"Suho kau sudah datang. Duduklah dan tunggu Jisoo sebentar ya".
"Baik Bibi Hanna".
"Anak itu berdandan saja sangat lama" Hanna segara menyusul Jisoo ke kamarnya untuk meminta gadis itu keluar dari kamarnya.
Tok... Tok... Tok...
"Jisoo, berdandan apa kau ini? Sangat lama. Cepatlah keluar, jangan membuat Suho menunggu lama!".
"Yayaya.... Sebentar lagi aku akan keluar. Sabar dong Bibi".
"Aku akan menunggumu di depan". Hanna akhirnya kembali dan kembali ikut percakapan Chae Beak dan juga Suho. Tetapi belum saja Hanna mendatangi mereka, Hanna melihat Jisoo berjalan melaluinya dan seketika ia menarik gadis itu untuk menghentikannya
"Apa-apaan ini Jisoo!" amarahnya Hanna seketika memuncak melihat Jisoo berdandanan sangat norak.
"Apanya yang apaan Bibi?" tanyanya dengan tampang polosnya itu.
"Siapa yang menyuruhmu berdandan norak seperti ini!?"
"Astaga Bibi ini tidak tahu tentang model deh"
"Masuk ke kamarmu sekarang!" teriak Hanna yang membuat Chae Beak maupun Suho menoleh ke arahnya.
"Aku tidak mau, kan Bibi sendiri yang menyuruhku cepat bersiap dan sekarang aku sudah siap. Jadi kalau begitu aku permisi dulu ya Bibi"
"Ikut aku!" menarik tangan jisoo.
"Aku tidak mau, Bibi lepas. Ayah tolong aku" yang mulai mengarahkan pandangannya kepada sang Ayah.
"Cepat!" Hanna pun mencoba menutupi gadis itu agar Suho tidak melihat kerusuhan yang di buat Jisoo. Takutnya Suho tidak tertarik lagi karena melihat Jisoo yang berdandan seperti ini. Sedangkan Jisoo, gadis itu justru berusaha terlihat oleh Suho dengan beberapa kali menarik perhatian Suho dengan meliriknya.
"Tidak Bibi, kasian nanti tamu kita, dia sudah menungguku sangat lama" yang lagi-lagi melirik Suho bahkan memanggil nama pria itu, hingga mengedipkan matanya untuk menggoda Suho. Sedangkan Suho yang melihatnya hanya tersenyum geli, melihat kekonyolan yang dibuat oleh gadisnya itu. Suho justru semakin ingin cepat-cepat bisa memilikinya.
Lalu Hanna yang tak ingin menahan malu terlalu lama itu segera memanggil pelayan untuk membawa Jisoo kembali ke kamarnya dan mengubah dandanan gadis itu. Sekarang mereka sudah berada di kamar, para pelayan mencoba untuk mendadani Jisoo dengan susah karena Jisoo selalu memberontak mereka.
"Sudahku bilang jangan mendekat!" Jisoo mencoba menghalangi tangan pelayan yang mencoba mendekati wajahnya. Seketika nada tinggi Jisoo membuat para pelayan itu terdiam dan ragu untuk menyentuhnya.
"Kalian tidak perlu takut dengannya. Lakukan saja sesuai perintahku".
"Baik Nyonya" ucap mereka secara bersamaan.
"Duhh... tidak mauu, hentikan sekarang juga atau kalian aku pecat!" ancam Jisoo membuat takut semua pelayan.
"Jisoo tidak ada hak untuk memecat kalian jadi tidak perlu takut dengan ancamannya".
"Kata siapa aku tidak punya hak? Yang menggaji mereka itu kan Ayahku bukan kau. Uang Ayahkan uangku juga" kesal Jisoo, karena para pelayan tidak mau menurutinya.
Sekarang Jisoo telah siap, para pelayan telah mendadaninya dengan sangat cantik meski harus memakan waktu cukup lama. Dan semenjak keluar dari kamarnya Jisoo terus saja mengerutkan bibirnya, menandakan jika dirinya sedang kesal. Yah tentunya karena rencana awalnya memang tidak mulus.
"Tersenyumlah" bisik Hanna, dengan menggenggam kencang lengan tangan kananya Jisoo.
Meski rasanya sakit, Jisoo tetap tidak takut dengan ancaman dari Bibinya Hanna. Ia justru langsung menarik lengan tangan kanannya dengan kasar sehingga membuat Bibinya itu menjadi reflek melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband My Bodyguard
RomanceSiapa sangka pada pertemuan yang tidak sengaja ini, aku justru jatuh hati padamu? Lalu tanpa memikirkan hal yang lain aku langsung menerima perjodohan ini. Walaupun pada awalnya aku tidak berniat sama sekali, karena aku bukanlah tipikal pria yang su...