Start write from 2020 and revisi never endJimin tidak tau mengapa bo gum tidak bisa di hubungi selama tiga hari ini, sejak pengakuan publik tentang pernikahannya yang akan di selenggarakan akhir bulan sahabat barunya itu tak sedikitpun mengabarinya . Jimin gelisah , hatinya tak tenang , Jimin merasa bersalah sama seperti perasaan bersalahnya pada Taehyung. Tetapi cinta tidak bisa di paksakan bukan ? Jimin juga tidak ingin seperti ini.
Itu sebabnya mengapa Jimin selalu membatasi diri dari awal. Jimin tidak bisa membawa hubungan yang awalnya manis dalam persahabatan namun melukai pada akhirnya.
Beberapa pesan dikirim Jimin, berharap pria park itu baik baik saja dimana pun berada . Jimin tau , dia merasa tak enak hati pada akhirnya menyakiti pria baik seperti itu . Berbeda dengan Taehyung, pria bersenyum kotak itu pada akhirnya akan mengerti .
Masih ada dua Minggu menjelang akhir bulan , entahlah mengapa juga keluarga jeon terburu-buru?. Tetapi Jimin bersyukur keluarganya pun menerima Jungkook meski dengan syarat ini dan itu . Keluarga besar jeon tak mempermasalahkan itu . Oh ya dan finalnya mereka akan menikah di Hawai, tepat sehari setelah pernikahan mereka Seokjin dan Namjoon juga akan menikah disana .
Jungkook memperhatikan raut wajah gelisah dari kekasihnya. Mereka berdua sedang makan siang di restaurant depan gedung jeon corp .
"Sayang Makanlah dulu ,pastanya akan mengembang". Seolah angin suara jungkook tak di hiraukan oleh Jimin , pria tersebut hanya melilit spageti , tanpa berniat memakannya . "Jimin".
Jungkook menahan nafas kesalnya . Tangan besar itu meraih piring Jimin yang masih penuh tanpa di sentuhnya . Dengan telaten Jungkook melilit mie dengan garpu mencoba menyuapi Jimin yang terpana pada perhatiannya .
"Apa yang membuatmu resah sampai harus melamun seperti itu Jimin?". Yang di tanya baru Saja menerima suapannya . Kemudian mengunyah dengan pelan, perlahan kepalanya menggeleng mengartikan tidak apa apa atau mencoba mengatakan tidak ada masalah . "Bukankah kita sudah berjanji untuk saling terbuka ? Jadi apa ini yang kau sebut terbuka ?".
Si cantik mengangkat wajahnya , masih sambil mengunyah pelan , dia dapat melihat wajah marah calon suaminya .
"Maafkan aku Jungkook". Jimin menyentuh tangan besar itu .
"Makanlah dulu". Detik berikutnya si manis menurut . Dia menerima suapan demi suapan yang Jungkook sodorkan padanya. "Ceritakan apa yang membuatmu gundah".
Diam sesaat Jimin memandangi wajah Jungkook yang mulai mengumpulkan spageti dengan sendok sebelum di suapi ke Jimin lagi . "Apakah aku keterlaluan membuat hati orang lain sakit Jungkook ?".
"Ini tentang siapa sebenarnya ?". Tanya Jungkook lagi.
"Bo gum".
Pria bermata Bambi itu terdiam , benar saja kekasihnya ini memang terlalu baik . Tetapi mengingat bo gum memang tulus mencintai kekasihnya sedikitnya dia juga merasa bersalah . Sahabatnya itu tak pernah jatuh cinta, selalu sibuk dengan berbagai macam pelajaran . Dan Bo gum orang yang sangat baik . Jungkook paham mengapa Jimin resah. Dia sadar kekasihnya sedang merasa bersalah pada bo gum .
"Jungkook. Apa aku orang yang kejam ?". Jimin menghela nafas panjangnya .
Pria jeon itu tau hati Jimin, wajar jika Jimin merasa seperti itu . Meski cemburu Jungkook Tak menunjukkannya, dia harus menjadi dewasa.
"Tidak . Jangan di pikirkan lagi , bo gum baik baik saja . Aku mengenalnya dengan baik sayang". Sebelah tangan kembali terangkat memberi suapan terakhir dan Jimin menerimanya . "Nanti aku minta dia untuk menghubungimu".
KAMU SEDANG MEMBACA
my beautiful lover/book2✅(jikook)
Fanficsequel of my beautiful asisten Jungkook lupa janjinya untuk selalu bersama Jimin , Jungkook lupa janjinya akan menikahi Jimin meski tanpa restu . Jungkook benar benar melupakan semua hal manis yang sudah dilakukan bersama Jimin . Jimin dan ketulusa...