• sᴇᴄʀᴇᴛᴀʟᴏᴠᴇ •
"Lo yakin?"
Pertanyaan kompak dari Imel, Ervin, Azkia jelas dijawab dengan derai tawa oleh Andres. Serupa sebuah tombol yang ditekan bersamaan, suara mereka kompak keluar dengan intonasi yang sama pula.
Sebelum itu, Andres mengutarakan bahwa ia akan merawat si kecil. Menjadikan anak kecil yang ia pikir bernasib sama dengannya itu menjadi putranya. Pernyataan itu jelas disambut shock oleh semua. Memang, dalam radius 29 tahun ini, hati seorang Andres Baihaqi memang belum pernah menyentuh hal sentimentil seperti cinta.
Kegagalan rumah tangga orang tua, menjadikan ia korban dan harus hidup hanya bersama sang kakek selama dua tahun, sebelum pria renta itu wafat dan ia tinggal sebatang kara sepertinya memberikan trauma tersendiri bagi Andres.
Namun, menjadi orang tua tunggal bukan hal yang mudah dilakukan. Tidak serupa dengan menanam pohon, menebar bibit, menyiram air, dan memastikan mendapatkan cahaya matahari, lalu biarkan alam melakukan tugasnya. Tidak! Ini jauh lebih sulit dilakukan.
Belum lagi, Mereka tidak tahu apakah Andres akan tetap dengan hati yang tidak tersentuh atau ia akan merasakan bahwa suatu saat itu akan menjadi polemik tersendiri jika perempuan pilihan Andres nantinya tidak akan menerima Khalil di antara mereka, atau sebaliknya, Khalil tidak akan menerima perempuan mana pun antara dia dan Andres.
"Ini masalah serius, Bay! Jangan becanda. Emangnya suatu saat nanti lo nggak bakalan nikah apa? Mau jomlo seumur hidup?" Ervin melayangkan pukulan pelan pada kepala Andres ketika laki-laki itu hanya merespons dengan tawa.
Hal sentimentil seperti cinta memang tidak pernah ada di dalam radius kehidupan seorang Andres Baihaqi. Baginya, perempuan itu memusingkan. Namun, ketika berbicara soal perempuan, entah mengapa laki-laki itu teringat akan wajah cemberut seorang gadis yang ia kenal sebagai adik rekan kerjanya.
Andres tidak tahu mengapa. Sejak acara resepsi pernikahan Nara dan Maudy, senyum Maura menjadi candu untuk Andres. Bahkan, ketika laki-laki itu melemparkan ledekan, gadis berusia tujuh belas tahun itu cemberut dan ia menyukainya.
Sebelum ini, Andres turut serta datang ke rumah Maudy ketika acara lamaran yang dilakukan oleh Nara. Maudy mengenalkan Andres sebagai teman Nara pada orang tua dan adiknya. Sejujurnya, laki-laki itu hanya ingin mengakrabkan diri, tetapi gadis berusia tujuh belas tahun itu mencebik kesal karena Andres menggodanya.
"Kenapa lo cengar-cengir begitu?" Sebuah tamparan keras dari tangan Imel membuyarkan lamunan Andres tentang gadis yang senantiasa cemberut itu.
"Nggak apa-apa," jawabnya disertai senyum menutupi tawa akibat geli yang tiba-tiba muncul ketika mengingat Maura.
Tidak butuh waktu lama bagi Andres mengiyakan keseriusannya dalam membawa Khalil. Alasannya sederhana, anak itu butuh orang tua, dan Andres butuh teman untuk menemaninya menghabiskan sisa hidup jika kemungkinan ia memilih untuk tidak menikah.
Dengan bantuan tetangga di rumah peninggalan kakeknya, Andres meninggalkan Khalil bersama Arin, adik Aje yang berprofesi sebagai guru ngaji ketika ia sibuk bekerja.
Terkadang, Nara, Imel, Ervin atau Afriandar juga sering datang, sekadar menengok bocah yang kesulitan berjalan menggunakan penyangga kaki itu. Nara tahu setelah satu bulan Khalil tinggal bersama Andres. Awalnya, Nara tidak percaya dan marah ketika tahu mereka terlibat masalah tanpa memberitahunya.
Namun, semua menjadi lebih terkendali ketika Andres menceritakan alasan kenapa ia tidak menghubungi Nara adalah karena tidak ingin mengganggu dirinya sebagai pengantin baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretalove ✓
عاطفيةDari semua yang laki-laki yang melintas dalam hidup Maura, bagian favoritnya adalah senyum seorang laki-laki berselempang tas kamera hitam. Namun, menunggu dua tahun kehadiran sosok yang tidak sengaja ia temui itu adalah hal yang sangat mustahil. S...