Sejam yang lalu Lagsa ingat kalau dia tidur di sofa. Tapi sekarang, what happen? Kenapa tubuhnya justru terikat dikursi yang entah darimana datangnya. Bangun-bangun, cowok itu sudah dihadapkan dengan penampakan dirinya yang penuh dengan make up di cermin.
"Lo.. Goodness! Gue gak bisa berhenti ketawa. Lo jadi kek banci. Tapi cakep." Ael akhirnya bersuara setelah puas berguling-guling.
Teo melepaskan ikatan Lagsa dikursi. "Ini kerjaan Danin?"
Lagsa mengangkat bahu. "we can guess it." ujarnya seraya berjalan menuju kamar mandi.
"Mau kemana lo?" tanya Ael.
"Cuci muka." Bukan Lagsa, tapi Teo.
Ael menatap cowok itu. Menarik topinya iseng. "Kenapa? Kok jadi serius gini? Lo bisa-bisanya gak ketawa, padahal tadi itu lucu banget. Liat, gue udah took some pictures." Ael menunjukkan foto Lagsa yang sudah dia jepret. "He was funny!" tawanya lagi.
"Gak beres lo." Teo mengabaikan. Dia memilih membereskan kursi yang mengikat Lagsa ke dapur.
Ael tertawa canggung melihat kepergian Teo. Rasanya sangat malu ketika hanya dia yang bersemangat sendiri. Tertawa sangat leluasa.
"Kenapa mereka? PMS?" Ael menatap cermin.
Awalnya cowok itu hanya sibuk mengagumi parasnya ketika berkaca. Tapi setelahnya, Ael menemukan sesuatu. Sebuah note yang tertempel diujung bagian atas cermin.
Tulisan tangan. Ael mengambilnya, berniat membaca tapi Lagsa keburu merampasnya.
Lagsa tersenyum sebelah bibir melihat Ael cemberut. Wajahnya sudah bersih dari make up.
Maaf gue gabut. Lagsa, gue tau lo jatuh cinta sama gue. Dan gue cukup tau apa itu artinya. Dan kalo lo berpikir gue bakal diem aja setelah tahu semua itu, tentu saja lo salah. Gue harus safety diri gue sendiri, kan? Terikatnya lo di kursi dengan make up berantakan, itu adalah peringatan pertentangan dari gue. Iya gue ngajak lo bermain. Dan ayo kita lihat siapa yang menang. Bukan cuma lo, tapi kalian bertiga. Start from now.
Lagsa tertawa. Ael sampai shok. Ini adalah pertama kalinya dia melihat cowok itu tertawa sekeras itu.
"Kenapa?" Ael kepo.
Lagsa memberikan Note itu ke Ael. Ael membacanya. Tapi cowok itu justru mengerutkan kening.
"Permainan apaan? Hubungannya lo terikat dengan wajah penuh make up apa?"
"Goblok." Lagsa menabok kepala cowok itu. "Dia ngajak kita main-main. Artinya, dia lebih milih melawan kita dari pada berdamai dan benerin tulisannya."
Ael mengerjap. Setelahnya dia terkekeh patah-patah.
"Lo ingat kalimat pertama yang kita ucapkan ke Danin?" Lagsa bertanya.
"Yang mana!"
"Kita bakal buat dia jomblo seumur hidup. Bukankah itu artinya, kita hanya perlu buat dia gak punya orang lain untuk bersandar selain kita." Jelas Lagsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fictional Characters
FantasyTiga tokoh pria dari novel karangan Danin hidup. Masalahnya, mereka sama-sama menuntut balas agar Danin menghidupkan kembali pasangan mereka. Terlepas dari semua kejadian itu, haruskah Danin mewujudkannya? Start : 01 Oktober 21 Finish : ©copyright 2...