𓅪Epilog𓅪

46 11 15
                                    

Zoya duduk didepan rumahnya, menunggu mobil Rey. Lelaki itu memaksa untuk menjemput dan mengantarnya ke bandara padahal, Zoya sudah menolaknya namun, Rey tetap keukeuh untuk mengantar dirinya ke bandara.

Zoya melihat sebuah mobil hitam di depan pagar rumahnya, ia yakin itu pasti mobilnya Rey

Zoya berjalan kedepan pagar dengan membawa kopernya tapi, sebelum itu ia mengunci pintu rumahnya terlebih dahulu.

"Morning! Putri Zoyana!" Sapa Rey dengan senyumannya.

"Pagi! Pangeran Reyfald!" Balas Zoya.

Zoya melihat kekursi belakang mobil Rey, ia terkejut melihat Dr. Renatta ada disana, "lho Dok? Mau ikut nganter aku juga ya?" Tanyanya.

"Enggak, btw Zoy, gak usah manggil 'dokter' panggil mamah aja!" Ia sengaja meminta Zoya untuk memanggilnya 'mamah' karena Renatta tahu kalau putranya sedang jatuh cinta pada gadis itu. Wanita itu berharap, semoga Rey dan Zoya berjodoh sehingga, Zoya bisa menjadi menantunya.

"Mamah?"

"Iya, kamu udah saya anggap seperti anak sendiri, Zoya." Jelas Renatta.

"Tapi, inget mah! Kalo mamah punya anak kandung!" Ujar Rey.

"Siapa?

" Ishh!"

"Makasih, Dok, eh Mamah." Ucap Zoya.

"Btw, kenapa mamah ikut juga?"

"Aku sama mamah mau temuin papah ke Singapura, Zoy." Jawab Rey.

"Kok, kamu gak ngasih tau pas kita telponan semalem?" Tanya Zoya sedikit kesal.

"Biar surprise, hahaha."

"Ishh!"

Lelaki bernama lengkap Reyfald Diftharama itu turun dari mobilnya. Mengangkat koper Zoya dan memasukkannya kedalam bagasi mobilnya.

"Ayok!" Ajak Rey.

Zoya mengangguk namun, sebuah suara mengusiknya, "Zoya!" Panggil Justin Bennedict.

Zoya berniat untuk tidak memperdulikan Justin namun, "Zoya, aku mohon! Aku pengen bicara sebelum kamu pergi dari sini..." Mohon Justin.

"Gapapa, Zoy! Aku tungguin kok!" Ucap Rey lalu, masuk kedalam mobil duluan.

"Mau ngomong apa?" Tanya Zoya pada Justin.

Justin tidak langsung menjawab ia justru mendekat pada Zoya, tanpa izin dari gadis itu ia memasangkan kalung pemberiannya yang dikembalikan oleh Zoya.

"Aku, mohon tetap pake kalung ini! Dan---

Aku make jam tangan pemberian kamu, ini." Ucap Justin menunjukkan jam tangan pemberian Zoya dulu yang kini, berada di pergelangan tangannya.

Zoya diam tak merespon ucapan Justin.

"Zoya, meski kisah kita terlalu menyakitkan untuk diingat dan dikenang. Tapi, aku tetap akan terus mengingat dan gak akan pernah ngelupain kamu, momen dan kebersamaan kita." Ucap Justin lembut.

Zoya tersenyum miring seolah berkata, 'bullshit!'

"Terserah, kamu mau percaya atau enggak. Btw, Zoy, apa aku boleh meluk kamu sebelum kamu pergi?"

Zoya diam sementara Justin maju satu langkah dan memeluk gadis itu sangat erat seolah tak ingin mengikhlaskan gadis itu pergi.

Disisi lain, Rey yang melihat Zoya dipeluk oleh Justin dari kaca spion tanpa sadar mengepalkan tangannya.

Renatta yang sadar anaknya sedang menahan amarah, "kalo, cemburu itu diperlihatkan! Jangan sok biasa aja! Gengsi? Yaudah biarin aja dia kembali ke masa lalunya!" Ucapnya membuat Rey tersindir.

Not the sameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang