11. Drama

849 96 9
                                    

**Catatan**
//kalimat bercetak miring adalah flashback//

●○●○●○●○

Hidup itu memang selalu penuh kejutan. Bagaikan drama yang membutuhkan masalah untuk membuatnya sempurna. Tak disangka, tak terduka dan datang begitu saja secara tiba-tiba.

Sama hal nya dengan yang dialami haechan sekarang. Mendengar 1 kalimat yang keluar dari mulut mas nya itu seakan membuat dunia nya berhenti sesaat. Sulit mencerna 1 kalimat sederhana yang didengar nya.

" Bener bund,? " Hanya kata itu yang bisa terucap setelah beberapa saat terdiam. Bunda terkesiap mendengar nya, bingung akan menjawab apa.

Haechan menatap semua keluarganya dengan tatapan menuntut jawaban. Apa yang tidak di ketahui nya? Apa hanya dia saja yang tidak tahu? Apakah dia terlalu bodoh untuk mengetahui semuanya?. Pikirannya penuh pertanyaan dan slenario buruk yang di buatnya.

" Bunda.. Ayah.. Ada yang mau di ceritakan ke haechan ga? Sepertinya cuma haechan disini yang tidak tau. Haechan merasa seperti orang paling bodoh saat ini. " Rutuk haechan dengan suara sedikit bergetar. Buliran bening sudah meluncur bebas ke pipi tirus nya.

Jeno yang memulai itu semua sepertinya sadar apa yang dia ucapkan adalah hal yang salah. Atau apa ini hal yang benar? Entahlah. Saat ini dia merasa iba melihat adiknya putus asa seperti ini.

" Iya adek. Kamu punya adik kembar" Lagi dan lagi kalimat sederhana yang mampu membuat haechan tertegun. Bunda sudah tidak sanggup menahan tangisannya.

" Maaf.. Maafkan bunda.. Ini salah bunda. " Haechan semakin bingung dibuatnya. Untuk apa permintaan maaf bunda? Apa bunda melakukan kesalahan?

Ayah yang masih bisa mengendalikan dirinya berusaha menjelaskan pada Haechan. " Benar apa yang masmu katakan. Kamu kembar haechan. Dan nama saudari mu adalah Ara. Perempuan cantik, manis, dan cerah sepertimu" Ucap sang ayah dengan senyuman tipis menceritakan satu satunya putri nya di keluarga ini.

"Lalu kemana dia? " Tanya haechan sembari menghapus sisa air matanya. Ayah juga menenangkan istrinya dengan menepuk pelan pundaknya. "Ara udah bahagia, dia mungkin sedang bermain dengan temannya disana" Jawab bunda dengan pandangan ke atas.

Mengerti. Haechan mengerti jika saudarihya yang bahkan baru diketahuinya sudah tidak di dunia ini. "Kenapa? " "Kenapa bisa? Kenapa haechan ga tau dia? " Suara haechan meninggi. Entahlah dia tiba-tiba merasakan emosi yang bergejolak.

Dadanya panas dan terus bergemuruh seakan memintanya untuk mengeluarkan semua emosi yang dirasakannya. Menepuk dadanya kencang berharap rasa itu hilang.

Dengan nafas memburu dan air mata yang terus keluar dari mata indahnya. Haechan berjalan mendekat kepada kedua orang tuanya. "Sebenarnya apa yang tidak aku ketahui selama ini? " Ucap haechan sedikit bergetar dan dingin. Menatap tajam ke pada kedua orang tuanya.

Tidak sopan memang, tapi untuk saat ini dia tidak peduli itu. Dia hanya ingin tau kebenaran apa yang tidak diketahui nya.

"Haechan.. Tenangkan dirimu dulu.. Nanti kamu akan sesak lagi" Jeno menarik lembut tubuh haechan untuk sekedar duduk menenangkan diri. Namun tanpa diduga tangannya di tephs dengan kasar oleh haechan.

Jelas itu membuat semua orang yang melihatnya terkejut. Seperti melihat haechan yang dulu kembali.  " Gimana bisa aku tenang setelah semua ini? Dan masih belum juga ada jawaban da.. Dari ka.. Kalian" Ucapnya terbatas karena nafasnya yang semakin berat.

"Kamu tanya dia kenapa bisa meninggal kan? Kenapa kamu tidak mengingat nya atau bahkan mengenalnya? " Suara tegas terdengar.  Ya itu suara Johnny yang sedari tadi berdiam diri.

They Never Know | Haechan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang