ArSeon

189 25 1
                                    

Karena udah lama gak up, aku kasih spesial chapter buat kalian.
Ceritanya tentang Arsey & Seon waktu masih dipanti, semoga suka ya ^^

-happy reading-

Saat itu musim dingin. Seorang anak berumur empat tahun harus rela berpisah dengan orang yang paling ia sayangi didunia, Ibu.

Salju itu bagai ikut membekukan hatinya yang sudah terlampau sakit. Ia kira, seiring berjalannya waktu semuanya akan membaik, namun ternyata tidak.

Wanita itu, atau yang sering ia panggil dengan sebutan 'Ibu' memeluknya sangat erat dan menangis dipundak kecil nan ringkih putranya. Namun sang putra tak bereaksi apa-apa.

" Nak... Kamu disini dulu ya sementara? Nanti kalau keadaannya sudah membaik ibu akan kembali kesini dan jemput kamu. Seon anak pintar kan? Jadi nurut sama ibu ya? "

Anak itu, Seon, diam tak menggubris ucapan ibunya. Karena ia tahu bahwa Ibunya tak akan kembali.

Walaupun masih berumur empat tahun, ia tak sebodoh itu untuk menganggap pistol yang berada disaku ibunya hanyalah mainan. Ia tahu, bahwa ibunya berniat untuk menembak dirinya sendiri setelah pulang dari sini. Seon lebih dari tahu tentang hal itu.

Namun, seperti air danau dimusim dingin, hatinya sudah beku dan akan mati rasa sebentar lagi.

" Ibu pergi saja. Bukannya Ibu memang tidak suka Seon sejak Seon lahir? "

" B-bukan gitu! Nak!.... "

Tangis Ibunya semakin pecah. Namun Seon tak peduli dan memilih untuk masuk kedalam sebuah bangunan yang disebut dengan 'Panti Asuhan' itu.

Dan sejak saat itu, Seon dipaksa untuk menjadi dewasa dengan lingkungan yang masih terlalu kejam untuk anak seusianya.

-o0ꄲ0o-

Sudah seminggu sejak Seon berada di panti, dan dalam seminggu itu pula ia mendapatkan hari-hari yang buruk.

Bagaimana tidak jika setiap detiknya selalu saja ada anak yang mengganggunya. Apalagi ukuran badan Seon memang lebih kecil daripada anak sebayanya. Tubuhnya seperti hanya dilapisi dengan kulit tanpa daging. Dan jangan lupakan juga dengan wajah pucat tanpa ekspresi itu.

" Woy! Lu kapan mati? Udah pucet banget gitu, tinggal nunggu ajal aja deh kayaknya! HAHAHAHA!! "

Sekumpulan anak-anak berusia 7-12 tahun mengerubungi Seon yang tengah membantu pengurus panti membersihkan salju yang menumpuk dihalaman depan. Tak ada seorang pun yang berniat menolongnya dari anak-anak itu.

Mereka meneriaki Seon dengan kata-kata yang sangat kejam. Mereka juga memukuli tubuh mungil itu dengan salju-salju yang dingin.

Seon diam. Ia tak berniat untuk membalas mereka saat ini. Jadi ia putuskan untuk pergi darisana dan masuk kedalam panti. Ia kemudian duduk diruang utama panti yang sedang sepi karena semua anak sedang bermain salju didepan.

Namun netranya tak sengaja menangkap keberadaan seorang bayi kecil yang tengah menatapnya dengan mata besarnya itu.

Awalnya Seon merasa acuh dan tak peduli. Namun bayi yang baru bisa berdiri itu sepertinya ingin bermain dengannya. Jadi, dengan sedikit tidak ikhlas Seon mendekat kearah bayi itu.

" Siapa namamu? " Tanya bocah berusia empat tahun itu.

" ...ce....cey! "

World War [EN-]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang