(1)Vivid Characters

709 119 36
                                    

1. Sleeping Boy (TERBIT)
23,1 M view | 717k vote | 46 bab

Lily gadis teguh yang pantang menyerah, dijauhi banyak cowok karena tampangnya yang tak begitu cantik. Hingga suatu hari, datang Lagsa cowok pindahan yang terkenal bad. Sejak saat itu kehidupan Lily berubah.

2. Nosy Boy (TERBIT)
31,4 M view | 1,1 M vote | 42 bab

Voza mempunyai prinsip hidup untuk tidak mencintai siapapun selama ia bernapas. Karena pengalaman buruk di masa lalu, serta kondisinya yang berpenyakitan Voza semakin mantap untuk terus menjomblo, karena ia sadar tak lama lagi dirinya akan mati. Tapi semua benteng pertahanannya runtuh ketika cowok annoying bernama Ael itu datang, mengobrak-abrik hatinya hingga perasaannya kacau balau. Bagaimana kelanjutan kisah mereka?

3. Fakboy (TERBIT)
25,6 M view | 797k vote | 40 bab

Athisa menjalin hubungan tanpa status dengan Teo. Cowok yang selalu mengklaim Athi sebagai wanitanya, tapi tak kunjung menjadikan ia prioritas nya. Teo ramah kepada semua orang. Ramahnya adalah bentuk permusuhan. Perkataannya adalah kebohongan. Senyum manisnya adalah tipu daya, tipu daya yang menyesatkan.

***

"Hahahaha."

Danin terbahak kesenangan, gadis itu sangat gembira sebab ketiga novel yang dia karang banjir peminat. Bahkan sampai naik cetak tiga kali, semua laris-ludes hanya dalam waktu tiga minggu.

Gadis berambut sebahu itu sekali lagi memandangi HP di tangannya, layar menampakkan tiga naskah novel dengan judul yang berbeda. Novel pertamanya berjudul Sleeping Boy, Nosy Boy novel kedua, dan novel ketiganya Fuck Boy.

Ketiga Novel itu sama-sama disukai banyak orang, hanya karena akhir dari ceritanya adalah kematian sang tokoh utama wanita.

Para pembaca menginginkan protagonis-nya mati, dan Danin dengan senang hati mengabulkannya. Gadis itu adalah tipe Penulis yang mendahulukan Pembaca daripada kelayakan isi dari novel-nya. Tidak peduli seberapa aneh jalan ceritanya, kalau pembaca ingin protagonis-nya mati, maka Danin tidak ada pilihan lain selain mengabulkannya.

Entah alasan apa yang dimiliki para pembaca sampai mereka menginginkan kematian sang protagonis.

Meski begitu, Danin tidak menyesal sedikitpun, justru karena itu dia bisa mengalami ketenaran pesat di usianya yang masih remaja.

Suara ketukan pintu membuat atensi gadis teralihkan. Dia sedikit kesal karena kesenangannya terganggu.

"Udah jam 12, masa iya ada yang dateng tengah malem gini?" gadis itu mengeluh heran, tak biasanya ada orang yang datang ke rumahnya malam-malam.

Atau mungkin, itu hanya kerjaan tetangganya yang usil dan menyebalkan?

Danin mendengus seraya berjalan untuk membukakan pintu. Kalau memang benar, Danin pastikan akan menggempar wajah cowok itu sampai pingsan. Berani sekali dia mengganggu Danin tengah malam.

Namun, begitu gadis itu membuka pintu, yang dia lihat hanya halaman kosong, tidak ada siapa-siapa, bahkan bayangannya sekalipun.

"Siapa, ya? Mbak Kunti atau om Pocong?" canda Danin seraya menelusuri halaman rumah.

Waktu terus berlalu, namun masih tidak ada tanda-tanda satupun mahkluk hidup yang berniat menjawab pertanyaan Danin. Gadis itupun mendengus, memilih kembali menutup pintu dengan wajah ditekuk. "Masa gue halusinasi?"

Tok tok tok

Pintu kembali diketuk. Kali ini, dengan cepat Danin membukakan pintu. Dan lagi-lagi hasilnya tetap sama, tidak ada siapa-siapa diluar.

Tiba-tiba semilir angin berhembus hanya tepat di wajah Danin, seolah ada mahkluk tak kasat mata yang sengaja meniupnya. Selama ini Danin tidak percaya bahwa mahkluk semacam mbak Kunti dan om Pocong itu ada, tapi entah kenapa.. sekarang Danin jadi meragukannya.

Gadis itu berbalik kemudian bergidik, lebih baik dia kembali ke kamar dan pergi tidur. Lagipula, besok dia harus bangun pagi untuk pergi ke Sekolah.

Baru saja Danin hendak melangkah, terdengar suara ledakan yang total membuatnya kaget. Dadanya berdebar, lututnya gemetar. Namun, rasa penasarannya cukup tunggi, hingga mau tak mau Danin berbalik lagi. Mengintip dari kaca jendela.

Aneh. Tidak terjadi apa-apa di halaman rumahnya, semua tampak gelap dengan sedikit cahaya lampu teras. Mungkin, ledakan itu hanya halusinasi? Iya, pasti Danin hanya berhalusinasi. Gadis itu akhirnya memutuskan untuk kembali menuju kamar. Tapi, lagi-lagi ketokan pintu kembali terdengar.

Ketokan pintu terdengar semakin nyaring dan tak sabaran. Danin mendengus, wajahnya tertekuk menahan takut sekaligus sebal. Ini.. yang terakhir, setelah itu mau pintu rumahnya diketuk sampai jebol sekalipun, Danin tidak akan membukanya lagi.

Hati-hati Danin meraih kenop pintu, membukanya. Lalu...

"Hai?"

Tiga cowok berparas tampan, sama-sama mengedipkan sebelah matanya seraya tersenyum lebar.

Tiga cowok asing yang membuat tubuh Danin membeku seketika, entah kenapa seluruh badannya terasa lemas dan dadanya terus saja berdebar. Dia nyaris saja terkulai di lantai jika saja cowok dengan permen pontol di mulutnya itu tidak sigap menangkapnya.

Danin terkesiap. Dia segera membenarkan posisi, lalu mundur perlahan. Gadis itu menundukkan wajah, memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa pening.

"Fokus Danin, FOKUS! Jangan halu mulu, gak mungkin ada cowok speak Taehyung dateng ke rumah lo! Iya, mending gue balik tidur!" Danin bergumam kecil, meyakinkan dirinya kalau yang terjadi barusan hanya khayalannya saja.

"Lo udah bisa liat kita?"

Danin membulatkan matanya, dia segera mendongak dengan wajah terkejut. Ketiga cowok itu masih berada di depannya, dan sekarang mereka juga bisa berbicara.

Gadis itu menampar wajahnya sendiri supaya sadar.

"Oke fiks, dia udah bisa lihat kita." Ketiga cowok itu saling pandang, seolah ini adalah waktu yang tepat bagi mereka untuk menjalankan rencananya.

Tunggu. Rencana? Apa mereka perampok? Penjahat? Maling?

Danin mundur selangkah, "Denger! gue gak punya apa-apa buat dipalak. Jadi, Tuan Penjahat mending kalian balik aja deh. Percuma mau rampok gue, gue gak punya apa-apa." Danin memohon seraya membungkuk sopan, dia tidak berbohong karena dia memang miskin.

Ketiga cowok itu justru mengerutkan kening, mereka saling pandang seolah bertanya satu sama lain, yang dia maksud maling bukan gue kan?

"Lo Penulis D4_1N, kan? Alias Danin. Benar?" cowok yang berdiri paling tengah membuka suara, wajahnya mengantuk tapi tatapannya sangat tajam.

Hal itu sontak membuat Danin terkejut dan bertanya-tanya. Dari mana dia bisa tahu nama plus nama penanya?

"Tenang Danin, lo harus stay bijak biar gobloknya tersamarkan dikit." Gadis itu mengangguk yakin, setelah bergulat dengan pikirannya sendiri, dia memberanikan diri menatap ketiga cowok itu.

Ragu-ragu gadis itu bertanya congkak, "k-kalian siapa sih?"

"Gue?" ketiga cowok itu saling pandang sebelum akhirnya kompak menatap Danin dengan senyum menakutkan, "kita..."

Danin mengangkat alis, menunggu kelanjutan ucapan mereka.

Ketiga cowok itu terkekeh sebelum melanjutkan ucapannya, "anak lo. kita adalah tokoh fiksi dari novel lo."

***

MIMROSA mimrosaa
Revisi : 2022-Bangkalan, 29°C
Sebagian besar berawan, Terasa seperti 35°

1. My Fictional Character's •• by MRS
2. Maleficent Syndrome •• by Ozzaleta
3. Taith Hir •• by Lilin_ln
4. Uhlamvu Olubi •• by Kairaya_

My Fictional CharactersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang