Bagian 2

323 38 47
                                        

Komen yok, vote juga!

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

_________________

"Fen, lo kenapa dah? Mual? Jangan-jangan lo ngidam."

"Perasaan gue gak hamilin lo dah."

"Jangan tuntut gue gara-gara itu makanan, gue gak mau dipenjara. Penjarain aja Kakek Jhun, hehe."

Ingin rasanya Fendy mendumpal lelaki itu. Andai saja kuat, tubuh mereka saja sama-sama bongsor. Disaat dirinya lemas ingin muntah, lelaki itu justru memperburuk suasana dengan spam pertanyaan. Dirinya yang hanya mencium bau saja sudah lemah tak berdaya, yang Fendy takutkan adalah Abi sekarat sampai di rumahnya.

"Mbah Jhun ikut sekte sesat apaan sih? Masa bikin makanan kaya gitu."

"Mau gue anter ke rumah sakit? Bidan? Atau ke dukun?"

"Gue panggilin Bang Hengka, mau?" tawar Abi.

"Malah tambah mual gue kalo ada tu orang," jawab Fendy.

Bahkan sampai di rumah, Abi tak berhenti memikirkan hal tersebut. Namun anehnya, dia masih sehat bin selamat sampai saat ini, padahal makanan tersebut ludes masuk ke perutnya. Abi berfikir sejenak, mengingat aroma apa yang ada pada makanan tersebut.

"Kakek!"

"Sudah kau habiskan makanan itu?" tanya Kakek Jhun dengan santai, memang setiap harinya selalu santai seolah tak memiliki beban hidup.

"Udah. Ludes, haha anjir. Abi kan maruk."

"Itu makanan dari apa? Wangi-wangi amis gitu. Pudding rasa darah mermaid? Fendy mual gara-gara cium itu makanan."

"Kelamaan jomblo ya begitu, jadinya makanan yang dicium," jawab Kakek Jhun.

"Ngeres bener ni otak Mbah Jhundhel Bolong," gumam Abi dengan mengelus-elus dadanya.

"Bicara apa kamu?" Kakek Jhun menatapnya tajam.

"Enggak. Maksud Abi tuh Junmyeon member EXO," kilahnya.

Kakek Jhun hanya mengangguk bangga, meskipun dirinya mendengar perkataan cucu laknatnya itu. Lagipula dirinya terlalu malas menanggapi cucunya yang memang tidak punya akhlak sejak dulu.

Abi membuka layar handphone miliknya lalu menekan tombol kamera. Beberapa jepretan dia ambil untuk berjaga-jaga. Abi hanya berantisipasi jika sewaktu-waktu tewas karena makanan dari Kakek Jhun. Jika sudah memiliki banyak foto, maka teman-temannya tidak perlu bingung mencari foto untuk diposting guna mengucapkan "selamat jalan".

"Kek, kenapa Abi gak sekarat? Atau minimal pingsan gitu?"

"Mau coba ku bunuh biar sekarat?" tawar Kakek Jhun.

"Biar apa seperti itu? Kamu pikir keren?" ledeknya.

Abi langsung berlari keluar rumah guna menghindari omelan Kakek Jhun. Tatapannya tak sengaja mengarah pada seseorang yang tengah memindahkan barang-barang dari sebuah mobil. Ide jahil muncul di kepalanya, dan tepat sekali dengan teman sepergila-an Abi yang kebetulan keluar rumah.

"Bang Hengka! Ada cewek cakep, gangguin yok!"

"Nyesat mulu idup lo! Tapi ayoklah!" sahutnya dengan semangat.

Dengan malas gadis itu menyeret barang terakhirnya yaitu sebuah koper. Namun suara aneh dari sekitar rumah membuatnya dibuat merinding, apalagi hari yang menjelang malam. Dia mengabaikan perasaan gelisah itu dan berusaha untuk berpikir positif.

Prince MahesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang