Hari ini, akhirnya Danin pergi ke sekolah. Tapi sialnya, cowok bernama Ael itu bersikeras membuntutinya. Katanya sih, tidak mau melihat Danin bermesraan dengan cowok lain. Bukan. Bukan karena Ael cinta atau suka pada Danin, tapi demi menepati janjinya yang ingin membuat cewek itu jomblo seumur hidup. Karena sampai sekarang, gadis itu masih belum memberinya kepastian terkait pengubahan ending novel.
Danin menghela napas, dia bosan. Kelasnya jam kosong, ditambah lagi dia sangat tidak nyaman mendapat tatapan aneh dari teman sekelasnya. Kenapa lagi kalau bukan karena kehadiran Norin Natnael? Si cowok fiksi, penggila permen batangan.
Cowok itu sedang asik menebar pesona pada ciwi-ciwi dikelasnya.
"Gue sih, sebenarnya gak mau sama Danin." Ael membekap kepala Danin di ketiaknya. Entah, kenapa cowok itu bisa sangat akrab dengan teman sekelasnya. Danin juga heran, kenapa cowok itu bisa ada di sekolah Victoria dan masuk ke kelasnya.
"Terus, kok lo bisa jadi pawangnya Danin? Katanya lo gak suka sama dia?" Dea heboh, sejujurnya gadis itu iri melihat Danin mempunyai pawang ganteng seperti Ael.
"Yah, gimana ya. Namanya juga cint-"
"Ael bentar lagi bel, mending lo pergi deh!" potong Danin tertekan.
Sebenarnya, mood gadis itu lagi jelek. Mungkin karena Nath yang notabene-nya tukang tidur di kelas, tiba-tiba pergi keluar kota untuk mengikuti olimpiade. Terlebih lagi, cowok itu tidak memberitahunya.
Ael terkekeh, dia mendekatkan wajahnya pada Danin. "Kalau gue gak mau?"
Danin sontak menegang. Nada suara Ael tiba-tiba membuatnya merinding. Gadis itu jadi ragu untuk kembali menatap wajah Ael, dia sedikit takut.
"Bercanda." Ael langsung mendatarkan wajah, "gue gak suka lo berekspresi kek gitu. Of course! Gue pergi sekarang."
Cowok itu mengangkat kedua tangan sembari berjalan mundur mendekati jendela kelas, ekspresinya terlihat kecewa dan kaku. Cowok itupun melompat dari jendela yang menuju belakang sekolah.
Tunggu. Jadi, cowok itu menyusup?
Danin menghela napas menyerah. Bukan maksudnya mengusir Ael, Danin hanya tidak ingin terkena masalah. Mau bagaimanapun, cowok itu bukan murid Victoria. Kalau ketahuan guru, yang kena impas bukan hanya Ael saja, tapi Danin juga.
Setelah kepergian Ael, Danin kembali ditatap aneh oleh para teman sekelasnya. Tak mau ambil pusing, agar dianggap tidak sombong Danin balas tatapan mereka dengan senyuman saja. Gadis itu menaruh kepalanya di atas meja, menunggu sampai bel masuk berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fictional Characters
FantasyTiga tokoh pria dari novel karangan Danin hidup. Masalahnya, mereka sama-sama menuntut balas agar Danin menghidupkan kembali pasangan mereka. Terlepas dari semua kejadian itu, haruskah Danin mewujudkannya? Start : 01 Oktober 21 Finish : ©copyright 2...