Dingin... Sesak.. Gelap..
"Aku dimana..? " Berjalan tanpa arah, tanpa bisa melihat apapun, tanganya menggapai gapai udara kosong berharap ada yg bisa ia sentuh. Entah apapun itu.
Dirasa tak ada gunanya ia berjalan tanpa arah , haechan memjamkan matanya berharap bisa menemukan jalan keluar dari tempat gelap dan sesak ini.
Beberapa saat kemudian ia membuka kedua matanya dan tempatnya berdiri berubah. Sekarang ia berada di pantai. " Ah iya.. Sekarang kan memang liburan keluarga" Pikirnya.Sayup-sayup terdengar suara gelakan tawa, itu keluarganya. Tapi tunggu, ada yang aneh. Kenapa disana ada 5 orang? Padahal dirinya disini. Siapa anak itu? Haechan beranjak dari tempatnya berdiri, berlari menuju tempat keluarganya berkumpul dengan seorang anak yg asing.
" Kakak dan mas jeno kenapa tambah muda dari sebelumnya? Wah bahkan Mas jeno seperti anak baru masuk SMA.." Aneh, itu yg dipikirannya sekarang. " Ayah.. " Panggilnya. Sang ayah mendengarnya lantas menoleh kearah sang anak. Tersenyum hangat dan tanganya mengisyaratkan untuk haechan duduk di samping nya " Hmm? Kenapa? " Sembari mengelus rambut halus haechan. " Siapa anak itu? " Mengarahkan pandangan nya ke anak ading dihadapanya " Hey.. Apa maksudnya anak itu.. Dasar tidak sopan. " Bukan ayahnya yg menjawab anak asing itu yang menjawabnya sendiri. Bingung dengan keadaan saat ini lantas haechan menatap wajah Bunda dan ayahnya dengan wajah yang menuntut penjelasan dari mereka.
" Hey haechan kenapa? " Tanya Bunda nya lembut saat melihat anaknya terlihat bingung.
"Aaa.. Apa yg terjadi sebenarnya..? " Haechan memegang kepalanya bingung dengan situasi sekarang.
" Haechan... Kau tidak mengenal....... " Belum juga ucapan kak johnny selesai, tiba tiba adegan berganti, haechan tiba-tiba berada dibawah air. Sesak.Tangannya menggapai gapai air berharap bisa membawanya ke permukaan dan mengambil nafas sepuasnya.
Di ujung putus asa nya ada tangan yg meraihnya. Anak asing itu, iya itu anak asing tadi. Dia yang menolong nya. " Kau tidak apa-apa? " Tanyanya. Haechan masih dengan nafas yang tersengal. Hanya bisa mengangguk untuk mengiyakannya.Seperkian detik kemudian ada ombak besar dibelakang mereka. Anak asing yang melihat itu menarik tangan haechan untuk menghindari nya. Haechan berlari dengan nafas yang belum stabil. Namun tiba-tiba anak asing itu berhenti "akh..!! " Ringisnya.
Belum sempat menanyakan apapun anak asing itu menyuruh haechan segera berlari menjauhi pantai. Sedang nya anak asing itu menunduk melihat kakinya yang mulai berdarah. Haechan bingung antara berlari atau menunggunya.
Namun anak asing itu memaksanya untuk segera pergi dari tempatnya. Dan wush..... 5 detik haechan berlari menjauhi tempat itu. Ombak besar membawa tubuh anak asing yang berjongkok melihat kakinya yg terluak.
Haechan tertegun. Apa yang terjadi?~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Haechan..!!!!!!! " Teriakan samar membuatnya menoleh kebelakang. Cahaya terang tiba-tiba menerjangnya. " Haechan..!!!!!! Hey.... Buka matanya.. " Seru orang-orang yang entah siapa itu.
Perlahan ia membuka matanya walaupun berat. Ah itu kakak dan orang tuanya. Bunda menangis sambil memeluknya, ayahnya menepuk-nepuk pipinya lembut. " Haechan.. Kau sudah sadar? " Suara lembut itu, iya itu Bunda dengan mata sembab nya.Haechan melihat sekelilingnya. Ini dimana? Haechan menyadari ini dirumah sakit setelah rombongan dokter dan perawat mendekati nya. Stetoskop dingin menyentuh dadanya. Jari telunjuk dokter bergerak ke kiri dan ke kanan di depan matanya mengisyaratkan untuk mengikuti arah jari itu bergerak.
" Bagaimana keadaan anak saya dok? " Suara bariton yang biasanya penuh wibawa sekarang terdengar sedikit bergetar dan penuh ke khawatiran.
" Bisa kita bicara di ruangan saya? " Anggukan dari ayak dan Bunda yang menjadi jawabnnya."Jaga adik kalian sebentar ya" Johnny yang semenjak tadi hanya diam menatap lurus kearah adiknya yang tering lemah mengangguki nya.
Lantas ayah dan Bunda mengikuti langkah dokter menuju keruangannya. Jantung mereka sudah berdegup kencang, takut hal buruk yang akan disampaikan oleh dokter." Baik bapak danBunda. Saya akan menjelaskan keadaan haechan" Mengangguk dan menelan ludah untuk mengurangi rasa gugup. Sepertinya ini bukan kabar baik.
" Anak bapak dan Bunda tadi sempat mengalami gagal nafas dan henti jantung selama kurang lebih 15 menit dari tempat kejadian ke rumah sakit. Untuk saat ini tidak ada yg perlu dikhawatirkan. Tapi untuk 3 hari kedepan anak bapak dan Bunda akan ada dibawah pengawasan medis secara intensif untuk observasi apakah ada efek samping yg serius atau tidak." Ada rasa lega dalam dada , tapi tak dapat di pungkiri masih ada rasa khawatir dengan perkataan dokter tadi. "Efek samping" , satu kata yang membuat rasa Khawatir bergejolak dalam dada sepasang orang tua itu.
Dikamar rawat haechan. Johnny mengelus rambut haechan dan jeno menggenggam tangan haechan. Haechan kembali terlelap setelah beberapa saat membuka matanya. " Kak... Haechan gak papa kan? " Tanya Jeno kepada sang kakak. " Ga papa. Pasti dan harus baik baik saja. " Jhonny berusaha meyakinkan adik pertamanya itu. Padahal dirinya pun sedang takut dan kalut dengan keadaan adik bungsunya saat ini.
Pintu kamar rawat terbuka menampilkan ayah dan Bunda yang tersenyum kearah anak anaknya. " Jeno.. Jhonny.. Kalian pulang aja dulu. Besok kan kalian kerja dan kuliah. Apalagi Jeno. Pasti banyak tugas kan? " Ucap sang Bunda. Johnny dan Jeno menggelengkan kepalanya kompak.
" Kalian pulang aja dulu ya.. Besok baru balik kesini setelah kegiatan kalian selesai. Biar ayah danBunda yang jaga adik kalian. Kalian tenaga saja. Haechan ga papa kok. Besok pas dia bangun udah sehat lagi. Siap siap diusilin lagi " Canda sang ayah sembari membujuk anaknya untuk pulang.
Mau tidak mau mereka mengangguki nya . " Kakak dan mas Jeno pulang dulu ya adek.. Cepet bangun.. Ga suka ah mas liat adek tidur dan kalem gini.. " Ciuman mendarat di dahi haechan dari Jeno. " Ayah Bundakami pamit pulang dulu. Kabari kalau haechan sudah bangun" Jempol sang ayah diangkatnya untuk menjawab.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
TBC
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
They Never Know | Haechan (END)
Ficção AdolescenteTerimakasih telah membuat cerita indah. Tapi maaf. Semua itu hanya ekspektasi kalian.