Gelud yok Altair!

11.1K 1.2K 217
                                    

Woy jngan lupa vote yak!
Iya tau Levan ganteng wkwk.

°°°

Siang hari yang panas seperti ini, lebih enak bergerumul dengan kasur didampingi novel kesukaan dan jangan lupakan minuman dingin rasa coklat kesukaan Herra. bukannya panas-panas seperti ini! duduk di bangku dekat dengan lapangan basket dan menemani manusia brengsek yang sialnya tampan. jika tahu begini endingnya, Herra lebih memilih mojok dikantin kalau tidak mangkal di samping tangga kelas 10 untuk menggodai para adik kelas unyu-unyu lewat.

Tapi Herra juga tidak rugi, apalagi disuguhi wajah lima laki-laki sahabat Sean. siapa lagi jika bukan, si lucu Garuda, si cuek Bryan, si toxic Anugerah, si dingin Calvin, dan Si playboy Celvin. oh jangan lupakan laki-laki sok ganteng tapi sikapnya kaya anjing, Althair. sumpah dikepala Herra saat ini, ada kata-kata penyemanggat buat bikin Altair tepar seketika.

bunuh Altair sekarang juga!

bunuh!

bunuh!

bunuhhhh!

"Althair Lo anjing! sini Lo kita main tonjok-tonjokan!" seketika hening.

bunyi decitan sepatu dengan lapangan licin itu tak terdengar lagi, apalagi bunyi teriakan serta pantulan bola yang di oper sana-sini. semuanya jadi hening, membuat Herra mengerjab menatap sekelilingnya bingung, sampai suara berat seseorang membuat Herra kembali tersadar.

"Lo siapa, mau ngajak gue berantem?" ucapan itu ternyata dari Altair, wajahnya penuh dengan keringat apalagi lehernya dan laki-laki itu yang sedang berdiri menghadap sinar matahari. wajahnya seperti berkilau apalagi didukung wajah tampan cowok itu, membuat Herra terpesona seketika jika tidak ada tangan besar dan hangat namun berbau masam yang menutupi matanya.

"Terpesona heh?" itu Sean, mau setidak suka apapun Herra pada Sean tak menutupi bahwa dia hafal dengan suara cowok itu luar dalam.

Nada Sean terdengar mengandung cemburu tapi Herra tak peduli, biar saja seenak cowok itu asal tak menganggu urusannya untuk membuat Alstair meminta maaf. tentu setelah puas memberi bogeman pada cowok sialan itu!

"Enggak!" Iya, Herra rasanya ingin menangis darah. Kenapa yang keluar malah beda? Segitu ciutnya Herra kepada Altair? Ya emang, gimana gak ciut. Mukanya itu loh, ganteng tapi nyeremin. Gak beda sama Si Sean!

Sedangkan Altair yang melihat keakraban mereka berdua mengeryit bingung, apalagi gerakan Sean yang tak kelihatan jijik untuk menyentuh hama seperti Herra. melihat semua itu, kesimpulan yang Altair dapat adalah sahabatnya sekaligus wakil ketua geng Venus ini belum memutuskan hubungan nya dengan Herra?

Sean mendengus saat mendengar elakan Herra yang terdengar menyentak, terlihat jelas pacarnya ini tadi sempat terpesona dengan wajah sahabatnya. segera Sean melingkarkan tangannya dipinggang ramping, tanda bahwa Herra hanya miliknya.

"Oh, jadi belum putus nih?" tanya Altair santai, alisnya terangkat sebelah saat melihat tangan Sean melingkar dipinggang Herra.

Sean yang mendengar ucapan Altair langsung mendengus, apa katanya putus? Sean sadar, mendapatkan memang mudah tapi melepaskan gadis yang ada digengamannya ini begitu saja setelah melihat perubahan gadis itu, tidak akan! Sean ingin mencoba. entah kenapa saat melihat perubahan drastis dari Herra, perasaan Sean tak terkendali. dia ingin selalu bersama gadis itu. walalu pun Sean tahu, malahan Herra yang enggan bersamanya kembali.

Figuran UwuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang