⚠Perhatian!⚠
Chapter ini cukup panjang, disarankan membaca dengan posisi yang paling nyaman!
Empat minggu sudah berlalu, liburan akhir semester pun sudah berakhir sejak satu minggu yang lalu.Diminggu keduanya kembali bersekolah di SMA Glory itu. Zoyana Syerarachell, seolah tak mempunyai semangat hidup lagi. Disaat semua orang disekitarnya tengah bersorak-sorai karena menonton pertandingan basket antara anak IPA dan IPS.
Gadis itu justru, hanya duduk menyendiri dengan menatap seseorang yang dulu selalu ada untuknya, selalu berada di dekatnya dan tak pernah membiarkan dirinya merasa kesepian itu.
Sekarang, tak ada lagi di sampingnya, wujudnya memang masih berkeliaran disekitar dirinya. Namun, raga dan hati orang itu kini, sudah tak lagi untuknya.
"AWASS!" Teriak seseorang dari anak IPA yang sedang bertanding tadi, ketika melihat bola basket yang dilempar oleh anak IPS itu sebentar lagi akan menerpa wajah Zoya.
Zoya yang memang sedang melamun itupun, tak bergerak sedikitpun untuk menghindari bola basket itu.
HAP!
"Lo gapapa? Untung aja gue cepet nangkapnya, kalo gak, mungkin sekarang hidung lo udah berdarah." Ucap lelaki yang merupakan anak IPA yang tadi berteriak padanya.. Lalu, terdapat seorang gadis yang menghampiri lelaki itu dan langsung memeluk lengan kiri lelaki itu.
Lelaki itu adalah Justin Bennedict, lelaki yang dulu selalu berada di dekat Zoyana Syerarachell.
Dan gadis yang disamping Justin adalah Jessica Arkandini, musuh bebuyutannya Zoya.
"Woy! Lo bego ya? Bukannya ngehindar malah diem aja! Oh, atau? Lo sengaja, kan? Buat bisa deket-deket sama cowok gue?!" Tuduh Jessica.
Zoya yang semula tadi hanya duduk dan menatap kosong ke arah lelaki tadi. Langsung berdiri menatap tajam Jessica, "ngaca bego! Gue peringkat 1 paralel disini! and then, Cowok yang lo sebut cowok lo ini, dulu---" Zoya beralih menatap sendu manik Justin.
Lalu, Zoya menatap tajam Jessica lagi, "dia gak pernah melihat cewek lain, selain gue." Balasan menohok dari Zoya ini membuat Jessica marah besar.
Zoya berniat melenggang pergi dari sana, "Bangsat! Belagu banget lo anjing!!" Tangan Jessica tergerak untuk menjambak rambut Zoya.
"Tunggu, Jess! Lepasin rambut cewek ini!" Titah Justin tak terbantahkan. Jessica pun melepaskannya.
Justin menarik tangan Jessica agar mengikuti dirinya, "sayang... Pelan-pelan dong!"
Justin membawa Jessica ke atas rooftop, "apa maksud omongan cewek tadi?"
Jessica terlihat gelagapan, "eumm, sayang... Cewek tadi itu mantan kamu, kamu mutusin dia karena kamu udah gak mau berhubungan dengan cewek yang beda agama sama kamu tapi, dia gak terima, terus dia dorong kamu makanya, kamu kecelakaan dan koma selama 2 minggu," Karangnya.
Jessica memeluk lengan kirinya Justin posesif, "sekarang, pacar kamu itu aku! Jessica Arkandini. Bukan Zoyana Syerarachell!" Ucapnya berusaha meyakinkan Justin.
'Zoyana Syerarachell' Nama ini terus saja terngiang-ngiang di telinga Justin. Entah, mengapa ia merasa tak asing dengan nama itu.
"Arghhh!" Tiba-tiba saja Justin merasakan sakit di kepalanya. Ia pun memijat pelipisnya untuk meredakan rasa sakit itu.
"Sayang, kamu kenapa?" Tanya Jessica cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not the same
Short Story"Dari awal kita tahu, bahwa kita tak sama. Tapi mengapa, kita tetap memaksa tuk bersama?" -Zoyana Syerarachell Murni pemikiran sendiri! Jika ada suatu kesamaan mungkin karena ketidaksengajaan.