𓅪Finally𓅪

68 20 15
                                    

"JUSTIN!!!"

"ZOYA! Please, ajarin gue buat ngitung buah apel yang jatoh, " Justin memohon pada Zoya dengan menyatukan tangannya.

Zoya mengerjapkan matanya beberapa kali untuk mencerna semuanya. Ia pikir Justin akan melakukan hal yang tidak-tidak pada dirinya. Ternyata Justin hanya memohon untuk diajari ilmu menghitung buah apel yang jatuh.

Lalu, kenapa Justin membawanya ke kamar? Bahkan mengunci pintu kamarnya.

"Maksud lo hukuman tadi apa?"

"Hukuman lo, Lo harus ngajarin gue sampe bisa." Jawab Justin.

"Lo pasti mikir hal yang enggak-enggak, kan?" Tebak Justin.

"Yaiyalah! Lo ngapain bawa gue ke kamar lo?! Dikunci lagi pintunya!" Protes Zoya.

"Karena kalo diruang tamu nanti, anjing gue bakal gangguin gue belajar buat ngajak gue main sama dia. Dan pintunya gue kunci karena anjing gue bisa buka pintu sendiri." Jelas Justin panjang lebar.

"Ternyata, anjing lo lebih pinter dari lo Just." Tutur Zoya.

"Maksud lo apa?!"

"Kenapa lo gak bawa gue ke rumah gue aja?!"

"Bukannya lo lupa buat bawa kunci rumah lo?!"

"Oiya."

"Udah ayok ajarin gue."

"Btw, Just gue boleh nanya?" Tanya Zoya ragu.

"Silahkan,"

"Waktu semalem lo pindahan gue belum liat bokap lo,"

"Yaiyalah! Bokap, gue kan dah ada didalem tanah bertahun-tahun yang lalu." Jawab Justin. Selemot-lemotnya Zoya ia paham maksud dari kata-kata Justin itu. Dan Zoya juga melihat kesedihan dimata Justin.

"Maaf Just, gue gak bermak-"

"Gapapa, btw gue boleh nanya hal yang sama?"

Zoya mengangguk, "bokap gue kerja di New York. Setahun sekali bokap gue pulang tapi, tahun kemaren bokap gue gak bisa pulang karena banyak kerjaan." Jelas Zoya Ia menundukkan kepalanya sedih.

Justin mengelus rambutnya Zoya, "jangan sedih Zoy, nanti imutnya ilang," Tuturnya.

Zoya tersenyum lebar mendengar perkataan Justin.

Berarti Justin mengakui keimutannya.

"Yaudah, sini gue ajarin. Eh tapi Just,"

"Tapi apa?"

"Gue laper..."

"Ntar gue go food-in makanan 5 tak sehat tapi sempurna," Ucap Justin.

"MAKASIH JUSTIN!!" Teriak Zoya berdiri diatas ranjang Justin lalu, melompat memeluk Justin erat.

Justin terkejut ketika dengan tiba-tiba saja Zoya melompat dan memeluknya sangat erat. Namun, dalam hati Justin ia merasa senang.

Justin pun membalas pelukannya gadis imut itu dengan tak kalah erat.

Setelah, hari itu Zoya dan Justin menjadi sangat akrab dan dekat. Mereka selalu pergi keluar bersama-sama mengelilingi kota dan menikmati senja.

Ibu mereka berdua pun sudah tak asing dengan kedekatan mereka berdua. Bahkan, setiap ada waktu Larissa dan Nina mengobrol berdua membicarakan hal-hal mengenai anak mereka masing-masing.

Kini, Justin dan Zoya mengobrol lewat balkon kamar mereka. Balkon kamar mereka hanya berjarak beberapa meter, sehingga memudahkan mereka untuk saling berbicara.

Not the sameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang