|[11]|

201 30 4
                                    

-happy reading-

Pagi menyingsing, matahari masih sedikit malu-malu untuk menampakkan sinarnya. Kesembilanan itu masih tidur dengan nyenyak diatas mobil yang diparkir dibawah pohon besar.

Jake yang pertama bangun. Ia langsung melihat ketempat Arsey tidur yang berada dijok depan, takut-takut jika gadis itu tiba-tiba hilang nanti. Namun syukurlah, ternyata dia masih meringkuk nyaman didalam sana.

Jake kemudian memperhatikan sekitar yang masih sepi. Semakin kesini ia semakin yakin kalau zombie-zombie yang banyak dulu sengaja dikirim untuk mereka.

Selanjutnya Taeyong ikut terbangun saat Jake tak sengaja menyenggol tubuhnya. Diikuti dengan Jay yang juga bangun karena ikut tersenggol oleh Taeyong.

" Jam berapa Jay? " Tanya Jake.

Jay mengucek matanya sebentar lalu melihat kearah arloji di pergelangan tangannya, " Tujuh... Kurang dikit. "

" Bangunin yang lainnya juga! " Tutur Jake yang diangguki keduanya.

Setelah semuanya bangun, Heeseung melihat kearah luar dinding pelindung dari tanah buatannya. " Aman. "

" Yang mau bersih-bersih, bisa numpang dikantor polisi sana. " Ujar Jay.

" Gausah takut ada zombie, kalian punya kekuatan apa gunanya coba? " Imbuhnya.

Heeseung menghancurkan dinding itu dan semuanya langsung keluar. Satu persatu dari mereka bergantian untuk membersihkan diri. Untung saja didalam sana tak ada zombie.

" Aneh banget. Kok bisa ya gak ada zombie sama sekali disini. Padahal dulu aja kita dikepung sampai penuh. " Jake mulai membuka topik saat mereka menunggu giliran untuk mandi.

" Jangan-jangan, dia sengaja buat wabah zombie biar bisa jadiin mereka alat buat nyerang kita? " Terka Arsey.

" Bisa jadi sih. Mungkin dia emang kekurangan orang buat jadi pasukan. "

" Gue makin penasaran sama orang itu. Siapa dia? Apa dia juga keturunan setengah dewa kayak kita? Kenapa dia ngelakuin semua ini? Kenapa dia pingin ngehancurin dunia? Gue penasaran sama semuanya. "

Yang lain mengangguk membenarkan ucapan Jake.

Setelah mereka semua mandi dan mengisi perut perjalan pun dilanjutkan. Beberapa dari mereka ribut karena berebut senjata baru yang tadi sempat mereka ambil dari kantor polisi.

" Hompimpa aja, yang menang boleh milih duluan... " Taeyong yang pusing pun mencoba memberi saran yang sama sekali tidak didengarkan.

" Dibilangin gue duluan yang nandain ini tadi!!! " Sunoo berseru saat senjata pilihannya diambil Ni-ki.

" Siapa cepat dia dapat! "

" Mana bisa! Balikin gak?!! "

" Gak mau! "

" Jangan berantem, mending buat gue aja, kalian masih kecil jadi gak bakal kuat ngangkat senapan segede ini! " Heeseung ikut menperebutkan sebuah senapan yang dari tadi diributkan oleh Sunoo dan Ni-ki.

" Lu aja sini berantem sama gue Kak?!! Mana bisa kayak gitu!! "

" Hompimpa aja napa!!! " Teriak Arsey.

World War [EN-]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang