• sᴇᴄʀᴇᴛᴀʟᴏᴠᴇ •
"Aku perhatiin dari kita keluar kafe kamu diem aja, Ra." Aku mengerjap, menatap Andra yang sudah menatapku dengan tatapan khawatir.
"Ehh, nggak, 'kok. Cuma lagi nikmatin perjalanan aja tadi," jawabku disertai senyum agar Andra tidak merasa terlalu khawatir.
Baru pukul tiga sore, motor Andra sudah sampai di pelataran Taman Fatahillah. Awalnya kami hanya berdua, sebelum kemudian bergabung dengan beberapa anak FOGAMA yang duduk-duduk di depan pelataran Kafe Batavia.
"Aku Maura, Maura Athaya. Bisa panggil Maura, bisa panggil Athaya." Begitu canggung rasanya ketika aku memperkenalkan diri.
Sementara anak FOGAMA yang lain mengangguk sembari tersenyum membalas. Salah satu anggota FOGAMA yang memperkenalkan namanya Joni berceletuk. "Jadi ini yang disebut-sebut bidadari FKOM?"
Aku tersenyum canggung. Bidadari apanya? Mereka tidak tahu saja di rumah kakak menganggap tidak ada laki-laki yang mau denganku. Terlebih keduanya kompak meledek ketika tahu aku sama sekali belum pernah berpacaran.
Mungkin karena tahu aku tidak nyaman dengan bahasan seperti itu, Andra memulai topik pembicaraan baru. "Gimana soal konsep yang mau kita ambil semuanya udah setuju? Apa ada yang mau dibantah atau ditambahin?"
Yang lain kompak menggeleng, beberapa mengacungkan jempol untuk menjawab pertanyaan laki-laki berjaket parka warna army itu.
"Tapi, Ndra. Anak UKM modelling ngabarin kalo mereka nggak bisa datang hari ini." Itu Rafli, salah satu anggota UKM FOGAMA
"Maksudnya?" Pertanyaan Andra menginterupsi.
"Berarti kita butuh model pengganti dong?" tanya Joni. "Kita, 'kan, nggak nyiapin itu kemarin, lagi pula kemarin udah cocokin jadwal sama UKM sana. Berarti hari ini kita cancel ambil gambar? Susah lagi izin sama pihak UPK setempat belum lagi ke PTSP."
"Maura aja jadi gantinya gimana? Ngegantiin anak UKM modelling yang batal datang ke sini."
Aku? Kenapa Rafli jadi meminta aku yang bertanggung jawab dengan ketidakhadiran model mereka?
"Maksudnya kalau Maura jadi modelnya, gimana?"
Aku menelan ludah. Bagaimana jadinya jika aku yang bahkan tidak pernah mengambil foto selfie saja dapat menjadi seorang model? Tapi bagaimana caranya aku menolak permintaan anggota FOGAMA. Meski baru mengenal, aku tetap tidak enak hati untuk menolak.
"Gimana, Maura?" Rafli bertanya lagi untuk memastikan idenya.
"A-aku belum pernah jadi model sebelumnya."
"Ya makanya dicoba! Aku yakin bakal bagus hasilnya kalau kamu yang jadi model." Rafli terlihat antusias, dia duduk mendekat kemudian memperlihatkan gambar-gambar yang menjadi konsep mereka kali ini. Beberapa gambar dengan gedung-gedung serupa latar sebuah cerita dengan warna tone yang sama, terlihat menarik dengan gaya model traveller vintage yang mereka buat dalam sketsa kasar.
"Dicoba aja, Maura. Siapa tau hasilnya bagus dan lo malah bisa jadi model beneran." Joni mengusulkan. "Lagian nanti editing-nya bakal dibantuin sama kakaknya si Andra, 'kok. Pasti hasilnya bakal bagus."
"Andres?" aku berucap spontan. "Maksudku Kak Ubay." Buru-buru aku koreksi panggilan itu ketika melihat Andra menatapku dengan tatapan kaget.
"Kamu tahu nama asli Ubay, Ra?" tanya Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretalove ✓
RomanceDari semua yang laki-laki yang melintas dalam hidup Maura, bagian favoritnya adalah senyum seorang laki-laki berselempang tas kamera hitam. Namun, menunggu dua tahun kehadiran sosok yang tidak sengaja ia temui itu adalah hal yang sangat mustahil. S...