"Tiger!!!!"
Mata yang hendak tertutup tadi kembali terbuka.
"Pabo"
Gumam Chaeyeong saat melihat seseorang berlari kearahnya."Tiger, naik ke punggung gw"
Ucap seseorang tersebut dengan nafas yang tersengal-sengal."Tiger buruan!!!"
Bentaknya."Pergi,
disini sebentar lagi akan meledak."
Ucap Chaeyeong dengan lemas."Ya udah ayok,buruan naik ke punggung gw"
Ucap Jeongyeon."Gw bilang lu pergi dan tinggalin gw disini"
Ucap Chaeyeong."Lu buruan naik.
Ini perintah"
Ucap Jeongyeon dengan penuh tekanan."Maaf kapten.
Ini pertama ehhh engga,
Kedua kalinya gw langgar perintah lu"
Ucap Chaeyeong sembari meraba-raba sesuatu di lehernya.Ia pun melepaskan benda itu dan meletakkan nya di tangan sang kapten.
"Lu tau kan siapa yang harus terima ini"
Ucap Chaeyeong sembari menuntun jari-jari sang kapten untuk menggenggam benda tersebut."Chaeng..."
Ucap Jeongyeon bergetar."Pergi.
Lu atasan gw tapi itu amanah gw"
Ucap Chaeyeong dengan lemas."Chaeng.."
"Pergi gw bilang"
Ucap Chaeyeong membentak lalu menembak beberapa kali tepat di samping kaki Jeongyeon.Jeongyeon mengepalkan tangannya mendengar permintaan sahabat nya itu.
"Hitungan ketiga lu masih di sini,gw bunuh lu"
Ucap Chaeyeong dengan tajam."Je,plis.
Barang itu harus nyampe ke dia.
Bilangin
'gw sayang sama dia'
Pinta Chaeyeong dengan nada rendah.Pertahanan Jeongyeon pun runtuh.
Ia meneteskan air matanya lalu berlari menjauh meninggalkan rekannya tersebut sembari menggenggam erat kalung itu."Wah,suatu sejarah nih.
Gw udah ngelanggar perintah kapten dua kali,terus buat kapten nangis lagi"
Gumam Chaeyeong dengan mata yang hampir tertutup."Dah lah,
Gw mengantuk"Jeongyeon terus berlari hingga beberapa saat,ia berhenti dan berbalik lalu memberikan penghormatan terakhirnya.
Sementara di dalam helikopter,
Jihyo dan Tzuyu gelisah.
Tiga anggota Team Delta belum berada di helikopter sementara pasukan musuh sudah semakin dekat.Tak lama,sang sniper team Delta tiba dan langsung mendapat perawatan oleh Tzuyu.
Dahyun sempat beradu pandang dengan salah satu Sandra.
Ia adalah Sana.
Namun dengan segera Dahyun menundukkan pandangan nya.Kapten team Delta sudah berada tak jauh dari area helikopter.
Namun tiba-tiba mereka berteriak histeris saat sebuah ledakan besar terjadi.
Tiger!!!!!
Ostrich!!!!.
.
..
.
.Di helikopter, Jihyo menghubungi markas pusat.
"Ini letnan park.
Misi Team Delta selesai
Tiga orang Sandra selamat"Setelah melapor,tubuh Jihyo seketika ambruk di pelukan Tzuyu.
Sana seketika histeris melihat luka di bagian pinggang Jihyo yang menganga.
.
.
.Disebuah ruang rawat, terlihat beberapa orang sedang memandan seorang gadis yang masih terbaring lemas di atas sebuah bangsal.
Para sahabat dari gadis itupun sudah putus asa untuk membujuknya.
"Sudahlah San,ini bukan kesalahan mu"
Ucap Nayeon menenangkan."Tapi gw ngilangin Nay,
Itu peninggalan nyokap gw"
Ucap Sana rendah.Para sahabatnya pun hanya menghela nafas.
Mereka tak bisa melakukan apa-apa.Seseorang yang tadi mendengar percakapan dari balik pintu pun memutuskan untuk mengetuk.
Terdengar seruan dari dalam yang menyuruhnya untuk masuk.
Sana memandang orang tersebut bingung, sedangkan tiga lainnya melihatnya kaget juga bergidik ngeri,melihat beberapa perban di wajah dan lengan orang tersebut.
"Maaf mengganggu,gw cuma mau ngasih ini"
Ucap Dahyun lalu mengeluarkan sebuah gelang dari sakunya.Sana pun menerima benda tersebut dengan tangan bergetar.
"Maaf,baru sekarang gw balikin."
Ucap Dahyun seraya tersenyum tipis.Sana memandang nya dengan senyum lebar.
Dia sedikit tak menyangka seorang berkepribadian es batu sekarang tersenyum padanya."Makasih banget.
Gelang ini sangat berarti buat gw"Dahyun pun mengangguk dan pamit untuk segera keluar.
Namun ia kembali urung ketika merasakan tangannya di cekal.
"Gw mau nanya boleh?"
Ucap orang itu.Seseorang itupun tersenyum tipis saat Dahyun memberikan anggukan.
"Lu tau nggak Jeongyeon dimana?
Soalnya udah beberapa hari ini dia ngehindarin gw""Dia....
Ada kok.Cuma sekarang lagi gak dibolehin keluar"Nayeon yang mendengar itupun mengerutkan keningnya.
Ia hendak mengeluarkan pernyataan lagi,namun keduluan oleh seseorang di sampingnya.
"Kalau Chaeyeong lu tau nggak?"
Mendengar nama yang disebutkan tadi membuat tangan Dahyun terkepal.
Iapun dengan segera mendongak untuk mencegah sesuatu menetes dari matanya.
"Chaeng....."
Pertahanan Dahyun runtuh,setitik air mata jatuh dari pelupuk matanya."Gw gak bisa ngasih tau sekarang"
Setelah mengucapkan itu, Dahyun pun dengan segera berjalan menjauh dari ruang rawat Sana.
Setelah menumpahkan kesedihannya di sebuah bangku koridor yang sepi, Dahyun pun melangkah untuk kembali masuk.
Namun diperjalanan nya,ia sedikit menyingkir melihat sepasang suami istri yang berlari menuju ke arah tujuannya.
Ia bukan tak mengenal,
Ia justru sangat mengenal dua orang tersebut.Dahyun pun mengekor di belakangnya dengan langkah yang tertatih.
Kini sepasang suami-istri tadi sudah berada di depan sebuah ruangan ICU bersama beberapa orang lainnya.
"Letnan park telah melewati masa kritisnya dan sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang perawatan"
Ucap seorang dokter yang disambut ungkapan syukur dari beberapa orang termasuk dokter militer yang dimiliki team Delta yaitu Sersan Chou Tzuyu.Ia sedikit lebih tenang mendengar kondisi kekasihnya yang sudah membaik.
Namun perasaan lega itu tak berlangsung lama.
Ia kembali tertunduk memikirkan nasib rekan setimnya yang lain."Kapten Yoo saat ini masih dalam keadaan Koma"
Ucapan itu berhasil membuat pertahanan Dahyun juga Tzuyu runtuh.
Mereka sama-sama menunduk untuk sekedar menyembunyikan kesedihannya.
Kini dokter itupun kembali melakukan tugasnya.
Tzuyu dan Dahyun pun kembali menunduk dalam saat mendengar suara dari komandannya.
Ingin rasanya mereka menutup telinga masing-masing agar tak dapat mendengar berita tersebut.
Dan juga menolak untuk mengakuinya.
Komandan kembali membuka suara.
"Sersan Son dinyatakan......"
Komandan tersebut menghentikan ucapannya lalu menarik nafas dalam.
TBC.
![](https://img.wattpad.com/cover/283598013-288-k428683.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
H I D D E N
Jugendliteratur"jika seorang manusia telah menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di bumi,maka itu berarti ia sudah siap untuk menjalani kehidupannya,serta menghadapi garis takdir yang telah ditentukan untuknya" . . . . END.