Appreciate my work with you vote and comment on this story
------
Happy reading
⏳
"Selamat pagi, Pak." sapa Mauryn pada Aeson yang di balas pria itu dengan menaikkan ke dua alisnya.
Wanita yang memiliki posisi sebagai sekretaris itu mengikuti Aeson yang masuk ke dalam ruangannya. Sembari melepaskan jasnya, Aeson terus berbicara pada Mauryn.
"Apa jadwalku hari ini?"
"Hari ini Anda ada pertemuan dengan pimpinan Seri Choice, lalu setelah itu rapat dengan beberapa petinggi perusahaan untuk membahas kenaikkan saham JH Company."
"Hanya itu?"
"Oh, iya. Saya sampai lupa, ini ada surat untuk Anda, dari... Louisa Group." ujar Mauryn menatap Aeson setelah membaca siapa pengirim dari surat yang ia terima dari salah satu office girl yang menghampirinya.
Mauryn menyerahkan surat itu pada Aeson, "ah... orang tua itu selalu saja mengirimiku surat!" ujar Aeson dengan kesal dan menyimpan surat yang di serahkan Mauryn ke dalam laci mejanya.
Mauryn yang melihat itu hanya diam dan memperhatikan tingkah atasannya itu.
"Apa masih ada yang lain?"
"Tidak, Pak. Hanya itu saja."
"Ya sudah, kau boleh keluar,"
Mauryn berlalu dari hadapan Aeson. Pria itu kembali membuka laci mejanya dan melihat begitu banyak surat di sana. Ia mendesah, "sampai kapan orang tua itu selalu mengirimiku surat?"
^^^
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan bersamaan dengan itu pintu rumah Eirine di ketuk dari luar. Ia yang sudah rapi dengan gaunnya melangkah menuju pintu.
Pintu terbuka dan di hadapannya sudah berdiri Aeson dengan setelan jasnya dan pria itu tetap terlihat tampan-Eirine bahkan sempat terpesona melihatnya. Aeson memang tampan, bahkan dari awal ia sudah mengakui itu namun yang tidak ia suka dari pria itu hanya sikapnya saja, Eirine benci itu, ingin rasanya ia mencoba untuk menghilangkan sikap menyebalkannya itu.
"Sudah puas memandangiku?" Aeson tersenyum manis ke arah Eirine dan ekspresi gadis itu langsung berubah menjadi datar.
"Kenapa kau naik?" ujar Eirine keluar dan mengunci pintu rumahnya.
"Memang salah kalau aku naik? Aku hanya ingin melihat kau sudah siap atau tidak,"
Eirine tidak menjawab, ia melangkah menuruni anak tangga satu persatu dengan Aeson yang mengikutinya dari belakang.
Malam ini, Eirine mengenakan gaun yang cukup menutupi tubuhnya, Aeson yang memberikan gaun itu kepada Eirine tadi pagi. Ia ingin Eirine menerima pemberiannya itu di rumahnya tapi gadis itu malah menunggunya di luar, alhasil Aeson tidak bisa membuat alasan untuk masuk ke dalam rumah minimalis milik Eirine.
"Pak,"
"Ya?" Aeson menoleh ke arah Eirine yang sudah duduk dengan tenang di sampingnya sembari mengenakan seatbelt.
"Gaun ini punyamu atau kau beli?"
Sejenak Aeson mengerjap, kenapa gadis yang duduk di sampingnya ini tiba-tiba bertanya seperti itu?
"Kenapa? Kau merasa tidak nyaman mengenakannya?"
Eirine menggeleng, "aku merasa nyaman, hanya saja... tidak mungkinkan setiap kita pergi kau selalu memberikan aku gaun?"
![](https://img.wattpad.com/cover/264767041-288-k677528.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss and His Dance Buddies (On Going)
RomansaWarning!! 18+ Berawal dari Eirine yang tidak sengaja menumpahkan minuman ke kemeja Aeson yang membuatnya harus menanda tangani surat perjanjian dan menjadikan dirinya sebagai teman dansa pria itu. "Dasar pria tua!! Kau akan menyesal telah melakukan...