Jangan lupa tekan bintangnya😬
-----Happy reading
⏳
"Responnya datar dan dia tampak tidak terkejut sama sekali!"
Sesampainya di rumah, Eirine terus mengomel di hadapan Chloe tentang Aeson yang ia jumpai tadi. Chloe tidak tau harus memberikan respon seperti apa, terlebih lagi, Addy yang menelponnya dan bilang kalau Eirine hendak ingin meninggalkannya sendirian. Addy juga mengomel selama di telpon, lelaki itu bahkan berucap tidak akan mau membantu Eirine lagi jika sikap gadis itu tidak berubah.
Chloe hanya bisa menepuk jidat, ia tidak mengerti kenapa sikap Eirine tiba-tiba seperti ini. Sikapnya hari ini persis seperti saat mereka sekolah dulu. Waktu itu, Chloe pernah mengajaknya untuk pergi ke kantin bersama, awalnya mood Eirine baik-baik saja. Tapi... di saat kembali dari kantin, ekspresi wajah dan mood Eirine tiba-tiba berubah. Ia memarahi Chloe yang tidak tau apa-apa dan meninggalkannya begitu saja di lorong sekolah.
Hingga saat ini, Chloe masih belum tau apa penyebab mood Eirine tiba-tiba berubah kala itu, dan kejadian itu kembali terjadi hari ini. Bedanya Chloe tau penyebabnya tapi sayangnya, korban dari kekesalan Eirine adalah orang yang berperan sangat penting di adegan yang sedang Eirine mainkan ini. Gadis itu tidak mengerti betapa susah payahnya Chloe mendapatkan pemeran figuran seperti Addy. Sudah syukur kalau laki-laki itu mau membantunya, coba kalau tidak. Maka tidak akan ada adegan itu.
Chloe menghela nafas, ia duduk di samping Eirine dan mencoba untuk menenangkan sahabatnya itu.
"Ini kan baru di mulai, kalau kita melakukan beberapa adegan lagi pasti dia akan menunjukan sikap yang kau mau itu, Rin."
"Ini saja dia tampak biasa-biasa saja saat melihatku bersama Addy! Apa lagi nanti di adegan berikutnya! Bisa-bisa dia tidak akan melihatku!"
"Hey, tenanglah. Kenapa kau kesal seperti ini? Yang kau lakukan hari ini, itu sudah menunjukan satu kemajuan-"
"Kemajuan apa maksudmu, Chlo? Coba kau sebutkan satu kemajuan dari yang aku lakukan hari ini?!"
Chloe tidak menjawab.
"Tidak bisa kan? Kau bahkan tidak tau apa jawaban dari pertanyaanku! Jangan mencoba untuk membuat hatiku senang dengan ucapanmu itu!"
Setelah mengucapkan itu, Eirine pergi dari hadapan Chloe menuju kamarnya. Lagi-lagi Chloe hanya bisa menghela nafas, Eirine benar-benar emosi hanya karena Aeson dan pria itu tidak akan pernah tau, kalau gadis itu marah-marah hanya karena ulahnya.
"Tenang saja, Rin. Kemarahanmu ini hanya sebentar. Akan ku pastikan pria itu yang akan mengejar balik dirimu. Aeson Johannese, kau tidak akan bisa menghindari Eirine lagi!"
***
Aeson masuk ke dalam kamarnya, melempar jasnya ke sofa, membuka dasi yang terasa mencekik lehernya sepanjang hari ini lalu membuka dua kancing teratas kemejanya. Ia duduk di tepi ranjang dengan pikiran yang kini tertuju pada Eirine.
"Sayang... adegan? Sebenarnya apa yang sedang dia lakukan? Dia tidak sedang merencanakan sesuatu kan?" gumam Aeson dengan wajah yang penuh tanda tanya. "Dan anehnya, kenapa dia bisa berdiri di depan kantorku? Apa tidak ada tempat lain untuk berpacaran? Atau... itu gaya berpacaran anak remaja jaman sekarang? Berdiri-diri tidak jelas di depan gedung!"
"Apa yang sedang kau ucapkan, sayang?" Daisy muncul dengan gelas yang ada di tangannya.
Aeson mendongak ke arah Daisy yang berdiri di depannya. "Tidak ada, bu. Hanya ada kejadian yang membingungkan terjadi di sekitarku hari ini." ujar Aeson tersenyum ke arah ibunya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/264767041-288-k677528.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss and His Dance Buddies (On Going)
Storie d'amoreWarning!! 18+ Berawal dari Eirine yang tidak sengaja menumpahkan minuman ke kemeja Aeson yang membuatnya harus menanda tangani surat perjanjian dan menjadikan dirinya sebagai teman dansa pria itu. "Dasar pria tua!! Kau akan menyesal telah melakukan...