Kini pria itu mendekati Jisoo yang tengah tertidur pulas. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini sehingga seulas senyum mulai tergambarkan pada wajahnya. Dengan terus memandangi Jisoo, sesekali ia juga menyingkirkan anak-anak rambut yang menghalangi wajah cantik gadis itu. Tampaknya pria itu mulai tertarik dengan Jisoo.
"Suho, kau sudah datang ya?" ucap pria tua itu, Chae Beak yang tiba-tiba saja datang. "Maaf ya, pasti kau sudah menungguku lama sekali?" lanjutnya.
"Tidak apa-apa Paman" ucapnya yang langsung bangkit berdiri.
"Astaga gadis ini, mengapa dia tidur disini? Apa rumahku masih kurang nyaman untuknya? Hingga kantorku saja di jadikan tempat penginapan" kesal Chae Beak. Walau begitu kesal melihat tingkah putrinya, ia tetap saja menyayanginya hingga tidak ada sedikit pun niat untuk membangunkan Jisoo. Sedangkan Suho yang mendengar ocehan tersebut hanya menanggapi dengan senyuman saja.
"Bagaimana setelah kau melihat putriku, Jisoo? Apakah dia cantik?" tanya Chae Beak dengan nada yang menggoda.
"Putri Paman sangat cantik sama seperti Paman yang sangat tampan" jawab Suho dengan jujur dan sedikit malu-malu karena tadi sudah tertangkap basah memperhatikan gadis yang sedang tertidur itu.
"Haha... Kau ini bisa-bisanya memujiku seperti itu. Oh ya apa sudah kau memikirkannya dengan matang-matang mengenai tawaran perjodohanmu dan putriku?" tanya Chae Beak.
Namun baru saja Suho akan menjawab pertanyaannya, Chae Beak kembali memotongnya "Oh tunggu, karena sudah waktunya jam makan siang, bagaimana jika pembicaraan ini kita lanjutkan dengan makan-makan? Aku yakin kau pasti juga sudah lapar".
"Boleh Paman. terserah apa kata Paman saja, aku pasti akan menurutinya".
"Baiklah, baik. Aku akan bersiap-siap sebentar, aku ingin mengganti jasku karena rasanya sudah tidak nyaman lagi. Kau tunggu saja aku di luar, supaya tidak terlalu lama".
"Baiklah Paman" ucap Suho yang segera berjalan keluar dari ruangan. Namun baru saja ia membuka pintu, Suho mendengar suara gadis itu membuatnya kembali berbalik arah untuk memandangnya dari jauh.
"Ayah mau kemana?" tanya Jisoo dengan suara khas orang bangun dari tidur.
"Makan siang".
"Ayah tidak perlu repot-repot mencari makan siang di luar kantor. Karena aku sudah membawa makanan siang untuk Ayah dan aku membawakan makanan kesukaan Ayah".
"Maaf sayang, Ayah harus makan siang di luar karena masih ada pekerjaan yang belum selesai. Tapi Ayah janji nanti akan tetap memakan, makanan yang kau bawa" ucap Chae Beak sembari mengambil jasnya di lemari.
"Yah... Ayah, walaupun bukan aku yang memasaknya, tapi aku sudah menyiapkan semua ini dengan susah. Aku juga sudah membersihkan ruangan Ayah. Dan setelah aku melakukan semua ini, Ayah masih saja memikirkan pekerjaan?" omel Jisoo yang begitu kecewa jika Ayahnya selalu mengutamakan pekerjaan dari pada dirinya.
"Maaf sayang".
"Ish... Menyebalkan. Ayah benar-benar tega sekali, Ayah sudah tidak menyayangiku" ucap Jisoo yang kali ini tidak hanya marah saja namun juga ingin menangis. Tapi tentunya tangisnya kali ini hanyalah sandiwara. Dengan membuat Ayahnya merasa bersalah, dapat memudahkan Jisoo untuk mengembalikan segala fasilitas yang telah disita oleh Ayahnya.
"Mau bagaimana lagi Jisoo? Ayah memang sangat sibuk".
"Kalau Ayah memang tidak memiliki waktu untukku, setidaknya Ayah kembalikan saja semua fasilitas milikku. Biar aku juga tidak memikirkan betapa kesepiannya aku yang selalu di nomor duakan oleh Ayah".
"Ya sudah, sebagai permintaan maaf dari Ayah, kau boleh kembali memakai mobil"
"Benarkah?" tanya Jisoo yang begitu terkejut karena begitu mudah untuk mengambil hati Ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband My Bodyguard
RomanceSiapa sangka pada pertemuan yang tidak sengaja ini, aku justru jatuh hati padamu? Lalu tanpa memikirkan hal yang lain aku langsung menerima perjodohan ini. Walaupun pada awalnya aku tidak berniat sama sekali, karena aku bukanlah tipikal pria yang su...