03.Calon Suami Gue!

141 8 2
                                    

Jangan jadi pembaca gelap


Class XII IPA.6

Avneet masuk ke kelasnya dengan raut wajah lesu. Kelas nya dengan kelas Sidd memang bersebelahan.

"Woi Avneet!!" salah satu teman nya menghampiri, Maisha.

"Apa?" tanya Avneet kurang minat.

"Nih," Maisha memberikan sapu kepada Avneet. Avneet melirik sapu nya seoalah bertanya buat apa.

"Ck! Lo lupa hari ya? Sekarang hari selasa jadwal nya lo piket," Maisha memberikan sapu ditangan nya dengan paksa.

"Ah lo mah gak bisa biarin gua bahagia sedikit," gerut Avneet. Begini lah kalau punya teman yang menjadi seksi kebersihan kelas.

Avneet kembali menegakkan tubuhnya dia menaruh tasnya dan mulai menyapu dengan lesu. Maisha menatap gadis disebelah nya, Jeslyn.

"Napa tuh si Avneet," tanya Maisha.

Jeslyn--perempuan itu hanya mengedikkan bahunya acuh.

"Napa muka lo keliataan nya lesu bener," Maisha akhirnya bertanya.

"Emang ketara banget ya," ucap Avneet.
Maisha dan Jeslyn bersama mengangguk.

"Sidd, lagi lagi nolak sarapan yang gue bawain." Maisha dan Jeslyn langsung memutar bola matanya malas.

Kalau wajah Avneet terlihat lesu pasti penyebab nya tak jauh jauh dari Sidd.

"Lagian lo, udah tau selalu ditolak masih aja berusaha." ucap Maisha.

"Dari pada lo capek capek bawain sarapan buat Sidd, tapi gak pernah diterima mending lo bikinin buat gue sama Maisha aja." Maisha mengangguk setuju.

"Ralat bukan nya gak diterima tapi gak dimakan," ucap Avneet. Selama ini sarapan yang dirinya buat untuk Sidd malah harus berakhir dimakan oleh ketiga teman nya.

"Bukan nya lo yang selalu maksa Sidd buat terima," ucap Maisha fakta.

"Itu nama nya gue lagi usaha," ucap Avneet. "Argh! Taulah kesel gue." dia melempar sapu nya ke lantai.

"Heh apaan lo! Ambil lagi sapunya!" Maisha melotot sembari berdecak pinggang. Avneet menatap Maisha kesal namun tak uring mengambil sapu nya kembali.

"Usaha sih boleh tapi jangan sampai keliataan bodoh," ucap Jeslyn. Dia satu satunya teman yang selalu bermulut pedas. "Berjuang itu harus melibatkan dua hati bukan nya satu kalau satu itu namanya bego."

"Lo mah suka banget jatohin gue," Avneet mendelik kesal menatap ke arah Jeslyn.

"Gue setuju sama Jeslyn," ucap Maisha.

"Emang nya sejak kapan lo pernah ada dipihak gue," Maisha hanya cengengesan.

"Woi Radit mau kemana lo!!!" suara Avneet menggelegga didalam kelas.

Mama 17 TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang