Kegelisahan Zia

59 7 0
                                    

Saat ini di kelas David adalah pelajaran Fisika. sungguh David sangat mengantuk mendengar pak hendri menjelaskan bab Spektrum Elektromagnetik. rasanya suara pak Hendri adalah lagu pengantar tidur untuk David. sudah beberapa kali David menggosok matanya, berharap dengan itu kantuknya tak akan datang namun tetap saja, laki laki itu masih mengantuk.

Cukup lama Pak Hendri mejelaskan akhirnya bel pergantian jam telah tiba, tak usah di tanya betapa senangnya murid murid mipa tiga itu.

"Oke cukup sampai sini pertemuan kita hari ini. saya harap kalian semua sudah paham materi kali ini. kalau gitu saya ijin undur diri." Setelan itu pak Hendri pun keluar. tak berselang lama notifikasi ponsel David berbunyi rupanya itu dari Grup Sejarah kelas nya, di sana bu Juwita memberi informasi bahwa dirinya tak dapat memasuki kelas yang disebabkan anak beliau sedang di rawat di rumah sakit.

"YES JAMKOS!" teriak heboh para anak laki laki di kelas David. David memilih berjalan ke bangku tempat duduk Alman. yang sudah ada Gema di sana.

"Gilak cog mabar ep ep yok!" Semangat Alman.

"Gak ah. hp gue ngeleg ini." Sahut Gema. dapat dilihat bahwa Ponsel Gema sudah waktunya di ganti.

"Ganti lah Gem, lo anak orkay tapi batre hp lo sowak." Kata David sambil tertawa. alih alih merasa di rendah kan Gema juga ikut tertawa

"Banyak kenangan hp ini. gak semudah itu buat gue ganti. bisa aja gue ganti kalau gue mau." Katanya sambil memasukan permen karet kedalam mulutnya.

"Kenangan sama cila ya? HAHAHA" tawa Alman.

"Suek lo."

"Gue di ajak balapan malam ini sama Varen." Ucap David sambil mengambil gitar milik Gema.

"WHAT?" ucap Alman terkejut. pasalnya sudah hampir dua bulan lebih ketua BlackCarlos itu tak mengajak David untuk Balapan.

"Kenapa lagi tu orang satu. kalau kalah nanti tantrum sendiri." Gema benar benar tak habis pikir..pasalnya Varen itu seperti orang gila, dia yang kalah dia yang tantrum

David mengangkat bahunya acuh. tak peduli apa yang akan terjadi nanti malam. " Biarin aja. hadiahnya bisa bikin mata seger."

"Apa memang?."

"Motor sama salah satu markas mereka." Alman yang mendengar itu membinar kan matanya. tawaran yang menarikk

"Gila. Apa gak rugi tu kalau kalah?"

"Mana dia selalu kalah lagi." kekeh Gema.

"Liat aja nanti malam. dah ah gue mau ke wc." Kata David. cowok itu berdiri dan beranjak pergi.

"HALAH BILANG AJA MAU NGAPELIN ZIA." Teriak Alman. David yang mendengar itu hanya tertawa. memang sudah menjadi kebiasaan David selama Zia bersekolah disini, dia akan menyempatkan untuk melewati kelas Zia guna melihat keberadaan istrinya itu.

Sementara di dalam kelas Zia sekarang tengah dibuat pusing oleh tugas praktikum agamaa. Vazo yang dijadikan tumbal sebagai jenazahnya sedang berteriak dramatis.

"JANGAN GUE PLIS. GUE GAK MAUU!!." Vazo berlari berusaha menghindar dari teman teman kelasnya.

"Vazo xixi ayoo Zoo. nanti jadi jenazahnya." Bujuk salah satu teman kelas mereka. Vazo menggeleng, bahkan lelaki bertubuh kekar itu hampir mengeluarkan air matanya.

5 Bulan Untuk PamitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang