Saya minta vote komennya🐒 Terimakasih.
Maaf jika ada typo/kesalahan penulisan.
H
A
P
P
YR
E
A
D
I
N
G____________________
"Eh kepleset!" pekik Abi dengan meringis pelan.
"Woy! Siapa lo?" teriak seorang perempuan dari balik semak-semak.
Abi mengabaikan rasa sakit di tubuhnya karena terpeleset. Dengan penuh rasa penasaran dirinya mendekati semak-semak untuk memastikan siapa pemilik suara tersebut.
Namun Abi hanya mampu diam ketika sudah menemukan siapa perempuan tersebut. Tetapi bukan tentang siapa gadis itu, namun apa yang dilakukan gadis itu. Dia tampak kesulitan membenahi sesuatu di balik bajunya, tepatnya di punggung.
"Ngintip lo?"
Wajah perempuan itu memerah, antara malu dan marah sekaligus. Terlebih ketika melihat ekspresi Abi yang tengah menahan tawanya.
"Hayoh, benerin apa tuh," ledeknya namun gadis itu memilih untuk pergi daripada harus menahan malu lebih lama.
"Abi! Lo kemana aja coba? Anjir, gue cariin." Seorang laki-laki seusia mereka datang dengan raut kesalnya.
"Kok muka dia kaya Ratu, tapi gue gak tau Ratu siapa," baritahunya.
"Kri ... pokoknya Kri Keri. Ratu Kri atau mungkin Keri siapa gitu." Abi masih mencoba mengingatnya.
"Ratu Keringat?" tebak Fendi.
"Kok Keringat? Kerikil kayaknya. Eh tapi masa Kerikil," bantah Abi.
"Ratu Keriput! Udah Ratu Keriput aja pokoknya," final Abi yang sudah malas berfikir lebih lama.
Fendi hanya mengangguk setuju, karena hanya membuang waktu jika berdebat perkara nama Ratu yang entah itu Ratu siapa dan dari mana. Mereka memilih beranjak pergi, karena posisinya sudah berada di hutan yang cukup jauh dari tempat acara.
"Emang Ratu mana yang lo omongin itu? Padahal dia tadi Gisa, anak kelas sebelah."
"Gatau, cuma ngarang," jawab Abi.
"Ternyata yang gila bukan cuma Kakek lo, tapi lo juga udah menyusul gila," ungkap Fendi.
"Ngatain Kakek gue gila gak masalah, tapi jangan sekali-kali ngatain gue gila."
"Heh?" tanya Fendi sebelum akhirnya mereka tertawa lepas.
"Laknat juga lo sama Kakek," ujar Fendi.
"Nama cewek tadi siapa?"
"Gisa, anak IPS 1."
Langkah mereka sudah semakin dekat dengan kerumunan dan hendak menuju tenda, namun beberapa perempuan menatap dirinya bahkan sebagian tak berkedip. Karena Abi memang diakui sebagai lelaki memiliki tingkat kepercaya dirian yang tinggi, lelaki itu justru memasang ekspresi sekeren mungkin. Pada akhirnya dia sadar jika mereka yang tengah mengamati adalah teman-teman perempuan yang tadi dia temui.
"Diliat-liat lebih jelas, lo cakep juga, ye."
"Mirip di novel yang lo baca itu," sahut yang lain dengan menyenggol lengan Gisa.
"Bener juga, ada aura-aura pangeran gitu."
"Gue emang pangeran, tapi di blacklist dari kerajaan gara-gara selera humor yang receh," jawab Abi dengan asal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Mahesa
Vampiri"Jangan paksa buat minum darah terus." Tentang Abian dan keganjalan. 23-Agustus-21