1🍁

918 72 0
                                    

Di pagi hari dengan suasana yang tenang seperti hari-hari sebelumnya, terlihat seseorang sedang berdiri tak jauh dari gerbang sebuah sekolah ternama.

Ia terlihat sesekali menghela nafas seraya mengeratkan pegangan pada tas ransel yang melekat di punggung nya.

Sebenarnya ia sudah muak dengan perlakuan yang selalu ia dapatkan setiap hari.

Bahkan terhitung sejak ia menjadi murid pindahan beberapa hari lalu,ia sama sekali belum mempunyai teman.

Bukan karena ia tak mempunyai tampang yang menarik.
Justru wajah dan proporsi tubuh nya berada di atas rata-rata.
Hanya saja ia cukup pendiam dan tak pernah melepaskan buku dari tangannya.

Dan ada satu hal lagi yakni kasta.
Hampir semua penghuni sekolah tersebut berada di tingkat tinggi.
Tentu saja mereka menyombongkan hal itu.

Setelah cukup mensugesti dirinya, seseorang  yang tak lain adalah Jeongyeon itu melangkah untuk memasuki sekolah nya.

Dan tepat seperti hari-hari sebelumnya,ia hanya akan menghabiskan waktu istirahat nya di perpustakaan atau roof top sekolah.

Tak ada yang spesial baginya.
Lebih tepatnya semua membosankan.

Keesokan harinya saat waktu istirahat tiba,ada sedikit perubahan pada kegiatan nya.

Jeongyeon terpaksa harus ke kantin guna membeli sesuatu yang bisa mengganjal perutnya.

Jika hari-hari biasanya ia akan membawa bekal,lain halnya sekarang.

Jeongyeon bangun sedikit terlambat dikarenakan ia sibuk dengan dokumen-dokumen yang menumpuk di meja kerjanya malam tadi.

Untung saja tetangga kamar nya menggedor pintu kamar seperti orang kesetanan.

'sepertinya gw harus berterima kasih kepada Dahyun, meskipun gara-gara dia gagang pintu kamar gw lepas'.
Batin Jeongyeon.

Ia benci keramaian, apalagi berdesakan.
'cihh, tidak bisakah mereka lebih teratur,
Hewan peliharaan saja bisa melakukannya masa mereka tidak'
Batinnya.

Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan,
Jeongyeon pun memutuskan untuk segera keluar dari tempat tersebut dan membawa makanan yang telah dibelinya ke roof top.

Namun saat hendak mencapai pintu keluar, Jeongyeon hanya bisa menghela nafasnya melihat beberapa orang yang cukup populer di sekolah itu sedang berdiri tepat di pintu keluar.

'perasaan gw gak enak nih'
Batinnya.

Jeongyeon tetap melangkah kan kakinya hingga ia berhadapan dengan salah seorang dari mereka.

"Permisi,bisakah anda menyingkir?"
Ucap Jeongyeon.

"Nggak"

Jeongyeon yang mendengar itupun hanya menghela nafas.

Ia sangat malas untuk berdebat.
Apalagi dengan kondisi perut yang kosong.

Jeongyeon menatap datar orang didepannya.

Akhirnya beberapa orang tersebut memberikan nya jalan.
Jeongyeon tak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Tetapi belum beberapa langkah,
Dia sudah merasakan baju seragamnya ditarik hingga ia menghentikan langkahnya.

Lagi-lagi belum sempat Jeongyeon membuka suara,ia sudah merasakan cairan dingin di kepalanya yang juga mengalir membasahi seragam yang dikenakan oleh nya.

'nah kan.Berulah lagi nih nenek lampir'
Tentu saja itu hanya suara batinnya jeongyeon saja.

Tiga dari ke empat orang itu hanya tertawa cekikikan melihat kondisinya yang cukup memprihatinkan.

H I D D E NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang