Bisa tinggalkan jejak vote dan komen?
H
A
P
P
YR
E
A
D
I
N
G(Harap maklum jika ada typo)
_____________________
"Katanya sih stres kuliah mau istirahat aja, giliran diajak jalan-jalan cewek cakep?" ucap Abi menyindir tetangganya yang tak lain adalah Hengka.
Selain cerawak, tetangga menyebut Abi adalah anak yang julid, tidak jauh dari Hengka. Padahal jika dilihat dari tampangnya, mereka tampak seperti artis yang diam aja sangat menarik perhatian. Terlebih jika melihat otot dan badan kekarnya, sangat berbanding terbalik dengan tingkah lelaki itu.
"Bilang aja iri, tapi emang cakep beneran. Dia siapa sih?" tanya Fendy.
"Ceweknya kali, mana ngeliatin gue mulu, siapa coba yang nggak salting," jawabnya.
"Kok gue diliatin doang salting? Heran, murahan amat hati gue," lanjut Abi.
Fendy menatap mata lelaki di sampingnya dengan tatapan dalam. Abi yang menyadari spontan menempeleng kepalanya membuat sang empu meringis alay, padahal tidak sakit sama sekali.
"Kirain bakal salting juga," kata Fendy.
"Bi, gue akuin lo itu ganteng. Seimbang lah sama gue," ujar Fendy membuat lelaki tersebut menaikkan satu alisnya, bertanya.
"Lo gak bakal menyatakan perasaan, Fen? Agak ngeri gue," ucapnya.
"Dengerin dulu! Siapa juga yang suka ama lo!" pekik Fendy kesal.
"Iye, canda. Buruan ngomong apa?"
"Gue gak ngerasain aura lo," ungkapnya.
"Maksudnya?" tanya Abi.
Fendy masih tidak menjawab. Dia sudah ingin mengatakan hal itu sejak lama, namun terhalangi oleh keraguan. Sementara Abi, lelaki itu justru sibuk mengunyah roti, meskipun dia sangat penasaran maksud dari sahabatnya.
"Aura lo gak kerasa, Bi. Ketutup tingkah gemblong kayaknya."
"Lo cakep, beneran cakep, banget malah. Tapi daya tarik lo itu kaya gak ada."
"Gapapalah, daripada nanti Nenek Koma demen sama gue," jawab Abi dengan entengnya.
"Lo mau ambil jurusan apa?" tanya Fendy.
Lelaki itu hanya mengendikan bahunya malas. Selalu saja pertanyaan seperti itu, dan selalu bingung dia menjawabnya.
"Aw!"
Ringisan terdengar ketika tak sengaja sebuah tutup botol mengenai jari tangan kanannya. Fendy mengernyitkan kening, bahkan luka itu hanya seperti tertusuk jarum, namun Fendy heran dengan raut Abi yang seolah-olah tengah sekarat.
"CEROBOH!"
Kakek Jhun menarik anak tersebut sedikit menjauh. Tidak peduli dengan Fendy yang kebingungan, rasa sakit karena luka itu membuat Abi mengabaikan sekitar. Dia sendiri juga malu dengan otot-otot bisepnya, luka kecil seperti itu seolah dia lebih-lebihkan, padahal memang sesakit itu untuk Abi.
"Hisap kembali!"
"Kek?! Ada tisu, ngapain dihisap?" tanya Abi dengan muka yang sudah memerah.
"Kamu ingin merasakan sakit dari luka kecil ini terus-terusan? Apa tidak malu menangis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Mahesa
Vampir"Jangan paksa buat minum darah terus." Tentang Abian dan keganjalan. 23-Agustus-21