itu tidak saja tidak cukup. Yang paling di butuhkan putrinya adalah kasih sayang dan perhatian darinya, dan dia tidak memberikan itu pada sang buah hati.

Lalu menikah dengan Anggi pun karena alasan kebutuhan lahir dan bathinnya. Padahal banyak di luar sana laki-laki yang bertahan hidup bertahun-tahun tanpa seorang istri.
Sekarang menyesal pun tiada guna, semua sudah terjadi. Athira sudah tidak mungkin ia dapatkan kembali.

Bersambung

12 September 2021
THB


ATHIRA  (Aldama Family Seri 10)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang