Athira 4

973 166 1
                                    

Saat membuka mataku aku tak menemukan suamiku di ranjang kami, sepertinya hari sudah siang terlihat dari sinar matahari yang masuk dari celah-celah kecil goreden jendela kamar. Entahlah ini jam berapa. Hari pertama menjadi seorang istri aku kesiangan suamiku sudah bangun lebih dulu, tapi dimana dia sekarang.

Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka, ternyata dia habis mandi. Dia berjalan menghampiri ku dengan hanya mengenakan handuk yang di lilitkan di pinggangnya. Kulihat masih ada tetes air dari rambutnya.

"Sayang kamu sudah bangun" ujarnya lalu duduk di tepi ranjang.

"Ada yang sakit" aku mengangguk. Ya memang badanku terasa pegal. Apalagi di area bawah sana, kalian pasti ngerti kan. Katakanlah malam pertama kami sukses haaaa.

"Mau mandi" Tanyanya lagi.

"Iya badanku lengket banget"

Kemudian dia langsung mengangkat tubuhku yang masih terbungkus selimut.

"Mas aku bisa jalan sendiri kok" Dia mengangkat ku secara tiba-tiba, membuat ku kaget. Aku memang sudah membiasakan memanggilnya Mas setelah dia melamarku di Jerman beberapa bulan lalu.

"Diem sayang nanti jatuh"

"Iya makanya turunin"

"Enggak bentar lagi nyampe kok" di depan pintu kamar mandi dia menurunkan ku perlahan-lahan, dia membuang selimut yang masih menempel di tubuhku. Terlihatlah tubuh polosku  yang tidak memakai sehelai benang.

"Kenapa di tutupi, aku udah lihat semuanya" malu, jelas saja aku belum terbiasa naked di depan orang lain.

"Ayo," Dia mengangkat ku kembali, lalu memasukkan tubuhku ke dalam bathup yang sudah berisi air hangat.

"Mas mau ngapain bukannya udah mandi" kulihat dia membuka handuk yang melilit tubuhnya.

"Mandiin kamu" Dia lalu masuk ke dalam bathup.

"Mas... "

"Apa sayang, sini sabunnya, aku bantu bersihin punggung kamu"

"Aku bisa sendiri"

"Mulai sekarang kalau ada waktu kita akan berendam seperti ini" ujar Bagas, tangannya mulai membersihkan punggungku dengan sabun. Nyaman rasanya.

"Maaf ya semalam bikin kamu cape" dia mencium pundak ku. Semalam memang kami melakukannya berjam-jam hingga kami benar-benar lelah. Bagas memyentuhku dengan sangat lembut dan penuh cinta. Selama permainan panas semalam Bagas selalu bertanya padaku, takut aku tidak nyaman. Tapi Alhamdulillah tubuhku bisa di ajak kompromi, dia kuat. Aku memang penyakitan, kalau lagi kambuh tibuhku bisa ngedrop. Tapi jika hari-hari biasa tubuhku terlihat sehat. Dan aku bahagia semalam malam pertama ku sukses walau akhirnya sekarang tubuhku terasa pegal-pegal.

"Kita langsung pulang ke rumah bunda kan" kami berdua sudah selesai mandi. Tinggal memakai baju.

"Iya, tapi kita nyari makan dulu."

"Baiklah aku sudah laper,  kemarin malam cuma makan sedikit "

"Sekalian bawa barang-barang kita, setelah makan kita langsung pulang " kami memang akan menginap di hotel ini satu malam saja, jadi hari ini juga langsung pulang kerumah. Aku dan suamiku berencana tinggal di Jerman karena memang sekarang Mas Bagas mengurus rumah sakit keluarganya. Tapi mungkin untuk dua minggu kedepan kami akan tinggal di rumah mertuaku.

"Mau makan apa" saat ini kami sudah berada di sebuah rumah makan di daerah Jakarta.

Ternyata sudah masuk jam makan siang, entah kenapa saat ini aku ingin makan bebek, karena sudah lama aku tidak memakannya, jadi di sinilah sekarang aku dan suamiku berada, di restoran Nasi Bebek Ginyo, salah satu tempat makan enak yang ada di ibukota yang menyajikan aneka olahan bebek yang lezat. Lokasi restoran ini ada di Bilangan Tebet Jakarta Selatan, ini sudah tidak asing lagi bagi pecinta bebek, memang restoran ini terkenal dengan kelezatannya terlebih sambel cobeknya, siapa pun yang menikmatinya di jamin akan membuat telinga keluar asap. Wk wk.

"Aku mau nasi bebek, sambel ijo, bebek kriuk sama bebek bakar nya "

"Lalu minum nya apa?"

"Lemon tea aja"

"Oke mbak jadi nasi bebek nya 2, bebek kriuk sama bebek bakar nya juga 2, minum nya lemon tea sama jus jeruk" kata Mas Bagas pada pelayan.

"Ada lagi pak "

"Tidak terimakasih. "

"Baiklah silahkan tunggu"

Tak hanya lezat, berbagai menu bebek juga di tawarkan oleh spot kuliner bertema vintage ini. Selain menu yang aku pilih di atas juga terdapat banyak menu yang lainnya.

****

Selesai makan kami tidak langsung pulang, Mas Bagas membawaku berkeliling terlebih dahulu sambil membeli beberapa barang di supermarket.

Kami tiba di rumah orang tuanya Mas Bagas menjelang sore. Ibu sambung Mas Bagas sangat ramah padaku, katanya dia memang ramah pada semua orang, dan aku salah satu orang yang beruntung mendapatkan mertua seperti beliau, walau dia bukan ibu kandung Mas Bagas, tapi dia sangat menyayangi Mas Bagas.

Keesokan harinya, mertua ku mengundang sanak keluarganya untuk makan malam bersama di rumahnya. Mas Bagas hanya dua bersaudara dia hanya mempunyai satu orang adik laki-laki yang seumuran dengan ku. Mereka satu ayah tapi beda ibu. Selama dua minggu ini aku menghabiskan waktu bersama keluarga besar Mas Bagas sekarang aku menjadi banyak kenalan karena memang selama ini yang ku tahu hanya para sepupuku.

*****

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Hari ini kami akan kembali ke Jerman dan memulai hidup baru di sana.
Kami sudah berada di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, mamah papah dan saudara-saudaraku ikut mengantarku, juga kedua mertua ku.

"Hati-hati ya sayang, jaga diri baik-baik. Mulai sekarang kamu harus nurut sama suami kamu. Kalau ada apa-apa langsung hubungi kami " ujar Mama, aku tidak kuat kalau tidak menangis. Aku memeluk wanita yang sudah melahirkanku erat.

"Jangan nakal"

"Iya mah" lalu aku memeluk Papa di lanjut dengan yang lain.

"Papa titip Athira ya, jaga dia baik-baik " ujar Papa pada mas Bagas.

"Itu pasti pah"

"Papa percaya sama kamu. Jika kamu sudah tidak mencintainya lagi tolong kembalikan dia pada kami, jangan kamu sakiti " ku lihat mata Papa berkaca-kaca menahan tangis.

"Insha Allah, aku akan menjaga putri Papa dengan sepenuh hati"

"Ayah bunda kami pamit" Mas Bagas lalu berpamitan pada orang tuanya.

"Hati-hati di sana. Jaga istrimu" ujar ayah mertuaku.

"Itu pasti yah"

"Setelah sampai sana langsung hubungi kami"

"Oke"

"Ayo sayang" Mas Bagas lalu menggandeng tanganku masuk ke ruang tunggu sebelum masuk ke dalam pesawat.

"Bismillah."

Bersambung

18 Agustus 2021
THB



ATHIRA  (Aldama Family Seri 10)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang