sadar

285 134 90
                                    

“Dasar payah" Lee Seung seketika.

“Siapa yang kau maksud dengan payah?”.

"Kau".

"Aku? Hahaha..." tawanya. "Kau ini, tidak henti-hentinya mencari masalah denganku" ucap Taehyung yang mulai sinis. Jujur saat ini susana hati Taehyung benar-benar buruk dan pria di hadapannya justru semakin memperburuk suasananya dengan menghina Taehyung, membuat pria itu ingin sekali menghajarnya dengan segera.

"Bukannya kau sendiri, yang membuat masalah?".

"Apa maksudmu!?".

"Jangan berpura-pura bodoh atau kau ini sebenarnya memanglah pria yang bodoh? Kasian sekali Jisoo, tapi apa boleh buat salahnya sendiri tidak memilihku waktu itu. Jika saja waktu itu dia memiliku, aku pasti tidak akan membuatnya sedih seperti saat ini" Lee Seung dengan nada remeh. 

"Oh... Aku tahu sekarang, maksudmu yang sebenarnya. Kau ingin merebut kembali Jisoo kan dariku? Sudahlah percuma saja, usahamu pasti akan sia-sia lagi".

"Jangan cemas, aku ini sudah memiliki kekasih, tidak mungkin aku menghianatinya. Aku hanya heran saja denganmu, bisa-bisanya kau membela gadis lain di hadapan Jisoo, kekasihmu itu. Bukankah itu namanya keterlaluan? Kau sendiri sudah mengenal Jisoo cukup lama. Apa kau masih tidak tahu, bagaimana sifat dari gadis itu? Aku sendiri sampai saat ini masih yakin Jisoo tidak mungkin tega melakukan hal seperti itu, walaupun Jisoo memang gadis yang keras kepala".

"Jangan ikut campur dalam permasalahan kami. Mengerti!?".

“Kau ini ternyata pria yang bodoh dan juga payah ya... Aku melakukan ini hanya agar kau sadar. Jangan sampai hanya karena masalah ini, membuatmu sampai putus hubungan dengan Jisoo. Jika hal itu terjadi  usahamu selama ini untuk mendekati Jisoo, hanyalah sia-sia saja"

Setelah mendengar semua perkatakan Lee Seung, Taehyung akhirnya sadar, ia pun sangat menyesali perbuatannya. Walaupun Taehyung masih tidak mau mengakuinya secara langsung di hadapan Lee Seung.  

"Aku minta kau jangan salah paham, aku melakukan semua ini bukan untukmu, tapi untuk Jisoo. Oya tadi aku melihat Jisoo menangis sambil berjalan menuju pintu keluar".

Tak ingin membuang-buang waktu lagi, Taehyung segera pergi mencari Jisoo. Lee Seung yang melihatnya pun hanya mengedikkan kedua bahunya sambil menyunggingkan bibirnya "Penyesalan memang selalu datang terakhir", setelah mengucapkannya Lee Seung pun juga akhirnya pergi, ia pun kembali bergabung dan menikmati pesta.

Kali ini Taehyung terlambat, Jisoo sudah tidak ada lagi di pesta, sepertinya gadis itu memang sudah pulang ke rumahnya. Taehyung juga sudah mencoba untuk menelepon Jisoo berulang kali, tetapi gadis itu tetap tidak mengangkatnya sama sekali, membuat Taehyung menjadi cemas dan mengutuki kebodohannya sendiri.

Bug...

Satu pukulan berhasil Taehyung layangkan pada tembok yang berada di dekatnya. Dengan penuh amarah Taehyung pun kembali memukul tembok tersebut hinga berulang kali. Semakin lama suara pukulan tersebut, semakin keras dan juga cepat.

"Aaarrrggghhh..." teriak Taehyung. "Dasar bodoh! Aku benar-benar bodoh! Bisa-bisanya aku menyakitimu, mungkin Jisoo tidak akan mau memaafkanku" lirihnya.

¤¤¤¤¤¤¤

“Wah... Ying-ying,  Kau yang memasak ini semua? Banyak sekali. Oya... Kenapa kau tidak membangunkanku? Aku kan ingin membantumu memasak juga”.

“Tidak perlu, kaukan tamuku jadi lebih baik kau makan saja. Nih... sup pereda mabuknya," Ying-ying menyerahkan semangkok sup di hadapan Jisoo. "Aku membuatkannya untukmu, agar perutmu tidak merasa mual lagi”.

My Husband My BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang