Prolog

22.8K 1.7K 84
                                    

happy reading guys, jangan lupa vote&komen

Revisi

°°°

Alegra Viana Mukti, nama lengkap gadis cantik berambut coklat yang kini merebahkan dirinya di tempat tidur, wajahnya menekuk sebal kala sibuk menikmati alur novel buatan sahabat nya yang berjudul "Possessive boyfriend" bukan karena alurnya yang buruk, namun sifat character nya yang membuatnya meradang.

"Si Via buat Novel alay amat." Ucap Alegra saat matanya membaca kalimat spek princess kayak kamu memang cocok buat pangeran sekolah.

Hueek, rasanya Alegra ingin muntah detik itu juga.

"Bagusnya tuh si antogonis yang jadi tokoh utamanya! Udah cantik, pemberani gak lemah, tenaganya kuli lagi! Lah ini? Sok lemah, jangan salahin Amara dong kalo dia bully si Ana, orang dia nya aja cengeng gitu."

"Muka sok polos, udah lemah lagi. Definisi gampang ditindas, cih anti banget gue!." Lanjutnya sembari berdecih sinis.

Jika saja Sahabatnya itu tak memaksa dirinya untuk membaca novel abal-abal buatannya, mungkin Alegra tak akan sejujur mereview-nya dengan menyebutan novel abal-abal.

"Pedes amat neng mulutnya." Sebuah suara menginterupsi Alegra dari acara misuh-misuh nya, gadis itu menoleh dan menemukan sahabatnya sekaligus si penulis novel yang bersandar di ambang pintu dengan menenteng dua kresek hitam.

"Ini tuh namanya jujur!" Ketus Alegra kesal, jika tak bisa melampiaskannya kepada Ana. Dilimpahkan kepada sang penulis pun sabi lah.

Vivian Arasya Niken, sahabat Alegra dari masa kanak-kanak itu terkekeh kecil mendengar suara ketus sahabatnya yang memang memiliki mulut sepedas boncabe level 50+50.

"Iya jujur, sampai jleb ketulang." Balas Vivian sambil menaruh tangannya didada seakan sakit hati dengan ucapan Alegra.

"Drama." Ucap Alegra singkat tanpa menoleh, sibuk membaca alur-alur novel yang kenyataannya sangat menarik, namun Alegra gengsi menyampaikan nya, apalagi setelah mengatai novel itu didepan penulisnya langsung.

Vivian mendengus lalu berjalan mendekat dan duduk disamping Alegra, tak lupa seorang wanita paruh baya yang memakai daster rumahan mengikuti dari belakang.

"Taruh dinakas aja bik piringnya." Ucap Vivian menunjuk nakas yang berada disamping tempat tidur Alegra.

Bi Siti, ART milik keluarga Alegra itu menaruh piring sesuai permintaan dari teman anak majikannya.

"Udah non, bibi pamit kebelakang lagi yak, takut ikannya diambil kucing tetangga." Ucap bi Siti setelah menaruh piring diatas nakas.

"Eitss, tunggu bentar bi." Vivian mengeluarkan sebuah bungkusan kertas minyak dari kresek yang ternyata berisi dua bungkus dan langsung memberikan satu bungkus yang berada di kresek itu kepada bi Siti.

"Nih bik, makasih bik udah bantuin saya." Lanjut Vivian.

"Loh saya juga dapet non, makasih ya non."

Bi Siti langsung menerimanya dan segera keluar setelah berpamitan, benar-benar takut ikan goreng spesial yang dia buat di makan kucing tetangga.

Tatapan Vivian berganti kearah Alegra yang masih mendalami alur novel buatannya, Ia mendengus melihat itu. Katanya tidak suka, katanya abal-abal kok dibaca, dasar manusia.

"Woy leg nih makan, gue bawain nasi Padang." Masih diam, Alegra tak menjawab sampai Vivian mendengus mengerti kejanggalan yang terjadi.

"Dua bungkus you sebungkus me." Tepat setelah Vivian selesai bicara, Bocah itu langsung menoleh dan melempar novel nya asal. Dalam hati Vivian meratapi novel yang dia buat susah payah berakhir mengenaskan dilantai.

"Makasih Vivi cantik pacarnya bright." Ucap Alegra manis, saking manisnya Vivian sampai ingin muntah.

"Tahu diri juga Lo." Sindir Vivian, merasa senang karena dipuji, apalagi kalo di puji Alegra yang hanya sering mengatai dan minus berkata manis, pernah sih, cuma pas ada maunya aja, Vivian udah hafal luar dalem.

Alegra hanya mengangguk-angguk kan kepala tak peduli, sambil mengulurkan tangan, meminta satu kresek yang Alegra yakini berisi dua bungkus nasi Padang.

"Nih makan. Gak habis gue sita tuh novel." Ancam Vivian lalu memakan makanannya.

"Ambil aja, toh gue udah selesai baca." Jawab Alegra santai. Vivian langsung menatap Alegra kaget.

"Serius udah? Lo baru beli tadi loh!" Tanya Vivian tak percaya, bagaimana tidak. Alegra baru membelinya sepulang mereka sekolah tadi. Lebih tepatnya Dua jam lalu.

Alegra mengangguk yakin sambil membuka sebungkus nasi Padang dan langsung melahapnya dengan mulut lebar, dengan mulut penuh gadis itu menjawab.
"He'em, udah dua kali malah gue baca ulang. Uhuk-uhuk-uhuk, minum njir." Vivian menepuk kepalanya keras, lalu mengaduh. Astaga Ia lupa membawa minum.

Vivian yang melihat wajah merah Alegra segera berlari kebawah setelah menaruh piring yang berada di pangkuannya ke atas nakas.

Mungkin itu memerlukan beberapa menit, kamar Alegra berada dilantai dua. Sedangkan dapur berada dilantai dasar, memikirkan itu Vivian dengan bodohnya bukannya langsung mengambil air malah berteriak memanggil nama Bik Siti.

"Ya Allah temen gue goblok banget..." Dan Bruk.

Alegra tak sadarkan diri dengan wajah memerah.

Tapi ada yang aneh, Novel yang semula berada di beberapa lembar menutup lalu terbuka lagi kembali ke lembar pertama.

Setelah itu hening seolah tak terjadi apa-apa, meninggalkan Alegra yang menghembuskan nafas terakhirnya disana.

°°°

Skuy Votenya kawan-kawan.

Figuran UwuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang