Karena kejadian satu malam membuat Siddharth terpaksa harus menikahi Avneet.
***
"Gue gak akan pernah suka sama lo sampai kapan pun!"
"Lo mending pergi jauh dari hidup gue!"
⚠ Banyak kata kasarnya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pulang sekolah Avneet tidak langsung pulang kerumah. Disinilah Avneet sekarang didepan rumah makan yang lumayan besar.
Yang bertanya tanya apakah Avneet disini untuk makan? Maka jawaban nya salah.
Avneet melangkah masuk ke dalam rumah makan.
"Avneet,"
Avneet menoleh saat melihat seorang laki laki.
"Mas Rizal,"
"Kamu baru datang? Kenapa tidak ganti baju dulu." Rizal, adalah salah satu pengawai disini.
Ya Avneet memang bekerja dirumah makan yang cukup besar ini. Sudah terhitung ia bekerja disini selama lima bulan.
Ayah nya belum tahu kalau selama ini ia bekerja. Avneet tak mau terlalu membebani ayah nya dengan biaya keperluan nya. Avneet tau kalau ayah nya selama ini bekerja banting tulang untuk nya maka dari itu Avneet akan membantu sedikit meringankan nya dengan bekerja.
Memang hanya bekerja sebagai pegawai dirumah makan namun gajinya cukup, tidak terlalu besar memang tapi setidaknya cukup untuk biaya hidupnya.
"Aku gak sempat Mas," jawab Avneet lembut.
Mas Rizal salah satu pegawai yang dekat dengan Avneet. Laki laki dua puluh enam tahun itu merantau ke ibu kota untuk mencari pekerjaan.
Mas Rizal itu selalu baik terhadap Avneet, bukan cuma pada dirinya saja tapi semua pegawai disini. Mas Rizal sudah seperti kakak bagi Avneet karna hanya dirinya sendiri pegawai paling muda disini.
"Ya sudah sekarang kamu ke belakang pekerjaan kamu banyak," ujar Mas Rizal.
"Iya mas," Avneet mengangguk dan pamit didapur.
"Avneet, liat Mas Rizal gak?" tanya Mbak Lusi, salah satu pegawai disini juga.
"Ada dimeja kasir mbak," jawab Avneet.
"Makasih ya," Mbak Lusi pergi menghampiri Mas Rizal.
Avneet beruntung bisa mengenal Mas Rizal dan Mbak Lusi. Setelah menaruh tas nya Avneet mulai bekerja.
Karena ia masih sekolah jadi memutuskan untuk mengambil kerja yang ada jam shif nya.
Jam istirahat kerja
"Sudah berhenti dulu," ucap Mbak Lusi.
"Minum dulu emang tenggorokan kamu gak seret apa."
"Makasih mbak," Avneet langsung meminumnya.
Avneet menggerakkan kepala nya ke kanan dan kiri. Merasa lelah sedikit karena rumah makan sedikit rame dari biasanya.
"Capek?" ucap Mbak Lusi.
"Sedikit mbak,"
"Mau mbak pijatkan?"
"Eh enggak usah mbak," Avneet menolak merasa tak enak.