Happy reading
⏳
Bibir Aeson bergerak di atas bibir Eirine yang terasa hangat dan lembut. Bibir itu juga terasa manis dan membuat Aeson semakin memperdalam cumbuannya. Pria itu menghisap dan menggigit kecil bibir Eirine dengan tangannya yang bergerak mengelus leher Eirine dan mendorong tubuh gadis itu ke belakang. Punggung Eirine bertemu dengan pintu mobil, ia membalas sentuhan Aeson sebisanya. Tangannya yang ada di atas paha terkepal berusaha untuk menahan diri agar tidak menyentuh Aeson.
Ia tidak boleh menyentuh pria itu.
Bibir Aeson semakin bergerak dengan liar begitu pula dengan tangannya yang turun mengelus paha Eirine.
Wait? Paha?!!
Sebelum tangan Aeson bergerak lebih jauh, Eirine berusaha menahan tangan pria itu yang sudah menyentuh kulitnya. Aeson sangat paham akan penolakkan yang di lakukan Eirine maka dari itu ia langsung menangkap tangkap gadis itu dan membawanya ke samping kepala Eirine.
Eirine berusaha menghentikan Aeson, tangannya terus bergerak dan bibirnya menolak untuk menerima ciuman Aeson, tangan pria itu juga terus mengelus paha Eirine hingga dapat gadis itu rasakan telapak tangan Aeson yang terasa hangat di kulitnya. Eirine menutup bibirnya rapat-rapat dan Aeson tidak kehilangan akal, bibirnya beralih ke leher gadis itu dan mulai menghisapnya.
"Pak!!"
Eirine membuka matanya lebar-lebar. Nafasnya sesak dan matanya menatap sekeliling, keningnya berkeringat dengan tangan yang menggenggam pulpen. Saat ini ia duduk di meja belajarnya, lebih tepatnya di meja belajar baru miliknya. Ia sudah pindah ke apartemen Aeson sore tadi, dan juga sudah di bantu oleh pria itu untuk beres-beres.
Eirine mengelap keningnya yang berkeringat, kejadian di sekolah tadi pagi sudah membuatnya sangat was-was pada Aeson. Pria itu benar-benar sudah kelewat batas!
Eirine memperhatikan wajahnya di cermin kaca yang ada di meja itu-lebih tepatnya ke lehernya. Sebelum kejadian yang tidak di harapkan terjadi, untung Eirine dapat menahan Aeson dengan berteriak dan menampar wajah pria itu. Tamparan itu tidak keras tapi bisa menyadarkan Aeson dari perbuatannya. Pria itu terus meminta maaf pada Eirine, memeluknya dan menenangkannya.
Eirine berdiri dari duduknya, keluar dari kamar barunya-hendak ingin mengisi air minum yang sudah habis. Tapi sebelum itu dapat ia dengar sayup-sayup suara Aeson yang sedang berbicara. Ia membuka pintu kamar-mengintip Aeson yang saat ini sedang duduk di sofa dengan ponsel yang menempel di telinganya.
Pria itu tertawa dan kadang-kadang tampak kesal dengan si penelpon. Eirine yang memperhatikan itu sedikit menarik tipis bibirnya. Jarang-jarang ia tersenyum seperti itu pada orang lain, hanya dengan melihat tingkah Aeson, Eirine bisa tersenyum walaupun tidak terlalu lebar dan itu hanya karena Aeson-pria yang menyebalkan dan terus membuatnya marah-marah. Pertemuan yang tak terduga dengan pria itu membawa Eirine harus terus bersama dengannya selama berbulan-bulan dan Eirine tidak tau apa akhir dari semua ini. Apa ia akan terus berdekatan dengan Aeson atau tidak? Apa mungkin nanti jika semua ini sudah selesai, ia masih bisa berdiri di samping pria itu? Aeson tampak seperti pria yang menyenangkan, ia bisa membuat suasana menjadi ramai dan juga... ia dekat dengan semua wanita.
Satu hal itu tidak perlu di ragukan lagi. Pria yang ramah, menyenangkan dan cepat beradaptasi bukankah itu memang ciri khas dari seorang pria yang suka tebar pesona? Dan salah satu pria itu adalah Aeson. Setiap mereka pergi ke pesta pasti ada saja yang menyapa pria itu, memeluknya bahkan ada yang mencium pipinya dengan mesra. Melihat itu saja sudah membuat Eirine jijik.
Sudah berapa banyak wanita yang ia dekati? Dan... apa mungkin sasaran pria itu selanjutnya adalah dirinya?
Seketika pikiran Eirine berkelana kemana-mana. Pria itu sering melakukan skinship padanya bahkan dalam sehari pria itu bisa menyentuhnya beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss and His Dance Buddies (On Going)
Roman d'amourWarning!! 18+ Berawal dari Eirine yang tidak sengaja menumpahkan minuman ke kemeja Aeson yang membuatnya harus menanda tangani surat perjanjian dan menjadikan dirinya sebagai teman dansa pria itu. "Dasar pria tua!! Kau akan menyesal telah melakukan...