09.Jatuh Pada Dia

85 8 0
                                        

Kenapa gak mau vote?

"Pak." Sidd mengangkat tangan nya.

"Ya Siddharth." ujar Pak Rohman yang kebetulan sedang mengajar.

"Izin ke toilet," ucap Sidd.

"Yasudah sana tapi langsung kembali lagi ke kelas jangan malah belok ke rooftop."

"Hm," Sidd berdiri.

"Sstt Sidd," panggil Brian pelan. Sidd menatap Brian dengan alis terangkat satu bingung.

"Gak mau ditemenin," ucap Brian.

"Pak katanya si Brian mau ikut saya ke toilet pengen cebokin saya." ujar Sidd santai. Brian melototkan mata nya mendengar perkataan teman nya itu.

Karena suara Sidd alhasil satu kelas mentertawainya.

Temen kampret!

"Sudah sudah diam semuanya!" ujar Pak Rohman tegas.

"Brian, ngapain kamu pengen ikut Siddharth ke toilet."

"Eh--anu pak, saya takut nanti Sidd malah bolos dan gak kembali ke kelas lagi." ucap Brian.

"Yang ada kamu malah ikutan bolos," ucap Pak Rohman.

"Siddharth, buruan kalau mau ke toilet" Sidd mengangguk dan keluar kelas.

Sidd menghentikan langkah nya ketika melihat seorang gadis yang baru saja turun dari lantai atas dengan membawa banyak tumpukan buku.

Sidd berjalan mendekati gadis itu.

"Biar gue bantu." ucap Sidd datar.

"Eh--" pekik gadis itu. Gadis itu menggeser sedikit wajah nya untuk melihat Sidd.

Begitu tahu kalau yang membantu nya adalah Sidd, gadis itu menatap tak percaya.

"Eh--gak usah biar gue aja," tolak gadis itu.

"Gak papa biar gue bantu," ucap Sidd kembali. Tanpa menunggu jawaban dari gadis itu Sidd mengambil buku buku nya.

Gadis itu masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Sidd laki laki yang menjadi incaran semua murid disekolah ini mau membantu nya.

"Bawa kemana," suara Sidd membuat gadis itu tersadar.

"Em--ruang guru," ucap gadis itu.

Sidd mengangguk dan berjalan duluan.

"Ngapain diem aja," Sidd menoleh sebentar ke belakang saat tahu gadis itu tak mengikuti langkahnya.

Gadis itu dengan cepat menyusul Sidd dan berdiri disamping laki laki itu.

***

Kring kring kring

Jam yang paling ditunggu tunggu sudah datang yaitu jam istirahat.

Avneet bersama kedua teman nya sudah duduk manis dikantin.

"Mau sosis bakar," ucap Avneet.

"Yaudah gue beliin," ucap Maisha.

"Aaa lo emang temen terbaik gue." Maisha hanya memutar bola mata nya malas.

"Sidd tuh," Jeslyn menyenggol Avneet.

Avneet mendongkak. "Mana?"

"Noh yang baru masuk,"

Sontak Avneet langsung melihat ke arah pintu masuk kantin.

Mama 17 TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang