"Arumi, baru pulang Nak?" tanya Marwah.
Arumi mengangguk, ia juga berjalan menghampiri Marwah dan mencium punggung tangan ibunya itu, gadis itu juga memilih untuk duduk dulu di ruang tamu bersama dengan ibunya.
"Tadi banyak pasein, Nak?" tanya Marwah kembali.
Arumi kembali mengangguk, gadis itu mendekatkan tubuhnya dengan Marwah, memeluk tubuh Marwah. "Bun, Arumi minta maaf ya!" ucap Arumi.
Marwah mengerutkan alisnya, "Kenapa, kok tiba-tiba minta maaf?" tanya Marwah.
Arumi juga tidak tau, hanya saja jika ingatan itu kembali hadir Arumi merasa bersalah kembali kepada Marwah dan Malik.
Mengerti kenapa putrinya itu terdiam, Marwah mengeratkan pelukannya. "Lupakan yang sudah lalu, Nak!" ucap Marwah ia juga menghampus air mata putrinya yang menetes. "Apa yang terjadi dengan Rumi sehinga Rumi kembali mengingat ini?" tanya Marwah
Arumi menggelengkan kepalanya, "Rumi juga tidak mengerti Bun, belakangan ini selalu saja ada yang membuat Rumi kembali mengingat akan itu."
Marwah mencium kening Arumi, bukan hanya Arumi yang meneteskan air matanya Marwah juga ikut menangis, ia juga sedih jika harus mengingat betapa hancurnya ia saat itu.
"Assalamualaikum,"
Mendengar itu, Arumi dan Marwah menghampus air matanya. Keduanya sangat mengenali suara itu, mereka berjalan membuka pintu menyambut Malik pulang.
Di bukakanya pintu rumah memperlihatkan Malik dengan seorang lelaki di belakangnya, ia siapa lagi jika bukan Arhsaka.
Arumi dan Marwah mencium punggung tangan Arshaka, keduanya juga mencium telapak tangan Malik. Lalu setelah itu Arumi kembali menundukan pandangannya.
"Nak Shaka, kemana saja Nak?" tanya Marwah yang senang karna bisa kembali melihat Arshaka.
Arshaka tersenyum, "Arshaka pulang menemui Umma dan Abba, Bunda!" jawab Arshaka.
"Nak Shaka rindu dengan keluarga ya?" tebak Marwah.
Arshaka tersenyum. "Beberapa hari yang lalu Shaka mendapat kabar jika Umma tengah sakit Bun, jadi Shaka harus menemui Umma!" jawabnya.
Marwah pun mengangguk, ia menyuruh Arshaka untuk segera masuk dan makan malam bersama. Sedangkan Arumi gadis itu telah masuk lebih dulu.
Setelah menata makanan di dapur, Arumi hendak mengambil tasnya di ruang tamu, karna tadi ia belum sempat menaruhnya di kamar. Ketika ia hendak mengambil tasnya ternyata Arshaka tengah mengobrol dengan ayahnya. Arumi melihat dengan jelas lelaki itu tersenyum, tetapi dengan cepat Arumi kembali tertunduk.
Arumi mengurungi niatnya untuk mengambik tasnya. Arumi membalikan tubuhnya tetapi suara abinya berhasil membuatnya kembali menoleh.
"Kenapa, nak?" tanya Malik.
Arumi menggelengkan kepalanya, "Ti-tidak Ayah!" jawabnya.
"Ingin mengambil ini?" tanya Arshaka mengangkat tas berwarna hitam.
Arumi mengangguk, tetapi gadis itu masih menundukan padangannya, Arshaka memberikannya kepada Malik agar ayahnya saja yang nanti memberikannya kepada Arumi.
"Terimakasih Yah, Pak!" ucap Arumi.
Malik terkekeh, "Shaka itu masih muda loh Rum," ucap Malik membuat Arumi berpikir dengan ucapan ayahnya tadi.
"Sudah tidak apa-apa Pak Malik," ucap Arshaka.
•••
"Sampai kapan menunggu di sini, Al?" tanya Aleta yang sudah hampir 1 jam menemani Althair yang sejak tadi menunggu di depan rumah Arumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arumi Dan Masa Lalu
Teen Fiction"Kalau kamu masih menanyakan mengapa Ayah dan Bunda selalu melarangmu, kejadian ini lah jawabanya, Arumi. Ini yang Ayah takutkan selama ini. Hubungan di luar dari pernikahan itu hanya dilandasi oleh nafsu belaka Arumi. Sekarang, kehormataan kamu tel...