tak terduga

103 20 11
                                    

Suasana rumah Jisoo kini tampak lebih ramai dari biasanya. Lebih tepatnya asal suara bersumber dari ruang makan. Suara piring maupun sendok terdengar beradu dengan sesekali diikuti oleh suara gurauan maupun tawa dari beberapa orang.

"Sebelumnya terimakasih kalian sudah mengundang kami untuk makan malam bersama".

"Tidak, Pak Ah Young. Jangan seperti itu, kami yang seharusnya berterimakasih karena Pak Kim Ah Young dan Bu Aa Rim".

"Tidak, kami yang seharusnya berterimakasih. Karena kami dengar, Bu Hana ini orangnya sangat sibuk tapi demi kami anda meluangkan waktu untuk makan bersama seperti ini".

"Sudah - sudah, jangan merasa tidak enak seperti itu. Sebentar lagi juga kita akan menjadi keluarga, jadi jangan sungkan - sungkan lagi" ucap Chae Beak menengahi.

"Hahaha... Baiklah"

Dilain sisi Jisoo baru saja sampai di rumahnya. Dengan Wajah yang terlihat sangat muram, ia berjalan memasuku halaman rumahnya. Hari yang menyebalkan, rencananya telah gagal dan lagi Suho selalu saja mengikutinya saat bersama dengan Taehyung. Sampai sekarang pun Suho masih saja mengikutinya masuk ke rumah.

"Tidak puaskah kau mengikutiku seharian ini!?" bentak Jisoo. "Aku sudah berada di rumahku sekarang dan aku sangat lelah hari ini, jadi bisakah kau pergi dari hadapanku sekarang!? Jangan mengikutiku lagi..." lanjutnya.

"Hey jangan marah - marah nanti kau cepat menua" ucap Suho sambil mencoba menyentuh pipi Jisoo.

Jisoo langsung menangkis tangan Suho, "Kau, keluar dari rumahku sekarang juga!!" sambil mendorong tubuh pria itu untuk keluar.

"H-heyy kau tidak boleh seper-ti ini dengan calon suamimu".

"Janganlah bermimpi dan cepat bangun dari tidur panjangmu itu".

"Kau ini, kasar sekali".

"Ihh pergi, cepat pergi dari sini. Aku tidak mau melihat wajahmu lagi, kau membuatku sangat muak".

"Sudahlah, sudah berhenti. Iya aku akan pulang sekarang, kau tidak perlu lagi mendorongku seperti ini. Karena percuma saja, kau yang akan lelah sendiri nantinya" ucap Suho mengalah. Jisoo pun sedari tadi hanya mampu menggesernya tubuhnya sedikit.

"Baguslah kalau akhirnya kau sadar".

"Eh... tunggu sebentar, sepertinya aku mengenal mobil ini".

"Hadeh alasan".

"Astaga benar, ini mobil Ayah. Ada apa dia datang kesini? Kenapa tidak mengabari juga ya?".

"Aku tidak percaya".

"Jangan samakan aku dengan mu, untuk apa aku ini berbohong? Kalau begitu aku harus mengeceknya" karena tidak ingin di tahan lagi oleh Jisoo, Suho langsung saja berlari.

"Hey kembali, siapa yang mengijinkanmu masuk ke rumahku!!" ucap Jisoo berlari menyusul Suho.

Baru saja Suho akan membukanya, pintu tersebut justru sudah terlebih dahulu terbuka dan terlihatlah kedua orang tua Suho. Orang tua Suho yang masih berbincang - bincang bersama dengan Chae Beak maupun Hanna, seketika mereka terdiam saat melihat Suho dan Jisoo.

"Pergilah dari sini! Pergi!" oceh Jisoo sambil menarik tangan Suho.

"Kalian sudah pulang" Chae Beak, senang.

"Sayang, sepertinya mereka sekarang semakin akrab ya" ucap Aa Rim kepada suaminya.

"Iya"

"Astaga nenek lampir itu ada disini.  Sangat gawat, jika dia akan tinggal disini lagi? Lalu apa benar mereka orang tua Suho? Tapi ada apa mereka datang kesini?" Jisoo dalam hati.

My Husband My BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang