(2)True Fictional Characters

414 74 13
                                    

Fakboy Chepter 39

"Apa ini?" Teo mengernyit bingung.

"Itu anting. Gimana, bagus gak?" balas Athi. Dia menyelipkan rambut pirangnya yang berantakan ke belakang telinga. Athisa berharap, cowok itu menyukai benda pemberiannya.

"Bagus." bibir cowok itu terangkat sedikit, matanya menatap kosong pada anting bertulisan 'Athi&Teo' di tangannya, "tapi .. alay. Sorry, gue gak bisa make."

Athi menurunkan senyumnya, wajah yang semula berseri-seri berubah sendu dan kaku. "Oh. Kenapa? Katanya lo cuma suka sama gue."

Cowok itu menggeleng, "gak gitu. Lo jelas tau, gue gak bisa jomblo barang sehari pun. Kalo Lilin tau anting ini dari lo, dia bakal putusin gue sama kayak Intan dan Aya kemarin." perjelasnya.

Athi mendesis sinis, dia menatap netra cowok itu dingin."Kalo gitu, kenapa gak pacaran sama gue aja? Gue gak bakal mutusin lo. Lagi pula, kita sama-sama saling suka, lo juga bilang gak bisa jauh dari gue, dan-"

"Stop! Gue capek dengerin lo ngomong itu-itu aja."

***

Teo Acelio mengangkat sebelah bibirnya pedih, menaruh novel berjudul Fakboy yang baru saja dia baca di atas meja. Netranya bergerak menatap dingin satu-satunya cewek yang terduduk kaku di ruang tamu.

Gadis itu, Danin. Ragu-ragu dia mengangkat wajah yang semula tertunduk hingga pandangannya bertemu dengan Teo.

Sial. Sial. Sial. Apa yang harus Danin lakukan sekarang? Yah, sejak pengakuan yang berasal dari bibir tiga cowok di depan pintu itu, ketiganya langsung masuk begitu saja dan beraktifitas sesukanya. Seolah rumah Danin adalah rumah mereka.

Parahnya, Danin mendadak takut dengan yang terjadi sekarang. Dia takut jika ketiga cowok ini, benar adalah tokoh novelnya.

Danin takut tujuan mereka datang ke sini justru membahayakan nyawanya. Bagaimana kalau mereka ingin membunuh Danin karena dia telah membuat pasangan ketiganya mati di akhir cerita?

Danin menggelengkan kepalanya. Tidak. Dia tidak boleh mati, setidaknya dia harus merasakan bagaimana rasanya pacaran meski hanya sekali.

Tak!

"Liat gue." Teo mengetuk dahi Danin, membuat gadis itu meringis sakit. Matanya tak sengaja menatap garang Teo tapi langsung dia alihkan ke samping.

Danin tak berani menatap cowok itu. Nada bicara Teo sangat dingin, sehingga membuat Danin enggan melihatnya. Padahal, seingat Danin dia tidak pernah menciptakan karakter Teo sedingin itu. Melainkan sebaliknya, ramah dan murah senyum.

"Danin Akasi, liat gue!" bentak Teo tak sabaran.

Danin terkaget. Ada satu lagi, selain fuckboy Danin juga membuat karakter Teo itu emosian dan tak sabaran. Tukang tipu dan pemberi harapan palsu. Teo Acelio.

"K-kenapa?" Danin akhirnya mengeluarkan suara.

Malam tergelincir larut tak pantang membuat Danin mengantuk, padahal besok dia harus pergi ke Sekolah. Sekarang, Danin hanya perlu memastikan kalau cowok ini hanyalah halusinasi.

"Bukti apa yang lo mau, supaya lo percaya kalau kita benar adalah tokoh yang dari novel lo?" tanya Teo sembari melepaskan anting yang terpasang di telinganya, "kalau ini.. cukup?" dia menyerahkan anting itu pada Danin.

Danin memperhatikan anting yang diberikan Teo. Terukir nama 'Athi&Teo' sama persis dengan gambaran yang Danin bayangkan ketika menulis adegan di novelnya. Tepat di Chepter 39 Fakboy.

My Fictional CharactersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang