11.

801 94 11
                                    

Violet berjalan dengan amarah yang meluap-luap mengingat kejadian tadi dimana ia di tampar oleh Revano.

"Revano sialan"gumamnya mengumpat sambil berhenti berjalan dan duduk di trotoar pinggir jalan

Tiba-tiba sebuah motor Vespa berhenti di depannya sang pengendara pun bergegas turun sambil membuka helm nya.

"Vi"panggil pemuda itu Vio hanya mendongak dan menatap datar orang yang memanggilnya tersebut.

"Ternyata beneran lo vi"kata pemuda itu sambil berjongkok di depan Vio

"Eh ini kenapa Vi?"tanya orang itu khawatir sembari mengusap ujung bibir Violet yang berdarah Violet yang di perlakukan seperti itu hanya diam dalam hati dia berkata tumben dia gak mual.

"Eh astagfirullah sorry Vi sorry"ucapnya ketika sadar akan perlakuannya

"No problem"balas Violet setelah sekian lama terdiam

"Btw itu kenapa"tanya Raihan yah pemuda itu adalah Raihan

"Gapapa"jawab Vio dengan tak minat

"Lo gak pinter bohong Vi"kata Raihan,Violet yang mendengar itupun langsung menghela nafas berat

"Kagak papa ah ellah gue cuma abis di gampar"balas Violet santai lebih tepatnya pura-pura santai.

"Jangan bilang gapapa di saat lo jelas-jelas lagi kenapa napa-"kata Raihan terpotong

"-Yaudah ayok gue anter pulang"sambung Raihan tak mau memperpanjang sebenarnya ia ingin menanyakan siapa yang telah menampar gadis itu tapi dia urungkan mengingat mungkin gadis itu tak ingin membahasnya dan juga itu adalah privasi ia tak berhak "dalam islam privasi itu harga mati".

Violet hanya mengangguk saja dan naik di jock belakang motor Vespa Raihan.

Tanpa mereka berdua sadari seseorang tengah memperhatikan interaksi mereka berdua dengan tangan yang mengepal,dia Revano...

Pemuda tersebut dengan amarah langsung pergi mengendarai motor nya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Beberapa menit kemudian dia sampai di apartemen nya dan membuka pintu dengan kasar.

"ARGHHH!"teriak Revano frustasi

Bughh

Bughhh

Bughhhh

Revano memukul dinding apartemen nya dengan keras darah mengalir di buku-buku jarinya.

"Kenapa? Kenapa harus Violet....."lirihnya dan terduduk dengan darah yang terus mengalir di tangannya

Pemuda itu duduk dengan posisi menunduk.

"Aku mau kamu Vio hikss"kata Revano setelah sekian lama terdiam di iringi isakan,yah inilah sisi lain dari seorang Revano William.

"A-aku mau dia hiks hiks hehehe"pemuda itu menangis dan di akhiri dengan kekehan hambar.

"ARGHHHHHH AKU MAU VIOLETT HIKSSSS MAU DIA MAU DIA"Teriak Revano seperti orang gila dan memukul tembok tak peduli dengan darah di tangannya

Bugh

"Dia harus jadi milik aku,gak ada yang boleh milikin dia selain aku"katanya  dengan mata memancarkan kilat obsesi yang kentara.

Katakan saja ia egois,apa yang dia mau harus jadi miliknya tidak peduli bahkan jika itu harus mengorbankan nyawa orang lain.

"Selamat datang di dunia aku Violetta...."lirihnya dan terjatuh pingsan.

Skip

Violet sedang berada di kamarnya sembari memikirkan sesuatu melupakan kejadian tadi.

"Kok gue bisa masuk ke dalam nih novel yah? Seingat gue waktu itu gue lagi belajar dah terus ketiduran yakali gue mati"monolognya heran

"Terus gue gak pernah ketemu Violetta asli kan biasanya gitu tuh kok gue beda sih"katanya sambil menyerngit bingung dan menggaruk tengkuk nya yang tak gatal

Tiba-tiba bisikin dari arah belakang terdengar di sela-sela kebingungan gadis itu.

"Kamu akan kembali setelah semuanya berakhir Vellenara"bisik sosok tersebut

Violet yang mendengar bisikan itu langsung meremang bulu kuduknya langsung berdiri dan bergumam.

"Apa iya..."gumamnya lirih dan tak berani menatap ke arah belakang dari mana bisikan itu berasal.

Tiba-tiba seseorang mengetok pintu kamarnya.

Tok tok tok

Violet yang mendengar itupun langsung bergegas ke arah pintu tanpa menoleh ke arah belakang,katakan saja ia penakut ia tak peduli soalnya ini sudah menyangkut hal ghoib tak mungkin sesederhana itu.

"Iya"katanya dan membuka pintu

Saat ia membuka pintu wajah seseorang langsung terpampang.

"Em anu"kata orang itu salah tingkah

"Kenapa?"tanya Violet dengan heran

"Emm itu di suruh turun ke bawah buat makan"katanya dengan cepat

"Oalah kirain kenapa kak"katanya dan berjalan beriringan dengan Vinley ke arah tunggu untuk turun (yes dia adalah Vinley) sembari berpikir mengapa Vinley sangat aneh.

Sesampainya mereka berdua di meja makan Vio dan Vinley langsung duduk di tempat masing-masing.

Mereka makan dengan tenang tanpa pembicaraan sedikitpun,tiba-tiba Lengkara berbicara

"Valno ada yang ingin papa bicarakan dengan kamu"kata Lengkara,Valno yang mendengar itupun langsung mendongak

"Apa pah?"tanya was-was

"Papa dan mama sepakat akan menjodohkan kamu dengan anak sahabat mama"jawab Lengkara Valno yang itupun langsung terbelak kaget dan menggebrak meja

Brukk.

"GAK BISA GITU DONG PAH!! AKU GAMAU!!"bentaknya
sedangkan Violet,Vinley,Virga dan Vania hanya menyimak tak berani membuka bicara.

Lengkara yang mendengar bentakan anaknya langsung naik pitam dan dengan langkah lebar berjalan ke arah Valno.

"VALNO!!"ucap Lengkara balik membentak dan menampar Valno sedang pemuda itu langsung mati kutu.

Plakk

Semua yang di meja terkaget kecuali Violet tentunya dia hanya santai menatap itu sembari terus memakan makanannya

"Keputusan papa udah bulat kamu akan papah jodohkan dengan anak sahabat mama"tegas Lengkara

"Tapi papa tau kalo aku cinta sama Frina ,aku gak bisa!"kata Valno dengan frustasi

"Justru karna itu kami menjodohkan kamu! Suka tidak suka papa dan mama gak peduli ini semua terjadi karna kesalahan kamu sendiri"Ucap Lengkara

"Kalian kayak gini sama aku semua gara-gara Violet kan!!"hardik Valno sedangkan Violet yang mendengar namanya di bawa-bawa hanya santai saja.

"Berhenti menyalahkan Violet atau orang lain karna dia tak ada sangkut pautnya dengan masalah ini dan sebaiknya kamu intropeksi diri"kata Lengkara lalu berlalu pergi di ikuti Vania di belakangnya.

Vinley yang dari tadi menyimak hanya bisa menghela nafas berat dan pergi dari sana tanpa mengucapkan sepatah katapun di ikuti Virga di belakangnya.

Sekarang disana hanyalah tinggal Violet dan Valno.

Violet dengan santai menghampiri Valno dan berkata.

"Uuuu kecian cemungut ya kakak eakk"ucapnya mengejek lalu tertawa pelan.

"Sialan,lo pasti udah tau tentang ini kan!"kata Valno ketika mendengar ejekan dari Violet

"Menurut lo"kata Violet sembari tersenyum miring dan pergi meninggalkan Valno yang mengepalkan tangannya menahan emosi.

"Awas lo Violet.."katanya dengan penuh dendam

Sedangkan Violet dengan langkah girang langsung berjalan ke arah kamar nya dengan perasaan puas, Ya dia puas dengan apa yang di alami Valno saat ini.

 
Bersambung

Sorry! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang