Pindah Rumah

52 7 0
                                    

Halo gayss apa kabar nih? semoga semuanya baik baik aja ya. ais seneng banget yg baca cerita ais udh 1,45 k readers. makasih ya sayang sayang nya aku. ais makin semangat deh buat upp. tapi lebih semangat lagi kalau di tinggalin like heheh. oiya maafin juga kalau misal ais lambat up ya. tapi ais selalu usahain buat dua kali sehari up. supaya ceritanya bisa cepat selesai juga.

okeyy happy reading all!!

*****

Sudah hampir dua Minggu Zia dan David bersama. mereka setiap harinya berusaha untuk saling mengenal lebih jauh. dan sampai sekarang hubungan mereka belum ada terganggu oleh Fara. bahkan cewek itu seperti menghilang dari hidup David tak ada kabar sama sekali.

Sekarang Zia, gadis itu sedang duduk bersantai di atas kasur. malam ini adalah malam minggu dia sedang merangkum materi Fisika untuk dipelajari besok hari. Dan David dia sedang turun kebawah, katanya ingin mengambil sesuatu.

"Zia gimana kalau kita pindah ke apartemen gue aja?."Ucap David yang baru saja datang dari bawah sambil membawa sepiring kentang goreng dan dua coklat hangat. Zia menepuk sisi sampingnya, menyuruh David duduk di sebelahnya. David yang mendapatkan instruksi itu langsung saja duduk di samping istrinya.

"Loh kenapa Vid? kan Disini biar kamu gak jauh dari orang tua kamu juga." Ujar Zia. David menaruh nampan di meja

"Hm gak papa sih. lagian menurut gue kita gak bakal bisa terus terusan tinggal disini. gak baik ada dua kepala keluarga yang tinggal dalam satu rumah yang sama.'' Ujar David. dari awal dia menikah memang sudah ada pikiran untuk tinggal terpisah dari orang tuanya. menurut David tak bagus jika ada dua kepala keluarga dalam satu rumah sekalipun itu Ayahnya sendiri.

"Tapi kan, papa kamu sendiri vid?."

David menggemgam tangan istrinya." Zia walaupun itu papa gue sendiri tetap gak baik, pasti ada kalanya gue sama papa bakal gak sependapat. yang ada nantinya malah perang argumen. gue cuman mau menghindari itu aja. dan baiknya juga kita tinggal berdua aja kan? supaya kita bisa mengenal jauh lebih dekat. lagi pun apartemen gue itu nganggur gak ada yang nempatin."

Zia menatap David. apa yang di ucapkan David ada benarnya. mereka memang tak bisa terus terusan untuk tinggal bersama orang tua David. Zia juga tak enak hati jika makanan mereka masih di tanggung oleh Mahendra dan Rania.

"Aku ngikut kamu aja deh. mau dimana pun kita tinggal, asal aku sama kamu gak papa." Kata Zia. David tersenyum akan ucapan istrinya itu.

"Sudah tutup laptopnya. baru temenin gue nonton bola. sambil makan kentang goreng, gue udah buatin coklat hangat juga." Kata David. laki laki itu turun ke bawah dan menyalakan tv.

Zia pun menutup laptopnya, lalu menyusul David yang sudah duduk di bawah. malam minggu Zia kali ini adalah menemani David menonton dan menikmati coklat hangat buatan Suaminya.


"Jadi besok kamu ngomong ke papah vid?" Tanya Zia yang melihat kearah David.

David yang tadi melihat kearah tv pun langsung menoleh je Zia. "Iya rencananya gue bakal bicarain sama papah besok."

"Okey deh. Vid aku tidur duluan ya, udah ngantuk hehehe." Kata Zia. sebenarnya dia sedari tadi sudah mengantuk namun karena David yang masih excited buat menonton jadilah Zia nenahan kantuknya.

5 Bulan Untuk PamitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang