11🍁

295 37 0
                                        

Setelah mendengar penuturan krystal, Nayeon pun mendongak dengan tujuan agar air matanya tidak menetes.

Ia merasa sangat senang mendengar penuturan dokter tersebut.

"Jeongyeon udah membaik dan udah di pindahin ke ruang rawat kemarin sore"

Sepatah kalimat itu berhasil membuat kekhawatirannya seketika sirna.

Gadis bergigi kelinci itu pun pamit setelah menanyakan ruangan tempat seseorang yang ia rindukan itu dirawat.

Dengan langkah riang,ia menyusuri koridor seraya membawa sesuatu yang terus menerus mengingatkan nya kepada Jeongyeon.

Namun saat sudah berada di depan ruangan,
Seketika rasa resah kembali menyerangnya.
Ia kembali merasa tak pantas untuk menunjukkan wajahnya di hadapan Jeongyeon.

Tapi tak dapat dipungkiri,bahwa ia masih sangat berharap bahwa seseorang bermarga Yoo itu dapat kembali ke pelukannya.

Setelah berdebat dengan pikirannya, Nayeon pun memutuskan untuk menaruh benda tersebut di depan pintu lalu berjalan menjauh.

Pemandangan itupun tak luput oleh seseorang yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Nayeon.

Setelah beberapa saat,ia pun mengambil bunga hyacinth tersebut dan membawanya masuk.

Jeongyeon memandang heran adiknya yang tiba-tiba menyodorkan setangkai bunga hyacinth padanya.

Bunga itu sendiri memiliki arti sebagai permintaan maaf yang begitu mendalam.

"Dalam rangka apaan lu ngasih gw bunga?"
Ucap Jeongyeon.

"Jadi gak mau nih.
Buat gw aja yah"
Ucap Ryujin seraya menggerak-gerakkan bunga itu.

"Dih dia yang ngasih trus minta lagi."
Ucap Jeongyeon lalu membaringkan kembali tubuhnya.

"Padahal ini dari cewek yang selalu jengukin lu"
Ucap Ryujin lalu duduk di sofa.

"Maksud lu?"

"Gini deh.
Sebenarnya gw belum mau ngomong.
Nungguin lu pulih dulu.
Tapi gw kepo banget sumpah"
Jelas Ryujin.

Mendengar cara bicara adiknya yang tergolong serius, Jeongyeon pun kembali bersandar.

"Gw kan masuk kamar lu dan gak sengaja liat foto cewek cantik.
Itu siapa lo?"
Ucap Ryujin yang kini mengambil bangku lalu mendekat ke arah Jeongyeon.

"Harus banget gitu gw jawab pertanyaan lu"

"Harus lha.
Kan semua saling berkaitan"

Jeongyeon pun menghembuskan nafasnya kasar.

"Namanya Nayeon...Im Nayeon.
Dia masa lalu gw"
Ucap Jeongyeon.

"Ohhh pantesss"
Ucap Ryujin mengangguk-angguk kan kepalanya.

"Pantes apaan dah?
Gak jelas lu"
Ucap Jeongyeon yang mulai kesal dengan tingkah adiknya.

"Pantes dia selalu berdiri depan kaca doang"
Ucap Ryujin.

Jeongyeon pun mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Gini deh.
Lu percaya gak kalau gw bilang dia jengukin lu mulu,tapi gak pernah masuk.
Ehh pernah sekali doang tapi.
Itupun paksaan dari gw saat gak sengaja liat dia merhatiin lu dari balik kaca"
Jelas Ryujin panjang lebar.

Jeongyeon yang awalnya mengira sang adik membual pun sedikit percaya.
Karena Ryujin jika mengatakan dengan mimik wajah tanang, berarti ia sedang serius.
Bed lagi jika ia memasang wajah tengil.

H I D D E NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang