𓅪Tak Sama𓅪

55 16 49
                                    

Seamin Tak Seiman

~𝐌𝐚𝐡𝐞𝐧 𝐜𝐨𝐯𝐞𝐫: 𝐌𝐢𝐜𝐡𝐞𝐥𝐚 𝐓𝐡𝐞a~

~𝐌𝐚𝐡𝐞𝐧 𝐜𝐨𝐯𝐞𝐫: 𝐌𝐢𝐜𝐡𝐞𝐥𝐚 𝐓𝐡𝐞a~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Zoya, apa kamu sudah memutuskan lelaki it-"

Belum selesai ayahnya berbicara, Zoya langsung memotongnya, "Udah," Ucap Zoya berbohong.

"Malam ini ayah mau kembali ke New York." Zoya terkejut mendengar pernyataan ayahnya ini.

"Apa? Baru tiga hari yah! Ayah disini dan sekarang. Ayah mau ke New York lagi?" Tanya Zoya menatap wajah Ferdi tak percaya.

"Maafkan Ayah, Zoya. Ayah ada kerjaan yang harus diselesaikan."

"Yaudah terserah," Zoya sudah pasrah ia tidak ingin bersuara lagi karena baginya hal itu hanya percuma saja. Dengan atau tanpa persetujuannya ayahnya pasti akan tetap pergi.

"Tapi, ingat! Selama ayah gak ada. Kamu tidak boleh dekat dengan lelaki itu lagi!" Titah Ferdi.

"Udah itu aja?"

"Setelah kamu ujian kenaikan kelas nanti ayah akan datang untuk menjemput kamu,"

"Maksud ayah apa?"

"Ayah pengen kamu ikut ayah ke New York nanti."

"Kenapa buru-buru sih yah? Kenapa gak pas aku lulus nanti aja?"

"Karena ayah tau kamu belum memutuskan lelaki itu." Jeda Ferdi.

"Ayah ke New York dalam 1 bulan ini. Agar kamu bisa menyelesaikan hubungan kamu dengan lelaki itu. Lalu, setelah itu kamu harus ikut ayah ke New York! Karena dengan kamu masih bersekolah disini ayah tau, kamu gak akan bisa melupakan lelaki itu secara, dia adalah lelaki yang kamu cintai setelah ayah." Jelas Ferdi membuat Zoya tertegun. Ia terdiam mendengar perkataan dari ayahnya yang semuanya memang benar itu.

•••

Agar kamu bisa menyelesaikan hubungan kamu dengan lelaki itu.

Lalu, setelah itu kamu harus ikut ayah ke New York!

Kalimat yang merupakan sebuah keharusan itu terus saja terngiang-ngiang di telinga Zoya.

Kalimat 1 bulan yang lalu, dikatakan Ferdi padanya, saat ayahnya itu ingin pergi ke New York.

"ARGHH STOP!!" gadis itu berteriak dibalik bantal agar teriakannya tidak terdengar sampai keluar kamarnya.

Zoya menoleh kekanan ke arah kaca jendela kamarnya yang tertutup gorden. Gorden itu sudah 1 bulan tergerai karena Zoya tidak ingin melihat Justin. Bukan tidak ingin, lebih tepatnya tidak sanggup.

Gadis itu berdiri dan berjalan ke arah tembok pojok kiri kamarnya. Disana terdapat banyak tempelan foto kebersamaan dirinya dengan Justin.

Zoya terfokus pada salah satu foto yang dimana ia sangat ingat, itu adalah foto yang di ambil ketika Justin memberikannya kejutan ulang tahun ketika tengah malam.

Not the sameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang