Seperti yang Nata bilang, Danin pilek. Tak terhitung sudah berapa lembar tisu yang Danin gunakan, hidung gadis itu memerah dan ingus meleber kemana-mana.
Ael, Teo, dan Danin sedang berkumpul di ruang depan. Duduk di satu sofa panjang, sambil sesekali melihat layar TV. Sementara Lagsa, cowok itu sedang berkutat dengan mie instan di dapur.
"Huachheem!"
"Momi pilek, ya?" Ael merangkul Danin dari sisi kiri, mengusap kepala gadis itu seraya menampilkan ekspresi paling sedih.
Sementara Teo yang duduk di sisi kanan Danin, sedang mati-matian menahan supaya tidak memukul belakang kepala Ael yang sedang bertingkah sok gemas itu.
Danin mengangguk. "Iya gue pilek, batuk, flu, ingusan. Lo mau elapain ingus gue?"
Teo terbahak. Ael mematap cowok itu datar. Mendadak kepribadiannya yang imut sirna tergantikan suara serius yang kembali membuat jantung Danin berdegup takut.
"Boleh. Gue ilangin aja hidungnya, gimana? Biar gak perlu ingus-ingusan, dan gue gak perlu repot-repot elapin. Mau?"
Danin membeku. Dia mendekatkan diri pada Teo. Seolah meminta perlindungan pada cowok itu.
"M-maaf, gue cuma bercanda." Ujar Danin memeluk Teo. Tanpa sadar dia melakukan itu.
Melihat itu Ael tertawa, menarik Danin agar menjauh dari Teo.
"Tempat lo di sini, di deket gue. Kenapa malah meluk-meluk Teo kayak gitu?"
Danin menekan dirinya pada sandaran sofa, berharap dia menghilang begitu saja. Dia tidak berani menatap Ael.
"Ael berhenti. Kasian dia ketakutan, tuh." tutur Teo malas.
"Emang gue ngapain?"
"Lo gak ngapai-ngapain aja udah nyeremin."
"Muka gue lucu. Darimana nyereminnya?"
"Siapa yang bilang lo lucu?"
"Banyak."
"Siapa? Gue tanya."
"Yang nulis cerita ini. Di beberapa narasi dia bilang gue imut."
"Tapi karakter lo yang gak imut."
"Teo lo mau ribut sama gue?"
"Hobi lo emng ngajak ribut ya El? Gak Lagsa, gak gue, lo bawaannya emng bikin emosi sih." Sarkas Teo.
HUACHHHEEEM!
Danin bersin. Dia kembali mengelap ingusnya. Membuat perdebatan dua cowok itu terhenti. Lalu, beberapa saat setelahnya terdengar ketukan pintu. Sejenak, mereka menolehkan kepala. Penasaran siapa yang datang malam-malam.
"Gue yang buka." ujar Ael.
Cowok itu berjalan ke arah pintu. Membukanya, lalu sesosok Nath muncul dibaliknya.
"Oh, lo? Mau apa ke sini?" tanya Ael langsung.
Nath mencari keberadaan Danin. "Mau ketemu Danin."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fictional Characters
FantasyTiga tokoh pria dari novel karangan Danin hidup. Masalahnya, mereka sama-sama menuntut balas agar Danin menghidupkan kembali pasangan mereka. Terlepas dari semua kejadian itu, haruskah Danin mewujudkannya? Start : 01 Oktober 21 Finish : ©copyright 2...