(7)Take a Deeper at Characters

198 50 10
                                    

"Hei-hei, Momi plis diem." Ael membekap mulut Danin. Meyembunyikan gadis itu di dalam kamarnya.

"Jangan nangis. Ael gak bakal ngapai-ngapain. Masalahnya, kalau Teo sama Lagsa tau Momi nangis dan ada Ael di samping Momi, mereka bakal ngira Ael yang bikin Momi nangis. Dan itu bisa jadi masalah." Jelas Ael.

Mendengar itu Danin berusaha menahan isak tangisnya. Bukan hanya akting, dia menangis sekarang. Danin benar-benar takut pada Ael. Secara, dia adalah yang menciptakan karakter cowok itu, dia jelas tau orang seperti apa Ael itu.

"Nah Bagus. Diem, ya. Nih, Ael kasih permen." Ael memerintahkan Danin supaya membuka mulutnya. Danin menurutinya dengan terpaksa.

Cowok itu memasukkan permen pentol ke dalam mulut Danin, lalu menghela napas lega.

"Ael, balik dulu. Jangan nangis."

Danin terpaksa mengangguk.

Ael pun pergi. Begitu cowok itu tak lagi nampak di sekitarnya, Danin kembali terisak kecil. Membuang permen pentol yang diberikan Ael.

Makan tuh karakter fiksi!

Ada harga yang harus lo bayar. You dare to create us, you must also be willing to accept the consequences.

"Mama. Tolongin Danin. Mereka beneran ada, Ma." Gadis itu meringkuk, terisak di balik kedua lututnya.

"Danin ngaku salah. Maaf."

***

"Hoi? Lo gak sekolah? Badan lo panas."

Pandangan Danin tidak jelas, tapi dia dapat melihat dengan jelas Nath sedang memeriksa suhu badannya.

Cowok itu mengeluarkan sesuatu dari tas sekolahnya.

"Ini bekal gue. Lo makan. Gue liat dapur lo gak ada makanan. Lo gak usah sekolah dulu, lo istirahat. Nanti gue bilang Mama supaya samperin lo ke sini. Sekarang gue mo sekolah, lo makan ini aja dulu. Oke?" ucap cowok itu panjang lebar.

Danin tidak dapat mendengarnya dengan jelas. Dia hanya mendengar kata Oke saja. Danin tidak memikirkan hal lain. Yang ada di pikiran gadis itu sekarang hanya tentang, kemana ketiga cowok pergi.

Begitu Nath hendak pergi, Danin mencegahnya.

Nath menoleh. "Kenapa?"

"Dibawah gak ada orang?" Tanya Danin parau.

Nath terdiam sesaat, kemudian menggeleng ketus.

"Gue berangkat." Nath hendak pergi, dan Danin mecegahnya lagi.

"Nath."

"Kenapa lagi?"

"Lo gak ketemu sama-"

"Tiga cowok aneh itu maksud lo?" Potong Nath agak kesal.

Danin diam. Membenarkan ucapan Nath.

"Gak ada. Mereka gak ada di sini. Gue gak liat mereka. Gue gak tau mereka kemana. Dan gue gak peduli."

My Fictional CharactersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang