bertemu

225 96 46
                                    

"Lihatlah mereka Suho, baru saja aku merasakan senang karena melihat mereka mengakhiri hubungan keduannya. Tapi pada kenyataannya mereka kembali bersama. Putriku itu memanglah bodoh, bisa-bisanya dia masih menerima pria brandalan seperti itu!" oceh Chae Beak yang tengah memperhatikan putrinya dari kejauhan.

"Sabarlah Paman, aku yakin suatu saat nanti Jisoo akan sadar".

"Kau memang bisa aku andalkan Suho. Aku harap kau tidak mengubah keputusanmu mengenai perjodohan ini, setelah melihat semua tingkah laku putriku".

"Paman tenang saja, soal itu aku tidak mempermasalahkannya. Jika memang Paman mempercayaiku sebagai pendamping hidup putrimu, aku tidak akan mengecewakanmu".

"Terimakasih Suho, kau memang calon menantu idaman".

"Terimakasih juga Paman, sudah sepenuhnya mau mempercayaiku".

¤¤¤¤¤¤¤

"Hai Ayah" sapa Jisoo, ketika telah sampai di rumah dengan senyum manisnya. Namun sayangnya sapaannya justru tidak dihiraukan oleh Chae Beak yang saat ini sudah berada di depannya. Pria itu justru menantap Jisoo dengan tajam, membuat Jisoo sedikit merinding melihatnya.

"Siapa yang menyuruhmu mendatangi tempat itu!?".

"Tidak ada" seadanya.

"Sudah Ayah bantu membereskannya permasalahanmu dan Ayah hanya memintamu untuk tidak menemuinya. Itu saja, apa sulitnya!? Jangan karena sikapmu yang seenaknya seperti ini usaha Ayah menjadi sia-sia. Apa kau mau jika kau dituntun kembali karena kasus kecelakaan itu!? Ayah juga bisa terseret dalam kasusmu karena mencoba menyembunyikan kebenarannya. Oh... Apa kau senang jika itu benar-benar terjadi kepada Ayah!? Perusahaan juga akan bisa bangkrut hanya karena hal seperti ini".

"Maaf Ayah, kali ini aku akan berjanji untuk tidak menemuinya lagi" Sesalnya, semua yang dikatakan Ayahnya itu memanglah benar dan sekarang Jisoo sangat menyesali perbuatannya. Seharusnya tadi dia memang tidak memaksa untuk pergi ke rumah sakit, bagaimana jika saat menjenguk tadi ketahuan? Ia tidak mau jika suatu hal yang buruk terjadi kepada Ayahnya.

"Masuk ke kamarmu sekarang dan renungkan perkataan Ayah baik-baik".

"Emm..." angguknya patuh lalu segeralah Jisoo melangkahkan kakinya untuk menaiki anak tangga dan menuju ke arah kamarnya.

Tring... Tring... Tring..

Suara itu mulai menggema di setiap ruangan yang bernuansa biru dan abu-abu. Sepertinya ada hal penting, yang harus disampaikan oleh sang penelpon itu pada pemilik ponsel karena berulang kali ponsel itu terus berbunyi. Namun sayangnya tidak ada satu pun panggilan yang diterima oleh pemilik ponsel karena pemilik ponsel itu sendiri masih sibuk dengan mimpinya indahnya.

Tok... Tok... Tok...

Tidak beberapa lama suara berbeda di ruangan itu kembali terdengar. Suara itu terdengar beberapa kali, tapi kali ini tidak lagi sampai menggema. Walaupun sudah sangat berisik, pemilik ponsel itu masih enggan untuk bangun dari tidurnya bahkan ia justru semakin memapankan diri dengan menarik selimutnya.

Karena tidak mendapat jawaban sedikitpun, dengan kesal akhirnya gadis yang sedari tadi mengetuk pintu kamar itu memutuskan untuk langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa harus menunggu persetujuan dari pemiliknya.

My Husband My BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang