Hidup memang penuh hal yang tak terduga. Kejadian yg bahkan tidak diperkirakan bisa saja terjadi.
Bagaikan kejutan kejutan kecil dari Tuhan. Kejadian ini bahkan sudah di perkirakan oleh Jeno dan keluarganya.
Kejadian dimana haechan akan mengingat kelakuan tak pantas mereka terhadap haechan. Bahkan mereka sudah menyiapkan diri jika saja haechan mengingatnya dan marah besar.
Kejadian yang mereka perkirakan benar-benar terjadi. Jawaban dan hati yang katanya sudah siap dengan ini, nyatanya tak sanggup.
Mendengar suara hati haechan yang sudah lama dipendam nya tentunya membuat mereka menyesal. Merutuki kelakuan mereka di masa lalu. Terlebih lagi ayah dan bunda. Mereka merasa gagal menjadi orang tua yang baik.
Bukan. Bukan merasa tapi memang sudah menjadi. Menjadi orang tua yang gagal.
Johnny dan Jeno tak kalah menyesalnya. Kenapa waktu itu tidak bisa menghentikan apa yang terjadi. Kenapa mereka hanya menjadi kakak pengecut yg diam saja saat adik mereka dihakimi tanpa sebab yang pasti.
Takut. Ya. Satu kata itu yang menjadi penghalang nya.
Keluarga haechan sebenarnya ingin sekali mengucapkan kata maaf sejak awal. Namun gengsi selalu menguasai.
Hingga peristiwa itu terjadi, haechan kehilangan ingatannya. Alih-alih meminta maaf, keluarga haechan malah sepakat untuk bersikap layaknya tak ada yang terjadi.
Hanya saja yang berubah, kedua orang tua haechan menjadi lebih menunjukkan rasa sayangnya kepadanya. Dan kedua kakaknya menjadi protektif terhadap adiknya.
Tentu saja itu membuat haechan senang, "dulu" Sebelum dia mengingat memorinya yg sempat tenggelam.
Sekarang bagaimana? Entahlah. Untuk sementara mungkin haechan akan pasrah mengikuti alur tanpa berbuat apapun.
Mau marah juga sudah ga berarti, hanya kecewa yang mendalam yang tersisa.
●○●○4 bulan kemudian●○●○
Beberapa bulan sudah Haechan lewati, setelah semua ingatannya kembali sepenuhnya.
Bagaimana kesehariannya? Ya dia mengikuti alur nya saja. Kemana dia akan dibawa, dan apa yg terjadi. Sudahlah. Haechan akan mengikuti semuanya.
Entah keputusan nya ini akan membawanya pada akhir yang bahagia atau malah sebaliknya.
Haechan sudah mulai beraktivitas seperti biasanya. Hanya saja ada beberapa tambahan jam pelajaran untk mempersiapkan ujian kelulusannya nanti.
Tahun terakhir di masa putih Abu-Abu, tahun yang penuh kejutan. Dia jalani harinya seperti tidak ada peristiwa apapun yang terjadi.
Yang dia fokuskan adalah belajar, dan lulus dengan nilai memuaskan. Dengan harapan semua itu dapat membuktikan bahwa dirinya bisa dan tidak akan terus menerus hidup dalam bayang bayang adiknya.
●○●○●○●○
Hari menjelang sore, dan haechan baru saja menapakkan kakinya di pekarangan rumah. Tampak sepi dari luar, tapi sudah ada mobil yang terpakir dan menandakan ada orang rumah yang sudah pulang.
Haechan hendak membuka pintu dan dia mendengar sayup sayup suara orang yang sedang berbicara.
"Dia sudah ingat semuanya"
Suara pertama yang terdengar oleh haechan dan dia langsung mengerti apa yang mereka bicarakan.
Mengurungkan niat untuk membuka pintu dan berdiam diri sembari mendengarkan kelanjutan pembicaraan itu.
"Kita sudah meminta maaf, jadi apa lagi yang menjadi masalah? "
"Bukan itu, tapi sikap haechan sedikit menjauh" Ucap ayah.
Haechan tersenyum tipis mendengarnya. Apa yang dikatakan ayahnya ini sungguh membutuhkan jawaban? Apakah dia tidak sadar apa dampak yang mereka lakukan dahulu?
Iya benar, haechan sudah memaafkan semua yang sudah mereka lakukan di masa lalu. Tapi, tidak semudah itu untuk melupakannya.
Sikapnya itu dampak dari yang mereka lakukan, dan sekarang mereka masih menanyakan tentang sikap nya?
Benarkah keluarga mya sudah berubah menyayanginya? Pernyataan ayahnya membuat haechan ragu akan hal itu.
Tak mau semakin jauh mendengar perkataan yang mungkin dapat menyakiti nya. Haechan memutuskan masuk ke dalam rumah.
"Assalamu'alaikum,. " Seketika kedua orang dalam rumah menengok ke arah haechan dan terlihat bahwa mereka sedikit terkejut dengan kedatangannya.
"Wa'alaikumsalam sayang,.. Gimana sekolah? Capek ya? " Menerima salam dari haechan.
Haechan mengangguk sembari mencium tangan kedua orang tuanya.
"Yaudah sana ganti baju, setelah itu makan lalu langsung istirahat ya"
"Jangan main game terus"
"Iya ayah... "●○●○●○●○TBC●○●○●○●○
Hai hai~
Kembali lagi bersama author yang update sesuka hati( ͡°³ ͡°)
Ada yang nunggu ga nih ya?
Kalau ada.. Terimakasih sudah menunggu cerita abal-abal iniMaaf lamaaaaa....
Otak lagi stuck ga bisa mikir
Cerita ini mungkin akan tamat di part 15 / 16
Oke see ya~
KAMU SEDANG MEMBACA
They Never Know | Haechan (END)
Roman pour AdolescentsTerimakasih telah membuat cerita indah. Tapi maaf. Semua itu hanya ekspektasi kalian.